Tekan Stunting Surabaya Raih Insentif Rp6,45 Miliar

TransparanNews, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali membuktikan komitmennya dalam menurunkan angka stunting dengan meraih penghargaan dari pemerintah pusat. Penghargaan ini diberikan atas Kinerja Tahun Berjalan

Redaksi

TransparanNews, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali membuktikan komitmennya dalam menurunkan angka stunting dengan meraih penghargaan dari pemerintah pusat. Penghargaan ini diberikan atas Kinerja Tahun Berjalan kategori penurunan stunting tingkat Provinsi, Kabupaten, dan Kota pada tahun 2024, yang sekaligus membawa insentif fiskal sebesar Rp6,45 miliar dari Kementerian Keuangan.

Keberhasilan ini tidak terlepas dari inovasi yang diterapkan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, melalui program Zero Growth Stunting. Kepala Dinkes Surabaya, Nanik Sukristina, menjelaskan bahwa program ini memfokuskan pada intervensi spesifik untuk ibu hamil dan balita. Beberapa langkah penting dalam program tersebut meliputi pemberian tablet tambah darah, pangan lokal untuk balita dan ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK), serta penguatan ANC Terpadu.

Inovasi untuk Menekan Stunting

Pemkot Surabaya berhasil menekan angka stunting melalui sejumlah program inovatif. Salah satunya adalah Kampung ASI yang memberikan dukungan bagi ibu hamil dan menyusui untuk memastikan pemberian ASI eksklusif berjalan dengan baik. Selain itu, program Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) digagas untuk memperbaiki pola asuh anak, yang menjadi salah satu kunci utama dalam mencegah stunting.

Gambar Istimewa : cloud.jpnn.com

Program lain yang menjadi andalan adalah R1N1 (satu RW satu nakes), yang memastikan setiap lingkungan RW memiliki tenaga kesehatan yang siap memberikan edukasi dan layanan kesehatan kepada masyarakat. Upaya ini juga dilengkapi dengan audit kasus stunting secara berkala, untuk mengevaluasi penanganan dan menentukan langkah perbaikan ke depan.

Di sisi lain, Pemkot juga menggalakkan keterlibatan berbagai pihak dalam program ini. Berbagai organisasi profesi seperti IDAI, Persagi, Pogi, Ibi, hingga dunia usaha dan organisasi non-pemerintah (NGO), turut dilibatkan untuk memperkuat kolaborasi dalam menekan angka stunting di Surabaya. Semua pihak, mulai dari tenaga kesehatan hingga perangkat RT/RW, PKK, dan masyarakat, bekerja bersama untuk mencapai target zero stunting.

Penghargaan dan Insentif untuk Percepatan Penanganan

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menyampaikan apresiasi atas pencapaian ini. Ia mengungkapkan rasa syukur karena angka stunting di Surabaya berhasil ditekan hingga mencapai 1,6 persen. “Insentif fiskal ini diperoleh karena stunting di Kota Surabaya berhasil ditekan di bawah angka 3 persen. Ini membuktikan bahwa apa yang sudah dilakukan oleh Pemkot Surabaya berada di jalur yang benar,” ujar Eri dengan bangga.

Angka tersebut jauh di bawah rata-rata nasional, yang menjadi bukti nyata keberhasilan Surabaya dalam menerapkan program-program pencegahan stunting secara efektif. Dengan insentif fiskal sebesar Rp6,45 miliar, Pemkot Surabaya berkomitmen untuk mempercepat penanganan gizi buruk dan stunting, yang merupakan salah satu prioritas utama kota ini.

Wali Kota Eri menekankan pentingnya penggunaan insentif tersebut untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sehat dan berkualitas. “Insentif stunting akan digunakan untuk penanganan gizi buruk dan stunting, karena kita berkomitmen untuk membentuk SDM sehat yang bisa menjadi pemimpin masa depan,” tambahnya.

Peran Masyarakat dan Kolaborasi Multisektor

Keberhasilan Pemkot Surabaya dalam menekan angka stunting tidak lepas dari kolaborasi berbagai pihak, termasuk keterlibatan masyarakat secara langsung. Program Gotong Royong CSR dan Orang Tua Asuh menjadi bentuk nyata sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha dalam penanganan stunting.

Selain itu, keterlibatan lembaga kesehatan dan profesi terkait seperti Hakli (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia), Persakmi (Persatuan Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia), dan Batra (Badan Tenaga Kesehatan), juga turut memperkuat upaya kolaboratif ini. Dukungan dari PKK, RT/RW/LPMK, serta OPD juga memainkan peran penting dalam memastikan program-program penurunan stunting terlaksana dengan baik di lapangan.

Langkah-Langkah Berkelanjutan untuk Masa Depan

Ke depan, Pemkot Surabaya tidak hanya fokus pada penanganan stunting, tetapi juga mencanangkan langkah-langkah strategis untuk memastikan kesehatan masyarakat terus terjaga. Eri Cahyadi menyebutkan bahwa Surabaya akan terus berupaya untuk mencapai target zero stunting, dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat, mulai dari tingkat kelurahan hingga provinsi.

Selain itu, Pemkot juga akan memperkuat program edukasi kesehatan bagi keluarga dan masyarakat, agar pengetahuan tentang pola asuh dan gizi yang tepat semakin meluas. Diharapkan dengan berbagai langkah strategis ini, angka stunting di Surabaya dapat terus ditekan hingga mencapai titik terendah, sekaligus menciptakan generasi muda yang sehat, cerdas, dan berdaya saing.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Ikuti kami :

Tags

Related Post