TransparanNews, Jakarta — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan peluang baru bagi Indonesia untuk membeli minyak dari Rusia. Langkah ini menjadi salah satu dampak positif setelah Indonesia secara resmi bergabung dengan blok ekonomi BRICS.
“Ketika kita gabung dengan BRICS, kemudian ada peluang untuk kita mendapatkan minyak dari Rusia, selama itu sesuai aturan dan tidak ada persoalan, kenapa tidak?” ujar Bahlil di Jakarta.
Gambar Istimewa : antaranews.com
Saat ini, Indonesia masih mengimpor minyak dari Timur Tengah. Namun, Bahlil tidak menutup kemungkinan bahwa sebagian minyak impor tersebut sebenarnya berasal dari Rusia. Ia menyatakan, “Jujur saja, selama ini kita impor minyak dari Timur Tengah. Bisa saja asalnya dari Rusia, tetapi hal itu belum pasti.”
Indonesia dan Kebijakan Bebas Aktif
Bahlil menegaskan bahwa kebijakan politik bebas aktif yang dianut Indonesia memungkinkan negara untuk mengambil langkah strategis demi kepentingan nasional. Dengan pendekatan ini, Indonesia dapat memperkuat posisinya di panggung internasional melalui keanggotaan di BRICS maupun OECD (Organization for Economic Cooperation and Development).
“Baik bergabung dengan BRICS maupun OECD, saya pikir tidak ada masalah. Keduanya memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk berkembang,” tambahnya.
Manfaat Bergabung dengan BRICS
BRICS, yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan, kini mencakup lebih dari 40% populasi dunia. Blok ini tidak hanya menawarkan peluang ekonomi, tetapi juga membuka akses ke sumber daya energi dengan harga lebih kompetitif, termasuk minyak dari Rusia. Negara-negara anggota BRICS juga dikenal sebagai kekuatan ekonomi baru yang memainkan peran penting dalam perdagangan global.
Sementara itu, OECD adalah organisasi internasional yang berfokus pada pengembangan kebijakan ekonomi. Berbasis di Paris, Prancis, OECD membantu negara-negara anggotanya dalam membentuk standar kebijakan di berbagai sektor strategis seperti perpajakan, perdagangan, pendidikan, dan lingkungan.
Luhut: Pertimbangan Untung-Rugi
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, menambahkan bahwa pemerintah masih melakukan kajian mendalam terkait rencana pembelian minyak dari Rusia. “Kami harus benar-benar menghitung untung-rugi bagi Indonesia sebelum mengambil langkah ini,” tegasnya.
Namun, ia memastikan bahwa pendekatan yang diambil akan tetap hati-hati. Mengingat hubungan geopolitik yang kompleks, Indonesia ingin memastikan bahwa kebijakan ini memberikan keuntungan maksimal tanpa menimbulkan konflik atau pelanggaran aturan internasional.
Peluang Baru untuk Energi yang Lebih Murah
Dengan bergabungnya Indonesia ke BRICS, peluang untuk mengakses minyak Rusia dengan harga lebih murah semakin terbuka lebar. Hal ini dianggap sebagai langkah strategis untuk menekan biaya impor energi yang selama ini membebani perekonomian nasional. Selain itu, kebijakan ini dapat menjadi katalis untuk memperkuat ketahanan energi Indonesia di masa depan.
Indonesia terus menunjukkan komitmennya untuk menjalin hubungan yang saling menguntungkan dengan negara-negara anggota BRICS. Langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif, tidak hanya di sektor energi, tetapi juga pada penguatan ekonomi nasional secara keseluruhan.