TransparanNews, Pemerintah Indonesia kembali menunjukkan keseriusan dalam mengejar swasembada beras, target ambisius yang ingin dicapai dalam waktu dekat. Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang juga merupakan calon presiden, menargetkan agar Indonesia dapat mencapai swasembada beras dalam 3 hingga 4 tahun mendatang. Langkah ini menjadi salah satu upaya besar dari Kabinet Merah Putih untuk memastikan ketahanan pangan Indonesia.
Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menegaskan bahwa seluruh kementerian yang terkait akan mendukung Kementerian Pertanian sebagai sektor utama untuk menggenjot produksi beras. “Semua kementerian diminta mendukung Kementerian Pertanian sebagai leading sector-nya untuk mengejar swasembada pangan,” ujar Prasetyo pada Minggu (27/10/2024).
Dalam pertemuan kabinet yang digelar di Magelang, Jawa Tengah, Prabowo langsung menginstruksikan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, dan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono untuk menyusun langkah konkret. Mereka pun segera dipanggil ke Istana Negara guna memulai persiapan pelaksanaan program ini.
Langkah Strategis untuk Mencapai Swasembada Beras
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyatakan bahwa dirinya telah diberi tugas penting untuk segera memulai upaya swasembada beras dengan memperluas lahan pertanian. “Kami ditugaskan oleh Bapak Presiden Prabowo untuk melakukan percepatan cetak sawah,” ucap Amran kepada wartawan di Kompleks Istana, Jakarta, Senin (28/10/2024).
Gambar Istimewa : bisnis.com
Dalam rangka mencapai target ini, pemerintah telah menyiapkan lahan baru di beberapa wilayah strategis seperti Sumatera, Papua, hingga Kalimantan. Selain itu, Prabowo juga meminta agar perhatian lebih diberikan kepada para petani lokal. Berbagai bantuan akan diarahkan untuk mendukung mereka, termasuk pengadaan bibit, pupuk, hingga peralatan pengendalian hama agar produktivitas sawah dapat terus meningkat.
Amran menambahkan, Prabowo juga meminta agar ketersediaan pupuk dipastikan hingga benar-benar diterima oleh para petani. Pemerintah berkomitmen untuk memastikan pupuk tambahan ini sudah sampai ke tangan petani dengan baik. “Bapak Presiden sudah memerintahkan untuk mengecek tambahan pupuk yang sebanyak 100 persen sudah sampai ke tingkat petani atau belum,” tambah Amran.
Target 3 Juta Hektare Lahan Pertanian
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menyampaikan bahwa saat ini pemerintah telah mengidentifikasi 3 juta hektare lahan yang akan digunakan untuk pertanian padi. Menurutnya, luas lahan ini akan mencukupi kebutuhan pangan dalam jangka panjang, dengan perkiraan akan menopang kebutuhan pangan hingga 80 tahun mendatang. “Kami perkirakan dengan 3 juta itu bisa menjamin generasi kita 80 tahun ke depan,” jelas Sudaryono.
Ia juga memastikan bahwa status lahan yang akan digunakan aman dari konflik kepemilikan dan tidak termasuk dalam kawasan hutan lindung. Lahan tersebut sudah melalui verifikasi dan merupakan milik negara. “Jadi, bukan kita datang ke hutan lindung, main tebang-tebang. Ini supaya nggak misleading,” tegasnya.
Dukungan Anggaran dari Kementerian Keuangan
Tak hanya sektor pertanian, dukungan juga datang dari Kementerian Keuangan yang berkomitmen menyiapkan anggaran untuk mewujudkan program ini. Wakil Menteri Keuangan, Anggito Abimanyu, menyatakan bahwa satu juta hektare sawah di Maluku telah mulai dikerjakan sebagai langkah awal menuju swasembada beras. “Beliau sudah mencanangkan lima tahun ini swasembada beras, sudah ada embrio-nya di Maluku satu juta hektare sawah sudah dikerjakan,” ujar Anggito pada Rapat Terbuka Senat di Universitas Gadjah Mada.
Menurutnya, Prabowo ingin memastikan bahwa Indonesia tidak perlu lagi mengimpor beras dalam lima tahun ke depan. Dengan tambahan lahan baru ini, diharapkan Indonesia mampu menjadi salah satu negara penghasil beras terbesar di dunia. “Kami akan siapkan anggarannya. Nomor satu swasembada make sure kita tidak ada impor beras,” lanjutnya.
Tantangan dan Pendapat Para Ahli
Walaupun misi ini terkesan ambisius, beberapa pakar pertanian melihat bahwa swasembada beras dalam waktu dekat mungkin bukan sesuatu yang mustahil. Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dwi Andreas Santosa, menilai bahwa langkah tersebut memerlukan dukungan infrastruktur yang mumpuni, termasuk pembangunan jalan tani untuk mempermudah akses transportasi ke lahan, serta sistem irigasi yang baik.
“Penyediaan infrastruktur itu kunci agar target ini bisa terwujud. Tanpa irigasi dan jalan tani yang memadai, sulit mencapai produktivitas yang optimal,” ujar Prof. Dwi.
Optimisme Menuju Ketahanan Pangan Nasional
Upaya mewujudkan swasembada beras menjadi sinyal kuat dari pemerintahan Prabowo yang ingin meningkatkan ketahanan pangan nasional. Dengan memanfaatkan lahan yang ada dan meningkatkan efisiensi produksi melalui dukungan dari berbagai sektor, optimisme pemerintah semakin tinggi bahwa target ini dapat dicapai.
Sudaryono berharap, kolaborasi lintas kementerian akan menjadi kunci sukses dari program ini. Ia juga menekankan bahwa capaian swasembada beras tidak akan terwujud tanpa dukungan penuh dari semua pihak. “Ketahanan pangan ini nggak bisa ditawar lagi,” pungkasnya.
Dengan sinergi yang terjalin di antara para pemangku kepentingan, harapan untuk mengakhiri ketergantungan pada impor beras bukan lagi sekadar wacana. Target swasembada beras kini menjadi misi bersama yang siap diwujudkan oleh bangsa.