Fadli Zon Bertekad Jadikan Indonesia sebagai Ibu Kota Budaya Dunia

Jakarta – Menteri Kebudayaan yang baru dilantik, Fadli Zon, menegaskan komitmennya untuk mewujudkan visi Presiden Prabowo Subianto dalam memajukan kebudayaan Indonesia. Menurutnya, kekayaan budaya Indonesia

Redaksi

JakartaMenteri Kebudayaan yang baru dilantik, Fadli Zon, menegaskan komitmennya untuk mewujudkan visi Presiden Prabowo Subianto dalam memajukan kebudayaan Indonesia. Menurutnya, kekayaan budaya Indonesia sangat luar biasa, namun selama ini belum mendapatkan perhatian dan pengelolaan yang optimal.

“Pak Prabowo Subianto sebagai Presiden memiliki komitmen besar dalam memajukan kebudayaan Indonesia. Beliau bahkan membuat terobosan dengan memisahkan Kementerian Kebudayaan menjadi lembaga tersendiri,” ujar Fadli Zon dalam sambutannya saat acara pisah sambut di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada Senin (21/10).

Keputusan untuk memisahkan Kementerian Kebudayaan dari Kemendikbudristek, kata Fadli, adalah langkah bersejarah. Ini merupakan kali pertama Kementerian Kebudayaan berdiri sendiri, sehingga dapat lebih fokus dalam mengelola dan mempromosikan budaya Indonesia, yang kaya akan nilai-nilai tradisi, seni, dan warisan budaya.

Tonggak Sejarah Kementerian Kebudayaan yang Terpisah

Langkah pemisahan Kementerian Kebudayaan ini tidak hanya bersejarah, tetapi juga dianggap sebagai cara untuk memperkuat posisi budaya dalam konteks nasional maupun internasional. Sebelumnya, kebudayaan sering kali berada di bawah bayang-bayang sektor pendidikan, yang menyebabkan pengelolaannya kurang maksimal. Dengan terpisahnya kementerian ini, harapannya kebudayaan Indonesia bisa mendapatkan perhatian yang lebih besar.

Fadli Zon sendiri, yang juga seorang politikus Partai Gerindra dan mantan anggota Komisi I DPR, memiliki kecintaan yang mendalam terhadap budaya. Salah satu buktinya adalah koleksi perpustakaan pribadinya yang mencapai 125 ribu buku.

Gambar Istimewa : img.okezone.com

“Saya memiliki 75 ribu buku dalam koleksi pribadi saya, termasuk 50 ribu buku cerita silat dan komik. Totalnya mencapai 125 ribu buku,” ungkap Fadli Zon bangga.

Tidak hanya itu, Fadli Zon juga dikenal sebagai kolektor wayang. Ia telah mengumpulkan lebih dari 8 ribu wayang dari berbagai daerah di Indonesia. Kecintaannya terhadap budaya lokal ini semakin memperkuat posisinya sebagai pemimpin yang tepat untuk mengangkat kebudayaan Indonesia ke level internasional.

Fadli Zon dan Warisan Budaya Nusantara

Dalam rangka melestarikan warisan budaya Nusantara, Fadli Zon juga telah menjabat sebagai Sekretaris Nasional Keris Indonesia selama tujuh tahun terakhir. Menurutnya, keris bukan hanya sekadar senjata tradisional, melainkan juga merupakan ekspresi budaya yang kaya dan merupakan perpaduan berbagai unsur seni.

“Keris merupakan salah satu warisan budaya asli Nusantara yang sarat akan nilai sejarah. Indonesia memiliki kebudayaan yang luar biasa kaya, dan ini yang harus kita lestarikan dan perkenalkan ke dunia,” jelasnya.

Fadli Zon percaya bahwa warisan budaya seperti wayang dan keris adalah simbol kekayaan peradaban Indonesia, yang sudah ada sejak lama dan memiliki nilai sejarah yang tinggi. Di tengah era modernisasi, pelestarian benda-benda bersejarah ini menjadi salah satu fokus utama dalam program Kementerian Kebudayaan yang dipimpinnya.

Indonesia Sebagai Ibu Kota Budaya Dunia

Lebih jauh, Fadli Zon memiliki visi besar untuk menjadikan Indonesia sebagai “Ibu Kota Budaya Dunia”. Dengan kekayaan budaya yang dimiliki, Indonesia memiliki potensi besar untuk diakui sebagai pusat peradaban dan kebudayaan global. Ia menilai, Indonesia tak kalah dengan negara-negara lain yang memiliki peradaban tua, seperti Mesir, Yunani, atau India.

“Indonesia memiliki salah satu peradaban tertua di dunia. Kita tak kalah dengan negara-negara lain. Maka dari itu, sudah saatnya Indonesia menjadi pusat kebudayaan dunia,” tegas Fadli Zon.

Fadli bahkan membayangkan bahwa di masa depan, Indonesia bisa menjadi tuan rumah bagi World Cultural Forum, sebuah forum budaya internasional yang mirip dengan World Economic Forum (WEF) yang digelar di Davos, Swiss.

“Di Davos ada World Economic Forum, maka di Indonesia kita bisa punya World Cultural Forum. Ini adalah platform untuk memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia internasional,” tambahnya.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Ikuti kami :

Tags

Related Post