Rahasia di Balik Pilgub Jatim: Tim Risma-Gus Hans Bongkar Anomali Pemilu

TransparanNews, Dalam dinamika politik yang memanas, Pilgub Jawa Timur kembali menjadi sorotan setelah tim pemenangan pasangan calon Tri Rismaharini-KH Zahrul Azhar Asumta (Risma-Gus Hans) mengungkapkan

Redaksi

TransparanNews, Dalam dinamika politik yang memanas, Pilgub Jawa Timur kembali menjadi sorotan setelah tim pemenangan pasangan calon Tri Rismaharini-KH Zahrul Azhar Asumta (Risma-Gus Hans) mengungkapkan dugaan kecurangan masif yang dianggap merugikan paslon nomor urut 03. Pada konferensi pers yang digelar Senin (2/12/2024), Ketua Tim Pemenangan, KH Imam Bukhori atau yang akrab disapa Ra Imam, membeberkan sejumlah kejanggalan berdasarkan data yang diperoleh dari Sirekap KPU.

Anomali Tingkat Partisipasi Pemilih

Salah satu kejanggalan yang disorot adalah tingginya tingkat partisipasi pemilih di ribuan TPS, terutama di wilayah Madura. Data menunjukkan bahwa 2.801 TPS mencatat partisipasi pemilih mencapai 90-100%, dengan sembilan desa di Sampang bahkan mencatatkan angka 100% penuh.

Gambar Istimewa : suarasurabaya.net

Menurut Ra Imam, fenomena ini sangat tidak wajar, mengingat banyak warga Madura yang merantau dan tidak mungkin seluruhnya kembali untuk memberikan suara. “Hal ini harus dipertanyakan. Bagaimana mungkin angka partisipasi mencapai 100% di beberapa desa, padahal ada banyak warga yang tidak berada di tempat?” ujarnya.

Anomali ini dianggap berdampak signifikan pada hasil akhir, dengan selisih suara antara paslon nomor urut 02, Khofifah-Emil, dan paslon nomor urut 03 mencapai 637.176 suara.

Minimnya Perolehan Suara di Ribuan TPS

Kejanggalan lain yang tak kalah mengejutkan adalah temuan bahwa di 3.637 TPS, pasangan Risma-Gus Hans hanya memperoleh kurang dari 30 suara, bahkan di beberapa TPS tidak ada suara sama sekali. Situasi ini dinilai sangat tidak masuk akal mengingat tim mereka memiliki saksi di setiap TPS.

Selisih suara dari TPS-TPS tersebut tercatat mencapai 770.917 suara, dengan wilayah konsentrasi terbesar berada di Sumenep, Sampang, dan Pamekasan. “Bagaimana mungkin kami memiliki saksi di lapangan, tetapi suara kami hampir nihil di ribuan TPS?” tegas Ra Imam.

Perbedaan Jumlah Pemilih Pilgub dan Pilbup/Pilwali

Fenomena ketiga yang diungkap adalah jumlah pemilih Pilgub yang lebih tinggi dibandingkan Pilbup/Pilwali di 194 TPS. Temuan ini mencatat selisih 18.745 suara yang mayoritas menguntungkan paslon nomor urut 02. Fenomena ini paling mencolok terjadi di wilayah seperti Kota Madiun, Situbondo, dan Kota Kediri.

Menurut Ra Imam, selisih ini sangat tidak wajar karena secara umum, pemilih cenderung konsisten dalam memberikan suara pada Pilgub maupun Pilbup/Pilwali di daerah yang sama.

Langkah Selanjutnya dari Tim Risma-Gus Hans

Menanggapi temuan ini, tim pemenangan Risma-Gus Hans menyatakan akan melakukan analisis lebih mendalam untuk menentukan langkah hukum selanjutnya. Salah satu opsi yang sedang dipertimbangkan adalah mengajukan sengketa hasil Pilgub ke Mahkamah Konstitusi (MK).

“Kami berkomitmen untuk memperjuangkan keadilan hingga titik akhir. Temuan-temuan ini tidak hanya merugikan kami, tetapi juga mencederai demokrasi,” tegas Ra Imam.

Menanti Keputusan Hukum

Dengan temuan ini, publik menanti langkah konkret dari tim Risma-Gus Hans serta tindak lanjut dari lembaga terkait, termasuk KPU dan Bawaslu, untuk memastikan transparansi dalam proses pemilu.

Kasus ini sekaligus menjadi pengingat bahwa dalam setiap pemilu, integritas proses demokrasi harus dijaga agar tidak hanya mencerminkan kehendak rakyat tetapi juga memastikan hasil yang adil dan dapat dipertanggungjawabkan. Pilgub Jawa Timur kini menjadi salah satu kasus yang paling disorot, dan langkah hukum berikutnya akan menjadi penentu nasib demokrasi di provinsi ini.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Ikuti kami :

Tags

Related Post