Tiga sosok utama yang berjasa dalam pembangunan ini adalah Nyoman Nuarta, Rudi Dodo, dan Yeye. Nyoman Nuarta bertanggung jawab atas desain arsitektural kedua istana, sementara Rudi Dodo mengurus desain furnitur dan interiornya, dan Yeye menciptakan lanskap yang harmonis di sekitar bangunan. Mereka bekerja sama untuk mewujudkan bangunan yang tidak hanya megah, tetapi juga mencerminkan kearifan lokal Indonesia.
Material Lokal, Warisan Nusantara
Salah satu keunggulan dari pembangunan Istana Negara dan Istana Garuda adalah penggunaan material lokal yang berasal dari berbagai penjuru Indonesia. Direktur Jenderal Cipta Karya, Diana Kusumastuti, menekankan bahwa seluruh bahan bangunan, mulai dari tembaga untuk pintu dan lampu yang berasal dari Boyolali, hingga ukiran khas Indonesia, digunakan dalam setiap bagian bangunan.
Gambar Istimewa : api2.kemenparekraf.go.id
“Seluruh material lokal kita bawa ke sini, mulai dari tembaga dari Boyolali hingga ukiran dari berbagai daerah Indonesia. Ukiran tersebut diterapkan di beberapa ruangan, seperti di Ruang Kredensial yang akan digunakan untuk menerima tamu-tamu kenegaraan. Pembangunan ini mengedepankan semangat kegotongroyongan,” jelas Diana dalam pernyataannya pada Senin, 14 Oktober 2024.
Pembangunan Istana Negara ini juga menerapkan prinsip Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) yang mencakup konsep Bangunan Gedung Hijau dan Bangunan Cerdas. Hal ini diharapkan dapat menjadi teladan bagi pembangunan gedung lainnya di seluruh Indonesia, yang mengedepankan prinsip keberlanjutan dan ramah lingkungan.
Tahapan Pembangunan: 23 Bulan yang Intensif
Proses pembangunan Istana Negara dan Istana Garuda di IKN berlangsung selama 23 bulan, dimulai dari November 2022 dan berakhir pada Oktober 2024. Dalam rentang waktu tersebut, pembangunan dibagi menjadi beberapa tahapan. Pertama, ada masa perencanaan selama empat bulan yang difokuskan pada perancangan struktur, desain arsitektural, hingga aspek mekanikal elektrikal dan interior. Setelah itu, proses konstruksi dilanjutkan dengan melibatkan PT PP – PT Wijaya Karya KSO sebagai kontraktor utama.
Selama proses pembangunan, kualitas dan ketepatan waktu menjadi prioritas. Tim yang terlibat bekerja keras untuk memastikan bahwa setiap tahap pembangunan sesuai dengan standar internasional, tanpa mengesampingkan nilai-nilai lokal. Istana ini diharapkan tidak hanya menjadi ikon arsitektur modern, tetapi juga simbol persatuan dan kerja keras bangsa Indonesia.
Istana Berbasis Kearifan Lokal, Simbol Bangsa
Desain dan konstruksi Istana Negara di IKN bukan sekadar menunjukkan kemampuan Indonesia dalam bidang arsitektur, tetapi juga menggambarkan kearifan lokal yang menyatu dengan kemegahan bangunan modern. Nyoman Nuarta, selaku desainer utama, menciptakan desain yang tidak hanya mencerminkan identitas bangsa, tetapi juga menonjolkan elemen-elemen tradisional yang dikemas dalam balutan modernitas.
Bangunan ini juga dilengkapi dengan sistem smart building dan konsep green building yang bertujuan untuk mendukung keberlanjutan lingkungan. Penggunaan energi efisien dan teknologi ramah lingkungan menjadi fokus utama dalam operasional bangunan ini, sejalan dengan visi pemerintah untuk menciptakan kota pintar di Ibu Kota Nusantara.
Harapan untuk Generasi Mendatang
Direktur Jenderal Cipta Karya, Diana Kusumastuti, berharap bahwa keberadaan Istana Negara dan Istana Garuda ini bisa menjadi warisan abadi bagi generasi mendatang. “Istana Negara diharapkan dapat bermanfaat untuk selamanya, sebagai warisan bagi anak cucu bangsa yang akan terus kita kenang,” ujar Diana. Dengan desain dan pembangunan yang telah melalui proses panjang dan penuh dedikasi, istana ini menjadi simbol dari kebanggaan dan semangat gotong royong seluruh elemen bangsa.
Proyek Istana Negara dan Istana Garuda tidak hanya sekadar pembangunan fisik, tetapi juga mencerminkan ambisi dan harapan besar bangsa Indonesia dalam menciptakan pusat pemerintahan baru yang modern dan berwawasan lingkungan. Dengan dibangunnya istana ini, diharapkan IKN dapat menjadi pusat pemerintahan yang maju dan berdaya saing, serta menjadi cerminan dari kekuatan dan potensi besar Indonesia di masa depan.
Melalui pembangunan kedua istana ini, Indonesia menunjukkan bahwa kemajuan teknologi dan arsitektur dapat berjalan seiring dengan pelestarian budaya dan kearifan lokal. Istana Negara di IKN tidak hanya sekadar simbol pemerintahan, tetapi juga lambang dari perjalanan panjang bangsa ini menuju masa depan yang lebih baik.