IFSE 2024 digagas oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama sejumlah asosiasi fintech terkemuka di Indonesia, yaitu Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI), Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), dan Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech). Mengusung tema “Technology Convergence, Shaping the Future of Finance and Beyond”, IFSE 2024 tidak hanya bertujuan untuk memamerkan inovasi terkini dalam teknologi keuangan, tetapi juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk menghadapi tantangan yang ada di industri ini.
Fokus Pembahasan IFSE 2024: AI, Machine Learning, dan Keamanan Siber
Dalam ajang IFSE 2024 ini, OJK mengungkapkan bahwa pembahasan akan difokuskan pada teknologi terbaru yang memiliki potensi besar dalam mentransformasi sektor keuangan, seperti kecerdasan buatan (AI), mesin pembelajaran (machine learning), serta keamanan siber. Teknologi-teknologi ini dianggap krusial untuk menghadapi berbagai tantangan dalam industri keuangan digital, termasuk masalah keamanan data dan penipuan.
Gambar Istimewa : east.vc
Menurut Djoko Kurnijanto, Kepala Departemen Pengaturan dan Perizinan IAKD OJK, teknologi keuangan memiliki peran strategis dalam mengarahkan masa depan industri ini. “Sektor keuangan menggunakan teknologi, dan ini akan menggambarkan masa depan,” ungkap Djoko dalam acara Pre-event Media Gathering Bulan Fintech Nasional di OJK Menara Radius Prawiro, Jakarta, Senin (4/11).
Dengan menggunakan AI dan machine learning, perusahaan fintech dapat menganalisis data dengan lebih cepat dan akurat, memungkinkan mereka untuk membuat keputusan yang lebih baik. Teknologi ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan user experience, mempercepat proses verifikasi, dan meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan. Selain itu, keamanan siber menjadi salah satu sorotan utama mengingat semakin banyaknya kasus penipuan di dunia digital.
Kolaborasi dengan Regulator Internasional
Tidak hanya melibatkan pelaku industri lokal, OJK juga mengundang regulator dari negara lain untuk turut berpartisipasi dalam IFSE 2024. Langkah ini diambil untuk membuka peluang pertukaran pengetahuan dan pengalaman antar negara dalam mengembangkan regulasi fintech. Kolaborasi ini diharapkan dapat membantu Indonesia menciptakan regulasi yang lebih adaptif dan mendukung perkembangan teknologi finansial secara berkelanjutan.
Seiring dengan pertumbuhan pesat fintech di Indonesia, OJK berkomitmen untuk terus melakukan pengawasan dan pembaruan regulasi yang dapat menyeimbangkan inovasi teknologi dengan perlindungan konsumen. Kehadiran regulator dari luar negeri juga diharapkan dapat memperkaya perspektif dan memberikan wawasan baru terkait praktik terbaik yang bisa diimplementasikan di Indonesia.
Berbagai Kegiatan Menarik di IFSE 2024
Selain konferensi utama, IFSE 2024 juga akan menghadirkan berbagai kegiatan tambahan yang bertujuan memperluas dampak dan jangkauan acara ini. Salah satunya adalah Fintech Virtual Job Fair, sebuah ajang perekrutan tenaga kerja yang dirancang khusus untuk mempertemukan talenta muda dengan perusahaan-perusahaan fintech terkemuka. Job fair ini diharapkan dapat menarik minat para lulusan baru dan profesional yang ingin terlibat dalam industri fintech yang berkembang pesat di Indonesia.
Tidak hanya itu, IFSE 2024 juga menyelenggarakan webinar dan program INFINITY goes to campus yang akan menjangkau para mahasiswa di berbagai perguruan tinggi. Program ini bertujuan meningkatkan literasi keuangan dan memperkenalkan peluang karier di bidang teknologi finansial kepada generasi muda. Melalui kegiatan ini, para mahasiswa dapat memahami lebih dalam mengenai konsep-konsep penting dalam fintech dan inovasi teknologi yang terkait.
Potensi dan Tantangan Pertumbuhan Fintech di Indonesia
Industri fintech di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir, didorong oleh tingginya adopsi teknologi dan semakin banyaknya masyarakat yang mengandalkan layanan keuangan digital. Menurut data dari beberapa asosiasi fintech, jumlah pengguna layanan keuangan digital di Indonesia terus meningkat, baik dalam bentuk pinjaman, pembayaran, maupun investasi. Fenomena ini tidak lepas dari kebutuhan masyarakat akan layanan keuangan yang lebih cepat, mudah, dan efisien.
Namun, perkembangan ini juga diiringi dengan sejumlah tantangan, terutama dalam aspek keamanan data dan perlindungan konsumen. Kasus kebocoran data dan penipuan masih menjadi ancaman serius yang harus diatasi oleh para pelaku industri. Oleh karena itu, penerapan teknologi seperti AI dan machine learning, yang dapat mendeteksi anomali dan mencegah aktivitas mencurigakan, menjadi sangat penting.
Selain itu, literasi keuangan juga masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Banyak masyarakat yang belum sepenuhnya memahami risiko dan manfaat dari layanan fintech, sehingga meningkatkan risiko penggunaan yang tidak bijaksana. Untuk mengatasi hal ini, edukasi dan sosialisasi tentang layanan fintech yang aman dan bertanggung jawab perlu ditingkatkan.
Harapan dari IFSE 2024
Dengan hadirnya Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2024, diharapkan industri fintech Indonesia dapat semakin berkembang dengan inovasi-inovasi baru yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat sekaligus menghadapi tantangan yang ada. Acara ini menjadi wadah bagi para pelaku industri, regulator, dan masyarakat untuk saling berinteraksi dan berbagi informasi terkini terkait tren, regulasi, dan teknologi yang relevan.
Dari IFSE 2024, diharapkan kolaborasi antar pelaku industri dan pemerintah dapat semakin kuat, menciptakan regulasi yang mendukung inovasi namun tetap melindungi konsumen. Selain itu, keterlibatan talenta muda melalui job fair dan program edukasi diharapkan mampu memberikan dorongan baru bagi industri fintech Indonesia.
Sebagai pusat perkembangan fintech yang semakin matang, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemain utama di kawasan Asia Tenggara. Namun, keberhasilan ini memerlukan komitmen dari berbagai pihak untuk membangun ekosistem yang inklusif, aman, dan berkelanjutan bagi industri teknologi finansial di masa depan.