TransparanNews, Pemerintah Indonesia, melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) memegang peranan penting dalam mewujudkan target swasembada energi nasional. Hal ini sejalan dengan program Astacita yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto. Untuk mencapai tujuan ini, Bahlil menekankan pentingnya peningkatan produksi migas secara berkelanjutan dan optimal.
Gambar Istimewa : bisnis.com
“Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan mereaktivasi sumur-sumur idle atau sumur yang tidak berproduksi,” ujar Bahlil, seperti dikutip dari Antara. Menurutnya, potensi besar yang terdapat pada sumur-sumur idle tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan lifting migas nasional. Lifting adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jumlah migas yang berhasil diangkat ke permukaan dalam proses produksi.
Potensi Besar Sumur Migas Idle
Saat ini, Indonesia memiliki 44.985 sumur migas yang tersebar di berbagai wilayah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 16.433 sumur aktif berproduksi, sementara 16.990 sumur lainnya dalam kondisi idle atau tidak berproduksi. Selain itu, terdapat 11.562 sumur yang berstatus abandoned, injection, atau dry-hole. Dari total sumur idle, 4.495 sumur diketahui memiliki potensi hidrokarbon (HC) yang cukup besar, sementara 7.502 sumur lainnya masih dalam proses kajian.
Bahlil optimis bahwa reaktivasi sumur-sumur idle ini dapat mengembalikan produksi minyak nasional ke level 1,5 juta barel per hari, seperti yang pernah dicapai pada tahun 1997. “Pada tahun 1997, kita mampu mengekspor 1 juta barel per hari. Namun, saat ini kondisinya berbanding terbalik, di mana kita mengimpor 1 juta barel per hari,” ujarnya.
Langkah Strategis Tingkatkan Produksi Migas
Konsumsi minyak di Indonesia saat ini rata-rata mencapai 1,6 juta barel per hari. Kesenjangan antara kebutuhan dan produksi domestik telah mendorong pemerintah untuk mengambil langkah-langkah strategis. Salah satu langkah utama yang dilakukan oleh Kementerian ESDM adalah reaktivasi sumur-sumur idle dengan potensi hidrokarbon tinggi.
Reaktivasi ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi migas, tetapi juga untuk mengurangi ketergantungan pada impor minyak. “Dengan meningkatkan lifting migas, kesenjangan antara kebutuhan dan produksi dapat diminimalkan. Ini menjadi langkah penting untuk mencapai swasembada energi yang telah dicanangkan pemerintah,” tambah Bahlil.
Harapan untuk Masa Depan Energi Nasional
Dalam upayanya mewujudkan swasembada energi, pemerintah juga mendorong penggunaan teknologi modern untuk mendukung eksplorasi dan produksi migas. Selain itu, kolaborasi dengan pihak swasta dan investor asing juga diharapkan dapat mempercepat reaktivasi sumur-sumur idle.
Program ini mendapat dukungan luas karena dinilai tidak hanya berpotensi meningkatkan cadangan energi nasional, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan baru di sektor migas. Dengan langkah-langkah konkret ini, Indonesia diharapkan mampu mengembalikan kejayaannya sebagai salah satu negara produsen minyak terbesar di dunia.
Melalui pendekatan yang terukur dan kolaborasi lintas sektor, harapan untuk mewujudkan swasembada energi kini semakin nyata. Pemerintah terus berupaya memastikan bahwa sektor hulu migas menjadi pilar utama dalam mencapai visi besar ini.