TransparanNews, Turin, 22 Oktober 2024 – Nama Kenan Yildiz kian ramai diperbincangkan oleh penggemar Juventus. Pemain muda berbakat ini mencuri perhatian sejak memecahkan rekor sebagai pencetak gol termuda Juventus di Liga Champions, menggeser legenda klub, Alessandro Del Piero. Namun, meskipun awal kariernya terlihat cerah, performanya belakangan ini menjadi sorotan tajam, terutama setelah sering ditempatkan di posisi yang dinilai kurang efektif oleh beberapa pengamat.
Salah satu kritikus yang cukup vokal adalah mantan pemain Juventus, Massimo Mauro, yang menilai Yildiz kerap menempati posisi yang salah di lapangan. Mauro bahkan mengungkapkan bahwa sang pemain muda lebih efektif ketika bermain di posisi gelandang serang, ketimbang sebagai winger kiri seperti yang sering diperankan Yildiz di bawah asuhan Massimiliano Allegri.
Kritik terhadap Posisi Kenan Yildiz
Massimo Mauro secara tegas menyampaikan pendapatnya bahwa Yildiz tampil kurang maksimal sebagai winger kiri. Ia merasa bahwa Yildiz terlalu mudah ditebak oleh lawan ketika bermain di posisi tersebut, dan hal ini berdampak pada penampilannya di lapangan. “Dalam beberapa pertandingan, Yildiz tampak tidak nyaman di posisi itu. Ia tidak bisa memaksimalkan potensi terbaiknya. Menurut saya, ia lebih efektif saat bermain di posisi gelandang serang, di mana ia bisa bergerak lebih bebas dan mendapatkan peluang yang lebih baik,” ujar Mauro.
Gambar Istimewa : imgsrv2.voi.id
Kritik ini bukan tanpa alasan. Dalam pertandingan debutnya musim ini melawan Como, Yildiz bermain sebagai gelandang serang dan tampil sangat baik. Ia bergerak dinamis di tengah lapangan, sering kali turun ke sayap, dan menciptakan banyak peluang bagi timnya. Penampilan tersebut menunjukkan betapa berbahayanya Yildiz ketika diberi kebebasan di lini tengah. Namun, setelah kedatangan Teun Koopmeiners ke Juventus, Yildiz dipindahkan ke posisi winger kiri, yang menurut Mauro justru membatasi kreativitasnya.
Pergantian Peran dan Pengaruhnya
Yildiz memang berada di posisi sulit setelah Juventus kehilangan Federico Chiesa yang hijrah ke Liverpool pada bursa transfer musim panas lalu. Dengan hengkangnya Chiesa, Juventus membutuhkan sosok baru di sisi kiri serangan mereka, dan Yildiz dianggap sebagai pengganti yang potensial. Namun, tantangan besar muncul karena gaya bermain Yildiz yang berbeda dengan Chiesa. Jika Chiesa lebih agresif sebagai winger, Yildiz justru lebih nyaman bermain sebagai playmaker atau gelandang serang, di mana ia bisa mengatur tempo permainan dan memberikan umpan-umpan kreatif.
Dalam 10 pertandingan yang sudah dilakoni Yildiz di semua kompetisi musim ini, ia baru mencatatkan satu gol dan dua assist, statistik yang belum cukup memuaskan untuk pemain yang diharapkan mengisi posisi penting di sayap. Selain itu, Yildiz sering kali terlihat kesulitan dalam memberikan dampak langsung saat dimainkan di posisi winger kiri. Ia kurang efektif dalam mengambil keputusan, sering kali terjebak dalam duel satu lawan satu yang tidak menguntungkannya.
Perpanjangan Kontrak hingga 2029: Masa Depan di Juventus
Meski performanya di beberapa laga belum memenuhi ekspektasi, Juventus masih menunjukkan keyakinan besar terhadap Kenan Yildiz. Baru-baru ini, klub memperpanjang kontraknya hingga 2029, sebuah komitmen yang menunjukkan bahwa Juventus melihat potensi besar dalam dirinya untuk berkembang lebih jauh. Yildiz juga diberi nomor punggung 19, nomor yang identik dengan pemain penting dalam sejarah klub.
Perpanjangan kontrak ini juga berarti bahwa Juventus akan terus berinvestasi pada perkembangan Yildiz, memberikan waktu dan kesempatan baginya untuk menemukan posisi dan peran yang paling sesuai di tim. Namun, pertanyaan yang muncul adalah, apakah pelatih Massimiliano Allegri akan mempertimbangkan kritik seperti yang disampaikan oleh Massimo Mauro? Apakah Yildiz akan kembali diberikan kebebasan di lini tengah atau justru tetap menjadi eksperimen di posisi winger kiri?
Tantangan yang Harus Dihadapi Yildiz
Tantangan besar bagi Yildiz bukan hanya soal posisi, tetapi juga soal konsistensi dalam performanya. Sebagai pemain muda, tentu wajar jika ia mengalami pasang surut, terutama ketika harus bermain di level tertinggi seperti Serie A dan Liga Champions. Namun, yang menjadi perhatian adalah bagaimana Yildiz bisa memaksimalkan kemampuannya di posisi manapun yang ditugaskan kepadanya.
Jika Allegri memutuskan untuk mempertahankannya sebagai winger kiri, Yildiz perlu belajar beradaptasi dengan cepat. Ia harus meningkatkan kemampuan dalam melewati pemain lawan dan menciptakan peluang di area yang lebih sempit. Namun, jika Juventus memutuskan untuk mengembalikannya ke posisi gelandang serang, Yildiz mungkin akan lebih leluasa dalam mengekspresikan gaya bermainnya yang kreatif.