TransparanNews, Sebagai penyakit yang terus menjadi perhatian dunia kesehatan, demensia kini semakin sering dikaitkan dengan gaya hidup yang buruk, termasuk pola konsumsi minuman yang tidak sehat. Dalam sebuah unggahan video di Instagram, Robert Love, seorang ahli syaraf terkemuka asal Amerika Serikat yang fokus pada pencegahan alzheimer, mengungkapkan bahwa ada tiga jenis minuman yang perlu diwaspadai karena dapat meningkatkan risiko demensia. Informasi ini berhasil menarik perhatian publik, terlebih karena riset terkait dampak minuman ini sangat relevan dengan pola hidup modern.
Gambar Istimewa: cloudfront.net
Dilansir dari siaran Medical Daily, Kamis (30/1), Love menjelaskan bahwa minuman beralkohol menempati posisi pertama dalam daftar minuman yang berpotensi meningkatkan risiko demensia. Menurut Love, alkohol bersifat neurotoksik, yang berarti dapat merusak dan bahkan membunuh neuron di otak. Selain itu, alkohol juga berdampak buruk pada kesehatan usus, yang secara tidak langsung memengaruhi otak.
“Itu sangat penting karena apa yang baik untuk usus Anda juga baik untuk otak. Dengan merusak bakteri usus, alkohol menjadi buruk bagi kesehatan otak,” ujar Love.
Lebih jauh, Love menambahkan bahwa alkohol tidak hanya merusak otak dan memori, tetapi juga meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti kerusakan hati, gangguan tidur, dan peradangan. Salah satu jenis minuman beralkohol yang disebut Love paling buruk bagi kesehatan otak adalah bir, yang mengandung gluten. Gluten dikenal memiliki sifat inflamasi, dan bir juga dapat meningkatkan kadar asam urat, yang pada akhirnya mendorong penyimpanan lemak di area perut.
Minuman Bersoda: Bahaya yang Sering Diabaikan
Selain alkohol, Love juga memperingatkan bahaya minuman bersoda. Minuman ini mengandung gula dalam jumlah yang sangat tinggi tetapi hampir tidak memiliki serat. Kombinasi ini dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah dan insulin, yang kemudian memicu peradangan dalam tubuh. Seperti diketahui, peradangan adalah salah satu faktor risiko utama dari penyakit alzheimer.
Love menekankan bahwa konsumsi gula yang berlebihan, terutama dalam bentuk cair seperti minuman bersoda, memberikan beban besar bagi tubuh dan otak. “Dampaknya mungkin tidak langsung terlihat, tetapi konsumsi jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan,” tambahnya.
Frappuccino: Minuman Populer yang Perlu Diwaspadai
Frappuccino, minuman yang sangat populer di kedai-kedai kopi, juga mendapat perhatian khusus dari Love. Menurutnya, frappuccino dengan ukuran besar yang sering dikonsumsi banyak orang memiliki kandungan gula dan kafein yang sangat tinggi. Kombinasi ini dapat menstimulasi tubuh secara berlebihan, yang pada akhirnya berdampak buruk pada jantung, pembuluh darah, dan otak.
“Konsumsi gula dan kafein yang berlebihan dapat membuat tubuh bekerja terlalu keras, sehingga meningkatkan risiko kerusakan pada organ-organ vital, termasuk otak,” jelas Love.
Sebagai alternatif yang lebih sehat, Love menyarankan untuk memilih kopi hitam atau matcha. Kedua minuman ini memiliki manfaat baik untuk otak, terutama jika dikonsumsi tanpa tambahan gula. Namun, ia juga memperingatkan agar memilih kopi organik, karena kopi konvensional sering kali terpapar pestisida yang dapat memberi dampak buruk pada kesehatan otak.
Gaya hidup modern yang serba cepat sering kali membuat banyak orang tidak sadar akan dampak jangka panjang dari konsumsi makanan dan minuman tertentu terhadap kesehatan. Temuan Robert Love ini menjadi pengingat penting bahwa pola konsumsi kita, termasuk jenis minuman yang sering kita pilih, memiliki peran besar dalam menjaga kesehatan otak. Alkohol, minuman bersoda, dan frappuccino adalah tiga jenis minuman yang sebaiknya dihindari atau dikurangi konsumsinya demi mencegah risiko demensia. Sebagai gantinya, memilih minuman yang sehat seperti kopi hitam atau matcha bisa menjadi langkah kecil namun signifikan untuk menjaga kesehatan otak dan tubuh secara keseluruhan. Tetaplah bijak dalam memilih apa yang Anda konsumsi, karena kesehatan adalah investasi jangka panjang yang tak ternilai.