TransparanNews, Langkah Presiden terpilih Prabowo Subianto yang mengumpulkan para calon menteri dan wakil menteri sebelum pelantikan, dinilai sebagai bukti nyata dari kepemimpinan strategis. Hal ini disampaikan oleh Bambang Soesatyo (Bamsoet), Anggota DPR sekaligus dosen tetap Pascasarjana Universitas Pertahanan (Unhan), dalam kuliah daring bertema “Kepemimpinan Strategis dalam Manajemen Perubahan,” Jumat (18/10/2024). Bamsoet memandang langkah ini sebagai salah satu bentuk antisipasi Prabowo dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni untuk menghadapi berbagai tantangan pemerintahan mendatang.
Bamsoet menjelaskan bahwa kepemimpinan strategis bukan hanya tentang bagaimana seorang pemimpin dapat memimpin secara efektif, tetapi juga tentang bagaimana mereka dapat menciptakan perubahan strategis yang diperlukan dalam suatu organisasi atau pemerintahan. “Kepemimpinan strategis itu tentang kemampuan mengantisipasi, memiliki visi, dan mempertahankan fleksibilitas. Memberikan kekuasaan kepada orang-orang yang tepat untuk menciptakan perubahan yang dibutuhkan adalah inti dari kepemimpinan ini,” jelas Bamsoet.
Peran SDM dalam Keberhasilan Organisasi
Dalam era globalisasi yang terus berkembang, organisasi dan pemerintahan diharuskan untuk menyesuaikan diri secara terus menerus guna melakukan perubahan dan perbaikan. Menurut Bamsoet, SDM merupakan elemen kunci dalam menentukan keberhasilan suatu organisasi, termasuk dalam pemerintahan. “Organisasi yang berhasil adalah yang mampu mengelola SDM berkualitas, berdaya saing tinggi, dan dapat menjalankan tugasnya dengan efektif, produktif, serta profesional,” ujarnya.
Gambar Istimewa : statik.tempo.co
Budaya organisasi, lanjut Bamsoet, juga menjadi faktor penting dalam menciptakan kinerja organisasi yang optimal. Organisasi atau perusahaan yang ingin bertahan dan sukses dalam persaingan yang ketat di era globalisasi harus mampu mengelola budaya organisasinya dengan baik. Dinamika perubahan yang terjadi di sekitar organisasi harus diperhatikan dengan saksama agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan maksimal.
Kepemimpinan Prabowo: Fokus pada Pembekalan dan Konsolidasi
Langkah Prabowo untuk memberikan pembekalan kepada calon menteri dan wakil menterinya merupakan contoh nyata dari perubahan yang ingin ia terapkan dalam struktur pemerintahan. Bamsoet menyebut bahwa hal ini berbeda dengan praktik kepresidenan sebelumnya, di mana dari masa Presiden Soekarno hingga Presiden Jokowi, belum pernah ada pembekalan khusus bagi calon menteri sebelum pelantikan. Prabowo tampaknya ingin memastikan bahwa para calon menteri dan wakil menterinya satu visi dalam menjalankan program-program strategis yang telah ia rancang.
Pembekalan ini dilaksanakan selama dua hari, yaitu pada 16-17 Oktober 2024, di kediaman Prabowo di Hambalang, dan akan dilanjutkan dengan pembekalan lanjutan di Akademi Militer Magelang pada 23-27 Oktober 2024, setelah para menteri resmi dilantik. Bamsoet menilai bahwa langkah ini menunjukkan komitmen Prabowo untuk menciptakan kabinet yang solid dan siap bekerja sejak hari pertama.
“Sebagai pemimpin, Prabowo tentu ingin memastikan bahwa kabinetnya tidak hanya memahami visi dan misinya, tetapi juga berkomitmen untuk tegak lurus terhadap aturan yang ia tetapkan. Salah satunya adalah larangan bagi menteri dan wakil menteri untuk menyalahgunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) demi kepentingan pribadi,” tegas Bamsoet.
Pentingnya Kepemimpinan Strategis dalam Menghadapi Tantangan Pemerintahan
Dalam pandangan Bamsoet, kemampuan Prabowo untuk mengantisipasi tantangan dan mempersiapkan tim yang solid adalah kunci dari manajemen perubahan yang efektif. Dalam organisasi, termasuk pemerintahan, perubahan sering kali tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus memiliki visi yang jelas, fleksibilitas dalam merespons perubahan, dan kemampuan untuk memberikan kekuasaan kepada orang-orang yang tepat untuk menjalankan perubahan tersebut.
“Kepemimpinan strategis ini sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu organisasi atau pemerintahan. Seorang pemimpin harus mampu membangun visi dan misi yang jelas, dan mengarahkan organisasinya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Inilah yang sedang dilakukan oleh Prabowo melalui konsolidasi dan pembekalan ini,” ujar Bamsoet.
Selain itu, Bamsoet juga menekankan pentingnya budaya organisasi dalam mendukung pencapaian tujuan pemerintahan. Budaya organisasi yang baik dapat membantu SDM bekerja lebih produktif dan profesional, serta menciptakan suasana kerja yang kondusif untuk mencapai target-target pemerintahan yang telah ditetapkan.
Harapan Bamsoet terhadap Kabinet Prabowo
Bamsoet berharap langkah-langkah yang diambil oleh Prabowo dalam mempersiapkan calon menteri dan wakil menteri ini dapat menjadi contoh bagi kepemimpinan masa depan. Menurutnya, pembekalan ini tidak hanya penting untuk mempersiapkan menteri secara teknis, tetapi juga untuk menciptakan soliditas kabinet dan memastikan bahwa setiap anggota kabinet memahami peran dan tanggung jawab mereka dalam menjalankan pemerintahan.
“Pembekalan ini bukan hanya soal teknis administrasi atau birokrasi, tetapi lebih kepada membangun sinergi di antara para menteri dan wakil menteri. Prabowo ingin memastikan bahwa semua anggotanya paham benar akan tugas mereka dan siap bekerja sama dalam mewujudkan visi Indonesia yang lebih maju,” pungkas Bamsoet.
Dengan segala persiapan yang dilakukan, kabinet Prabowo diharapkan dapat menjadi pemerintahan yang solid, efektif, dan berorientasi pada hasil. Masyarakat Indonesia tentu menunggu langkah-langkah konkret dari kabinet ini setelah dilantik dan bagaimana mereka akan membawa perubahan positif bagi negeri ini.