TransparanNews, Petenis nomor satu dunia Jannik Sinner, harus menerima kenyataan pahit setelah dijatuhi sanksi larangan bertanding selama tiga bulan. Hukuman ini dijatuhkan setelah Badan Anti-Doping Dunia (WADA) mencapai kesepakatan dengan Sinner terkait hasil tes positif doping tahun lalu. Keputusan ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah Sinner masih bisa tampil di French Open 2025?
Gambar Istimewa: usatoday.com
Masa Skorsing dan Implikasi bagi Sinner
Berdasarkan laporan BBC News pada Sabtu (15/2/2025), petenis asal Italia berusia 23 tahun itu mulai menjalani skorsing sejak 9 Februari hingga 4 Mei 2025. Dengan demikian, ia masih berpeluang untuk tampil di French Open yang akan berlangsung mulai 19 Mei 2025.
Kasus ini berawal dari hasil investigasi Badan Integritas Tenis Internasional (ITIA) pada 2024, yang awalnya tidak memberikan sanksi kepada Sinner meski ia dinyatakan positif menggunakan clostebol, zat yang masuk dalam daftar terlarang. Namun, WADA kemudian mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) dengan tuntutan larangan bertanding hingga dua tahun.
Setelah melalui proses hukum yang cukup panjang, WADA akhirnya menerima penjelasan dari Sinner bahwa zat terlarang tersebut masuk ke tubuhnya secara tidak sengaja melalui pengobatan yang diberikan oleh fisioterapisnya. WADA menegaskan bahwa tidak ada unsur kesengajaan dan bahwa clostebol tidak memberikan keuntungan dalam performa atletiknya. Meski demikian, berdasarkan regulasi yang berlaku, seorang atlet tetap bertanggung jawab atas tindakan tim pendukungnya. Oleh karena itu, larangan tiga bulan dianggap sebagai hukuman yang adil dan proporsional.
Pernyataan Jannik Sinner dan Dampak pada Kariernya
Dalam pernyataan resminya, Sinner mengaku lega bahwa kasus ini akhirnya menemukan titik terang. Ia juga menekankan pentingnya regulasi ketat dalam dunia olahraga untuk menjaga integritas kompetisi.
“Saya selalu memahami bahwa saya bertanggung jawab atas tim saya, dan saya menerima aturan ketat WADA demi menjaga kejujuran olahraga ini. Berdasarkan pemahaman tersebut, saya memilih untuk menerima tawaran penyelesaian dari WADA dengan skorsing tiga bulan agar bisa kembali fokus ke karier saya,” ujar Sinner.
Akibat skorsing ini, Sinner akan melewatkan beberapa turnamen besar, termasuk turnamen bergengsi di Indian Wells dan Miami yang berlangsung di Amerika Serikat, serta beberapa turnamen tanah liat penting menjelang French Open. Namun, ia diperkirakan akan kembali bertanding di Italia Open pada 7 Mei 2025, yang bisa menjadi ajang pemanasan sebelum turnamen Grand Slam berikutnya.
Selain itu, WADA mengizinkan Sinner untuk kembali berlatih secara resmi mulai 13 April 2025, memberikan waktu yang cukup baginya untuk mempersiapkan diri sebelum kembali bertanding di level tertinggi.
Doping di Dunia Tenis: Kasus yang Kian Marak
Kasus Sinner ini menambah daftar panjang skandal doping di dunia tenis dalam beberapa bulan terakhir. Pada November 2024, Iga Swiatek, mantan petenis nomor satu dunia, juga terkena skorsing satu bulan setelah dinyatakan positif menggunakan zat terlarang.
Dengan keputusan ini, WADA resmi mencabut bandingnya ke CAS, menandakan berakhirnya sengketa hukum yang cukup rumit. Kini, fokus utama Sinner adalah kembali ke performa terbaiknya dan bersiap menghadapi French Open, terutama setelah sukses meraih gelar di Australia Terbuka awal tahun ini.
Kasus doping Jannik Sinner menjadi pengingat bahwa aturan ketat dalam dunia olahraga harus tetap ditegakkan, meskipun tidak ada unsur kesengajaan. Skorsing tiga bulan yang dijatuhkan WADA memberinya kesempatan untuk tetap tampil di French Open, meskipun ia harus melewatkan beberapa turnamen penting. Dengan kembalinya ia ke lapangan pada Mei 2025, banyak pihak yang menantikan apakah Sinner bisa mempertahankan performanya dan kembali bersinar di dunia tenis.