Puan Maharani Serukan Peran Parlemen Dunia dalam Atasi Kemiskinan dan Kelaparan

TransparanNews, Jakarta – Ketua DPR RI, Puan Maharani, mengingatkan pentingnya kontribusi parlemen dunia dalam menangani masalah kelaparan dan kemiskinan global yang semakin mengkhawatirkan. Dalam pidatonya

Redaksi

TransparanNews, Jakarta – Ketua DPR RI, Puan Maharani, mengingatkan pentingnya kontribusi parlemen dunia dalam menangani masalah kelaparan dan kemiskinan global yang semakin mengkhawatirkan. Dalam pidatonya di pertemuan Parlemen G20 atau P20 yang berlangsung di Brasil, Puan menyampaikan bahwa hampir 700 juta orang di dunia, atau sekitar 8,5 persen dari populasi global, masih hidup dalam kemiskinan ekstrem. Kondisi ini diperparah oleh efek pandemi COVID-19, perubahan iklim yang semakin intens, dan konflik bersenjata di beberapa negara.

“Kita berada di era yang penuh dengan ketegangan geopolitik, perang, dan konflik yang semakin meningkat. Bisa dikatakan, ini adalah masa paling berbahaya sejak Perang Dunia ke-2,” ujar Puan dalam pidato penutupan forum P20 yang diadakan di Kantor Parlemen Brasil, Brasilia, pada Sabtu (9/11).

Meningkatnya Anggaran Militer Dunia dan Imbasnya pada Kemiskinan

Puan menyoroti meningkatnya anggaran militer yang, menurutnya, telah mengalihkan fokus dunia dari isu-isu kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan data yang disampaikannya, belanja militer global pada tahun 2023 mencapai 2,4 triliun dolar AS, yang setara dengan 2,3 persen dari PDB global. Besarnya alokasi anggaran ini, menurut Puan, menjadi cerminan dari prioritas global yang kurang mengutamakan kesejahteraan sosial.

Gambar Istimewa : bacakoran.co

“Jika saja separuh dari belanja militer ini dialihkan untuk mengatasi kelaparan, kita akan memiliki dunia yang sangat berbeda,” ungkapnya penuh harap. Dalam pernyataannya, Puan menegaskan bahwa parlemen memiliki peran penting untuk membantu mengarahkan negara-negara di dunia agar lebih fokus pada penyelesaian isu-isu kemiskinan, kelaparan, dan ketimpangan.

Harapan untuk Perdamaian dan Stabilitas Geopolitik

Forum P20 kali ini diharapkan menjadi momentum bagi para pemimpin parlemen dunia untuk mendorong upaya perdamaian dan meredakan ketegangan geopolitik. Puan menekankan bahwa perang dan konflik bukanlah sesuatu yang tidak dapat dihindari, melainkan hasil dari keputusan politik. Menurutnya, parlemen di setiap negara memiliki kekuatan untuk mempengaruhi pemerintahnya agar memilih jalan damai dan mencegah konflik bersenjata yang kerap memperburuk kondisi sosial-ekonomi di berbagai belahan dunia.

“Kita semua adalah pemimpin politik yang memiliki kekuatan untuk membuat perbedaan. Kita dapat mempengaruhi kebijakan di negara masing-masing, termasuk mengedepankan penyelesaian konflik melalui jalur diplomasi,” tegas Puan. Baginya, misi utama parlemen adalah menciptakan dunia yang damai dan sejahtera.

Tema Pertemuan: Parlemen untuk Dunia yang Adil dan Berkelanjutan

Pertemuan P20 ke-10 ini mengangkat tema ‘Parlemen untuk Dunia yang Adil dan Planet yang Berkelanjutan’. Tema tersebut mencerminkan komitmen untuk menjadikan parlemen sebagai garda terdepan dalam menghadapi tantangan global yang terus berkembang, mulai dari kemiskinan, perubahan iklim, hingga stabilitas politik dunia.

Pada pertemuan ini, Puan hadir bersama beberapa wakil dari Indonesia, antara lain Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP), Irine Yusiana Roba Putri, Wakil Ketua Komisi XII DPR, Dony Maryadi Oekon, dan anggota Komisi III DPR, Gilang Dhielafararez. Kehadiran delegasi Indonesia menunjukkan komitmen DPR RI untuk mendukung agenda global dalam menciptakan kesejahteraan yang merata dan menjaga keberlanjutan lingkungan.

Parlemen dan Tantangan Perubahan Iklim

Selain masalah kemiskinan, Puan juga menyoroti tantangan perubahan iklim yang telah memberikan dampak signifikan pada banyak negara, terutama negara berkembang. Puan berpendapat bahwa parlemen memiliki peran penting dalam merancang kebijakan yang pro-lingkungan dan berkelanjutan. Menurutnya, perubahan iklim adalah salah satu faktor utama yang memperparah krisis pangan, yang kemudian berujung pada kelaparan dan kemiskinan di berbagai wilayah.

Dalam konteks ini, peran parlemen menjadi vital untuk mendesak pemerintahnya mengurangi emisi karbon, mengembangkan energi terbarukan, dan memastikan keberlanjutan dalam setiap sektor pembangunan. Puan menegaskan bahwa tanpa upaya kolaboratif dari negara-negara di dunia, krisis perubahan iklim akan semakin parah dan dampaknya tidak hanya mengancam lingkungan tetapi juga memperburuk masalah kemiskinan dan ketimpangan.

Puan: Perang Melawan Kemiskinan Adalah Tugas Bersama

Dalam penutup pidatonya, Puan mengajak para anggota parlemen dari negara-negara anggota G20 untuk melihat isu kemiskinan sebagai masalah bersama yang harus diselesaikan dengan langkah nyata. Menurutnya, parlemen dunia memiliki mandat moral untuk memastikan bahwa kebijakan yang dibuat tidak hanya menguntungkan segelintir pihak, tetapi memberikan manfaat luas bagi masyarakat, terutama mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan.

“Kita harus memastikan bahwa kebijakan yang diambil tidak hanya memperhatikan kepentingan ekonomi semata, tetapi juga memperhatikan nilai kemanusiaan dan keberlanjutan,” ujarnya penuh semangat.

Pertemuan P20 di Brasil ini menggarisbawahi peran strategis parlemen dalam menciptakan kebijakan global yang pro-kesejahteraan dan berkelanjutan. Puan Maharani menyampaikan pandangan dan harapannya agar parlemen dunia tidak hanya berfungsi sebagai penyusun undang-undang, tetapi juga sebagai pendorong perdamaian, pengurang ketimpangan, dan pelindung lingkungan.

Dengan adanya kerjasama antar-parlemen, diharapkan dunia dapat menghadapi tantangan besar ini dengan lebih tangguh dan menghasilkan solusi nyata bagi masalah kemiskinan, kelaparan, dan perubahan iklim. Puan Maharani yakin, bersama-sama parlemen dari berbagai negara mampu menciptakan dunia yang lebih adil, aman, dan sejahtera bagi generasi mendatang.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Ikuti kami :

Tags

Related Post