Calon Gubernur Jakarta, Ridwan Kamil (RK), mengisahkan pengalaman sulitnya mempromosikan penggunaan energi baru terbarukan saat menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat. Meski bersemangat untuk mengalihkan energi dari bahan bakar fosil ke energi ramah lingkungan, langkah tersebut justru menemui hambatan dari pihak tertentu, terutama PLN. Dalam diskusi bersama KADIN DKI Jakarta, Rabu (6/11/2024), Ridwan Kamil membagikan cerita ini dan menggarisbawahi betapa tantangan dalam mengimplementasikan energi terbarukan bisa berasal dari faktor eksternal yang sulit dikendalikan.
Inisiatif Energi Terbarukan di Jawa Barat
Ridwan Kamil menjelaskan bahwa sejak awal, ia memiliki komitmen kuat untuk mendorong energi terbarukan di Jawa Barat. Salah satu rencana besar yang pernah ia gagas adalah mengajak investor untuk mengembangkan proyek pembangkit listrik tenaga angin di daerah Sukabumi. Dengan potensi alam yang mendukung, RK meyakini proyek ini bisa menjadi tonggak penting bagi pengembangan energi bersih di wilayah tersebut.
Namun, kenyataan di lapangan tak semudah itu. Menurutnya, meski sudah mendapatkan investor dari Amerika Serikat yang siap berinvestasi dalam teknologi angin, upayanya terganjal izin dari PLN. PLN menilai, pada saat itu Jawa Barat memiliki pasokan energi yang cukup, sehingga tidak mendukung proyek tambahan energi baru. “Sebagai Gubernur, saya antusias, saya menawarkan kepada investor untuk membangun pembangkit listrik tenaga angin di Sukabumi. Namun, PLN mengatakan bahwa karena adanya surplus energi, kami diminta untuk tidak mempromosikan dulu,” tutur Ridwan Kamil.
Dampak Pembatalan Proyek Energi Terbarukan bagi Investasi
Akibat penolakan dari PLN, proyek tenaga angin di Sukabumi harus dibatalkan. Ridwan Kamil menyampaikan bahwa investor asal Amerika Serikat tersebut merasa kecewa, karena mereka sudah siap dengan teknologi dan sumber daya untuk memulai proyek energi angin. “Investornya sempat komplain, mereka merasa bingung karena kami mengundang investasi di bidang energi terbarukan, tetapi kemudian proyeknya dibatalkan,” ungkapnya.
Gambar Istimewa : promediateknologi.id
Kendala seperti ini, menurut Ridwan Kamil, kerap kali terjadi di luar kendali pemerintah daerah. Ia menyayangkan bahwa masih ada hambatan regulasi dan birokrasi yang dapat menghalangi upaya pengembangan energi bersih di daerah. “Kadang-kadang orang berpikir proyek seperti ini bisa diselesaikan oleh gubernur saja, tetapi kenyataannya tidak semudah itu,” jelasnya.
Pentingnya Koordinasi Antar Lembaga dalam Mewujudkan Energi Terbarukan
Ridwan Kamil menekankan bahwa untuk mempercepat peralihan ke energi terbarukan, diperlukan koordinasi yang baik antar lembaga dan dukungan dari pemerintah pusat. Meskipun daerah memiliki potensi besar untuk pengembangan energi bersih, banyak kebijakan yang masih bergantung pada keputusan pemerintah pusat dan lembaga terkait seperti PLN. Hal ini menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Ridwan Kamil saat memimpin Jawa Barat.
Sebagai contoh, rencana pembangunan energi angin di Sukabumi terpaksa harus ditunda akibat keputusan PLN untuk tidak mendukung proyek energi tambahan. Menurutnya, koordinasi antara pemerintah daerah dan instansi terkait seperti PLN harus diperkuat agar upaya untuk memajukan energi bersih bisa berjalan lebih lancar.
Upaya Erick Thohir Mendukung Pembangunan Energi Terbarukan
Tak hanya Ridwan Kamil, Menteri BUMN Erick Thohir juga turut memberikan perhatian khusus terhadap sektor energi terbarukan. Menurut Erick, pemerintah pusat berkomitmen untuk mendorong peralihan ke energi yang lebih ramah lingkungan guna mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Kebijakan ini sejalan dengan visi pemerintah dalam mengembangkan potensi energi hijau di Indonesia, terutama di daerah-daerah yang memiliki potensi sumber daya alam yang mendukung, seperti Jawa Barat.
Tantangan dan Peluang bagi Pengembangan Energi Terbarukan di Indonesia
Di tengah berbagai kendala yang dihadapi, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu pemimpin dalam energi terbarukan di kawasan Asia Tenggara. Namun, permasalahan birokrasi, keterbatasan infrastruktur, serta minimnya dukungan regulasi kerap kali menjadi penghalang utama. Ridwan Kamil menyoroti bahwa daerah-daerah seperti Jawa Barat membutuhkan dukungan lebih agar proyek-proyek energi terbarukan bisa direalisasikan.
Meskipun ada kendala, pemerintah daerah dan pusat perlu bekerja sama lebih erat untuk mencari solusi terhadap hambatan-hambatan ini. Misalnya, dengan memperkuat koordinasi antar lembaga, melonggarkan regulasi yang terlalu ketat, dan memberikan insentif kepada investor yang tertarik untuk berinvestasi dalam sektor energi hijau.
Harapan dan Langkah Ke Depan
Ridwan Kamil berharap bahwa ke depannya, pemerintah dan lembaga terkait dapat lebih proaktif dalam mendukung proyek-proyek energi terbarukan. Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah, terutama di sektor angin, air, dan panas bumi, Indonesia bisa mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan beralih ke energi yang lebih ramah lingkungan.
Sebagai calon Gubernur Jakarta, Ridwan Kamil menyatakan bahwa ia akan terus mendorong perubahan positif ini tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di seluruh Indonesia. “Kita perlu bergerak maju untuk memastikan bahwa kita bisa menjaga kelestarian alam sekaligus memenuhi kebutuhan energi yang semakin tinggi,” tutupnya.