TransparanNews, PARIS – Perusahaan otomotif raksasa asal Tiongkok, Guangzhou Automobile Group Co. (GAC), tengah mengambil langkah besar untuk memperkuat pijakannya di pasar Eropa. Dengan berencana membangun pabrik di benua biru, GAC berharap dapat menghindari tarif tinggi yang diberlakukan Uni Eropa pada kendaraan listrik buatan Tiongkok, yang kini menjadi tantangan utama bagi banyak produsen otomotif asal Asia.
Langkah ini dinilai sebagai upaya cerdik dalam mengatasi kebijakan proteksionis Uni Eropa yang memberatkan kendaraan impor dari negara-negara non-Eropa, terutama Tiongkok. GAC, yang dikenal sebagai salah satu produsen mobil terbesar di negaranya, telah menetapkan target ambisius untuk menjual 500.000 unit mobil di luar negeri pada tahun 2030. Dengan angka ini, mereka berharap bisa menjadi pemain besar dalam industri otomotif global, khususnya di sektor kendaraan listrik.
Peluncuran SUV Listrik di Paris Auto Show
Sebagai bagian dari strategi ekspansi ini, GAC akan meluncurkan SUV listrik terbaru mereka, Aion V, di Paris Auto Show yang akan dimulai pekan depan. SUV ini dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan pasar Eropa dan memiliki daya jelajah hingga 520 kilometer. Dengan harga kurang dari 40.000 euro, Aion V diprediksi akan menjadi salah satu pesaing utama di segmen kendaraan listrik kompak, yang saat ini sedang berkembang pesat di Eropa.
Gambar Istimewa : moladin.assets
“Saya yakin masalah tarif ini dapat diatasi dalam jangka panjang,” ujar Wei Heigang, juru bicara GAC di Paris. “Kami sangat aktif dalam menjajaki berbagai kemungkinan, termasuk produksi lokal di Eropa sebagai solusi untuk menghindari tarif impor yang tinggi.”
Rencana Pembangunan Pabrik Masih Dibahas
Meskipun belum ada keputusan final, GAC saat ini tengah mempertimbangkan beberapa opsi untuk mendirikan basis produksi di Eropa. Menurut laporan, perusahaan tersebut sedang menimbang pilihan antara membangun pabrik baru dari nol atau mengambil alih pabrik yang sudah ada. Langkah ini, jika terealisasi, akan memberikan keuntungan signifikan bagi GAC dalam bersaing dengan produsen mobil lokal dan mengurangi ketergantungan mereka pada impor kendaraan dari Tiongkok.
Diskusi mengenai pembangunan pabrik ini masih berada pada tahap awal, namun diprediksi akan menjadi bagian integral dari strategi GAC untuk memperluas jangkauan mereka di pasar Eropa. Dengan memproduksi mobil secara lokal, GAC dapat lebih kompetitif, baik dari sisi harga maupun waktu pengiriman, sehingga mampu bersaing dengan produsen mobil besar lainnya yang sudah lebih dahulu mapan di kawasan tersebut.
Ekspansi Berlanjut dengan Kendaraan Listrik Lainnya
Tidak hanya berhenti pada Aion V, GAC juga telah merencanakan peluncuran beberapa model kendaraan listrik lainnya di Eropa. Setelah SUV ini mulai dijual pada pertengahan tahun 2025, GAC akan meluncurkan hatchback listrik kecil pada akhir tahun yang sama. Langkah ini menunjukkan betapa seriusnya GAC dalam memperluas portofolio kendaraan listrik mereka dan menghadirkan produk yang terjangkau namun berkualitas bagi konsumen Eropa.
Persaingan Ketat di Pasar Kendaraan Listrik Eropa
Pasar kendaraan listrik di Eropa memang tengah berkembang pesat, dengan semakin banyaknya produsen lokal maupun internasional yang berlomba-lomba menghadirkan produk terbaik. GAC harus bersaing dengan nama-nama besar seperti Tesla, Volkswagen, dan Renault, yang telah lebih dulu menguasai pasar. Namun, dengan harga kompetitif dan spesifikasi yang menarik, GAC memiliki peluang untuk menarik perhatian konsumen Eropa yang mencari kendaraan listrik dengan harga terjangkau.
Keberhasilan GAC dalam menembus pasar Eropa akan sangat bergantung pada bagaimana mereka mengatasi berbagai tantangan, termasuk tarif impor, regulasi ketat, dan persaingan sengit dari produsen lain. Namun, dengan rencana strategis yang matang, terutama dalam hal produksi lokal, GAC tampaknya siap untuk menghadapi tantangan tersebut dan memperkuat posisinya sebagai pemain global di industri otomotif.
