Indonesia Pertimbangkan Gabung BRICS: Langkah Strategis atau Risiko?

TransparanNews, Jakarta – Rencana Indonesia untuk bergabung dengan kelompok ekonomi BRICS menjadi topik hangat di dunia politik dan ekonomi. BRICS, yang terdiri dari Brasil, Rusia,

Redaksi

TransparanNews, Jakarta – Rencana Indonesia untuk bergabung dengan kelompok ekonomi BRICS menjadi topik hangat di dunia politik dan ekonomi. BRICS, yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan, kini sedang mempertimbangkan keanggotaan baru dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun, pertanyaannya adalah, apakah langkah ini benar-benar akan membawa keuntungan bagi Indonesia, atau justru menimbulkan tantangan?

Gambar Istimewa : assets.promediateknologi.id

Dengan mengusung politik luar negeri yang bebas dan aktif, Indonesia kerap mencari keseimbangan antara kepentingan domestik dan pergaulan internasional. Namun, bergabung dengan BRICS tentu menimbulkan pro dan kontra, baik di kalangan ekonom, akademisi, maupun pelaku bisnis. Artikel ini akan membahas potensi keuntungan dan kerugian yang mungkin dihadapi Indonesia jika memutuskan untuk bergabung dengan BRICS.

Mengapa BRICS Menarik Bagi Indonesia?

BRICS merupakan kelompok negara yang memiliki pengaruh besar dalam perekonomian dunia. Secara kolektif, blok ini mewakili lebih dari 40% populasi dunia dan mencakup lima negara dengan ekonomi yang berkembang pesat. Menjadi bagian dari kelompok ini tentunya membuka peluang yang cukup besar bagi Indonesia, di antaranya:

  1. Akses Lebih Mudah ke Pasar Negara Berkembang – Sebagai anggota BRICS, Indonesia dapat lebih mudah menjalin hubungan ekonomi dengan negara-negara berkembang lainnya. Hal ini memberikan peluang untuk meningkatkan ekspor produk Indonesia ke pasar negara-negara BRICS yang memiliki populasi besar, seperti Tiongkok dan India.
  2. Alternatif Pendanaan Pembangunan – BRICS memiliki lembaga keuangan sendiri, yakni New Development Bank (NDB), yang dapat memberikan sumber pendanaan alternatif bagi Indonesia. Dengan akses ini, Indonesia dapat memperoleh dana untuk berbagai proyek infrastruktur tanpa terlalu bergantung pada pendanaan dari negara-negara Barat.
  3. Dukungan dalam Isu Global – Bergabung dengan BRICS dapat memberikan dukungan dalam berbagai isu global yang seringkali membutuhkan suara kolektif dari negara-negara berkembang. Indonesia dapat berkolaborasi dengan anggota BRICS lainnya untuk memperjuangkan kepentingan ekonomi dan politik yang sama di forum internasional.

Namun, apakah manfaat tersebut cukup besar untuk membuat Indonesia mengambil langkah ini? Beberapa ahli mengingatkan adanya tantangan yang harus diantisipasi.

Risiko dan Tantangan Bergabung dengan BRICS

Di balik potensi manfaatnya, terdapat sejumlah risiko yang perlu dipertimbangkan Indonesia jika bergabung dengan BRICS:

  1. Posisi Politik yang Kompleks – Bergabung dengan BRICS dapat menempatkan Indonesia dalam posisi yang lebih kompleks secara geopolitik, terutama dalam hubungannya dengan negara-negara Barat seperti Uni Eropa dan Amerika Serikat. Walaupun beberapa negara anggota BRICS seperti India tetap menjaga hubungan baik dengan Amerika Serikat, Indonesia tetap harus berhati-hati dalam menjaga keseimbangan hubungan luar negerinya.
  2. Potensi Ketergantungan Ekonomi – Ada kekhawatiran bahwa bergabung dengan BRICS akan membuat Indonesia lebih tergantung pada perekonomian negara-negara anggota, khususnya Tiongkok. Ketergantungan ini bisa berdampak pada kebijakan ekonomi domestik Indonesia jika salah satu negara anggota BRICS mengalami krisis ekonomi.
  3. Pengaruh dalam Penyusunan Kebijakan – Jika Indonesia bergabung dengan BRICS, pertanyaannya adalah seberapa besar pengaruh yang bisa dimiliki dalam pengambilan keputusan di organisasi ini. Sebagai negara yang relatif baru dalam kelompok ini, ada kemungkinan bahwa Indonesia akan memiliki pengaruh yang lebih kecil dibandingkan dengan anggota lama, seperti Tiongkok dan Rusia, yang memiliki peran dominan.

Pandangan Ahli: Untung atau Rugi?

Ekonom dari Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menilai bahwa isu ini sudah lama bergulir dan pemerintah harus segera menentukan sikap. “Jika terlalu lama berpikir, Indonesia mungkin kehilangan kesempatan dan terlambat terlibat dalam penyusunan kebijakan. Namun, menjadi anggota BRICS bukan berarti kita harus menjauh dari Amerika Serikat atau Uni Eropa,” ujar Wijayanto.

Menurutnya, Indonesia bisa belajar dari negara-negara anggota BRICS lainnya, seperti India, UEA, Brasil, dan Arab Saudi, yang tetap menjaga hubungan baik dengan negara-negara Barat meskipun menjadi bagian dari BRICS. Langkah ini dinilai penting untuk memastikan Indonesia tetap memiliki keleluasaan dalam berinteraksi di ranah internasional.

Apakah Bergabung dengan BRICS Langkah yang Tepat?

Keputusan untuk bergabung dengan BRICS adalah keputusan yang tidak bisa diambil dengan mudah. Selain mempertimbangkan keuntungan dalam hal ekonomi dan dukungan internasional, pemerintah Indonesia juga perlu melihat implikasi jangka panjangnya terhadap politik luar negeri yang selama ini dijalankan. BRICS dapat memberikan peluang ekonomi baru, tetapi Indonesia juga harus tetap waspada terhadap risiko-risiko yang mungkin timbul.

Pengaruh pada Dunia Bisnis

Jika Indonesia memutuskan bergabung, pelaku bisnis Indonesia dapat memperoleh akses lebih luas ke pasar negara-negara BRICS. Produk-produk seperti minyak kelapa sawit, batu bara, dan tekstil dapat lebih mudah menembus pasar Tiongkok dan India, dua negara dengan populasi terbesar di dunia. Selain itu, kemitraan strategis dengan negara-negara BRICS berpotensi membuka peluang investasi dalam sektor teknologi dan infrastruktur.

Keputusan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS memerlukan kajian yang mendalam dan pertimbangan strategis dari berbagai aspek. Di satu sisi, BRICS menawarkan peluang ekonomi dan pengaruh politik yang lebih besar bagi Indonesia. Namun, ada tantangan dalam menjaga keseimbangan hubungan dengan negara-negara Barat dan risiko ketergantungan ekonomi yang perlu diwaspadai.

Dengan mempertimbangkan pro dan kontra, langkah Indonesia untuk bergabung dengan BRICS masih menjadi bahan pertimbangan yang rumit. Keputusan ini akan memberikan dampak jangka panjang, baik dari segi politik maupun ekonomi. Oleh karena itu, kita masih harus menunggu keputusan final pemerintah untuk mengetahui apakah bergabung dengan BRICS akan membawa Indonesia ke arah yang lebih menguntungkan atau justru penuh risiko.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Ikuti kami :

Tags

Related Post