TransparanNews, Menjelang perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi akan mengalami penguatan terbatas. Menurut Lukman Leong, analis mata uang dari Doo Financial Futures, kondisi pasar yang lebih tenang selama musim liburan menjadi salah satu faktor pendorong pergerakan positif ini.
“Rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi dengan kecenderungan menguat terbatas terhadap dolar AS di tengah perdagangan yang lebih sepi, menjelang liburan Natal-Tahun Baru,” ujar Lukman seperti dikutip dari Antara. Hal ini didukung oleh pelemahan dolar AS setelah rilis data ekonomi terbaru.
Data Ekonomi AS yang Melemah
Dolar AS mengalami tekanan setelah data pemesanan barang tahan lama (durable goods) mencatat penurunan sebesar 1,1 persen. Angka ini jauh di bawah proyeksi pasar yang sebelumnya memperkirakan penurunan hanya sebesar 0,4 persen. Kondisi ini memberikan ruang bagi mata uang lain, termasuk rupiah, untuk bergerak lebih stabil.
Gambar Istimewa : gantanews.co
Untuk perdagangan hari ini, Lukman memproyeksikan kurs rupiah berada di kisaran Rp 16.150 hingga Rp 16.250 per dolar AS. Sementara itu, penguatan lebih lanjut diperkirakan akan bergantung pada dinamika pasar global dan sentimen domestik.
Proyeksi Rupiah di Tahun 2025
Memasuki tahun 2025, Lukman memberikan pandangan yang lebih hati-hati terhadap pergerakan rupiah. Ia menyebutkan bahwa tren penguatan dolar AS kemungkinan akan terus berlanjut, dipicu oleh data ekonomi AS yang masih kuat. Selain itu, kebijakan proteksionisme yang diadopsi oleh pemerintah AS diperkirakan dapat mendorong inflasi lebih tinggi, yang pada akhirnya memengaruhi kebijakan suku bunga The Fed.
“Pada kuartal I 2025, nilai tukar rupiah diperkirakan akan berada di kisaran Rp 16.300 hingga Rp 16.500 per dolar AS, seiring dengan tekanan dari penguatan dolar AS,” tambahnya. Tantangan eksternal ini akan menjadi faktor utama yang memengaruhi stabilitas nilai tukar domestik.
Penguatan Rupiah di Awal Pekan
Meski demikian, rupiah sempat mencatat penguatan kecil di awal pekan. Pada perdagangan antarbank di Jakarta, Selasa pagi, nilai tukar rupiah tercatat menguat 17 poin atau 0,10 persen menjadi Rp 16.180 per dolar AS dari posisi sebelumnya di Rp 16.197 per dolar AS. Hal ini menunjukkan bahwa meski dalam tekanan, rupiah masih memiliki peluang untuk mencatatkan kinerja positif di tengah tantangan global.
Optimisme Pasar Jelang Akhir Tahun
Penguatan terbatas rupiah menjelang akhir tahun memberikan secercah optimisme bagi pelaku pasar. Faktor musiman seperti rendahnya volume perdagangan selama liburan sering kali membawa volatilitas yang lebih rendah. Meski demikian, para analis tetap mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap faktor eksternal yang dapat memengaruhi pergerakan mata uang di awal tahun depan.
Dengan situasi ekonomi global yang dinamis, pelaku pasar disarankan untuk terus memantau perkembangan data ekonomi, baik domestik maupun internasional, untuk mengambil keputusan yang tepat dalam berinvestasi.