TransparanNews, Amerika Serikat kembali mengeluarkan peringatan serius kepada warganya yang masih berada di Suriah untuk segera meninggalkan negara tersebut. Imbauan ini dikeluarkan menyusul situasi keamanan yang semakin memburuk akibat konflik bersenjata yang terus berkecamuk di wilayah tersebut.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis oleh Kedutaan Besar AS di Damaskus pada Sabtu (7/12/2024), Departemen Luar Negeri menyatakan bahwa kondisi di Suriah sangat tidak stabil dan sulit diprediksi. Konflik bersenjata yang melibatkan berbagai kelompok militan terus meluas, membuat situasi di lapangan semakin rawan.
Alasan Imbauan Keluar dari Suriah
Kedubes AS mengingatkan bahwa operasional mereka di Damaskus telah dihentikan sejak 2012. Akibatnya, pemerintah AS tidak dapat memberikan layanan konsuler kepada warganya yang berada di wilayah Suriah. Dalam situasi darurat, Republik Ceko kini bertindak sebagai kuasa pelindung untuk menangani kepentingan AS di negara tersebut.
Gambar Istimewa : netizen.media
“Departemen Luar Negeri mendesak warga AS untuk meninggalkan Suriah sekarang juga, selagi opsi penerbangan komersial masih tersedia di Damaskus,” demikian pernyataan resmi tersebut.
Eskalasi Konflik di Suriah
Peningkatan konflik di Suriah semakin nyata dengan adanya serangan besar-besaran oleh kelompok bersenjata seperti Hayat Tahrir al-Sham (HTS), sebelumnya dikenal sebagai Front Nusra, dan beberapa kelompok militan lainnya. Pada 29 November, mereka melancarkan operasi militer yang signifikan terhadap pemerintah Suriah di wilayah barat laut negara itu.
Serangan tersebut dimulai dari wilayah Idlib, yang menjadi basis utama HTS, dan meluas hingga mencakup Aleppo dan Hama. Dalam waktu singkat, kelompok militan berhasil merebut Aleppo, kota terbesar kedua di Suriah, yang untuk pertama kalinya sejak 2011 berada sepenuhnya di bawah kendali mereka.
Situasi semakin memburuk pada 5 Desember, ketika Kementerian Pertahanan Suriah mengonfirmasi bahwa pasukan pemerintah telah menarik diri dari Kota Hama setelah pertempuran sengit dengan kelompok militan. Penarikan ini menunjukkan lemahnya posisi angkatan bersenjata Suriah di tengah gempuran militan yang terus meningkat.
Risiko Tinggi bagi Warga Asing
Konflik berkepanjangan di Suriah telah menimbulkan risiko tinggi bagi warga asing, termasuk warga negara Amerika Serikat. Selain ancaman langsung dari pertempuran, ketidakstabilan di wilayah tersebut juga membuka kemungkinan terjadinya penculikan, penyanderaan, atau serangan yang menyasar warga negara asing.
Departemen Luar Negeri AS juga mengingatkan bahwa akses komunikasi dan transportasi di Suriah sangat terbatas. Hal ini dapat mempersulit evakuasi jika situasi darurat semakin memburuk. Oleh karena itu, mereka menekankan pentingnya warga AS segera meninggalkan Suriah selagi masih ada opsi perjalanan yang tersedia.
Peran Republik Ceko Sebagai Kuasa Pelindung
Dengan absennya Kedubes AS di Suriah, Republik Ceko telah ditunjuk sebagai kuasa pelindung untuk menangani kepentingan AS di wilayah tersebut. Namun, layanan ini terbatas dan tidak dapat sepenuhnya menggantikan kehadiran konsuler AS di Suriah.
Oleh karena itu, warga AS diimbau untuk segera memanfaatkan jalur transportasi yang ada guna meninggalkan negara tersebut sebelum akses semakin sulit.
Imbauan Departemen Luar Negeri AS ini menyoroti tingkat eskalasi konflik di Suriah yang terus meningkat. Dengan kondisi keamanan yang tidak dapat diprediksi, warga negara Amerika di Suriah dihadapkan pada ancaman nyata.
Keputusan cepat untuk meninggalkan Suriah dianggap sebagai langkah terbaik guna menghindari risiko lebih besar. Dengan situasi yang masih belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan, dunia internasional terus memantau perkembangan konflik yang telah berlangsung lebih dari satu dekade ini.