TransparanNews, Jakarta – Nama Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), tengah menjadi sorotan publik. Pasalnya, ia dikabarkan telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus Harun Masiku.
Gambar Istimewa : dimensia.id
Saat dikonfirmasi, Juru Bicara KPK, Tessa Mahardhika, menyatakan bahwa pihaknya masih memverifikasi informasi tersebut. “Saya akan coba cek terlebih dahulu infonya. Bila ada update, akan disampaikan kepada rekan-rekan jurnalis,” ujarnya kepada media, Selasa (24/12/2024).
Perjalanan Hidup dan Pendidikan Hasto Kristiyanto
Hasto Kristiyanto lahir di Yogyakarta pada 7 Juli 1966. Ia adalah putra dari pasangan Antonius Krido Pardjono dan Yohana Sutami, yang membesarkannya dengan nilai-nilai budaya Jawa serta disiplin yang kuat.
Hasto menyelesaikan pendidikan dasarnya di Yogyakarta, kemudian melanjutkan studi ke Universitas Gadjah Mada (UGM) dan meraih gelar Sarjana Teknik. Tidak berhenti di situ, ia juga menempuh pendidikan manajemen di Universitas Prasetiya Mulya dan mendalami geopolitik di Universitas Pertahanan Indonesia.
Awal Karier Politik
Ketertarikan Hasto pada dunia politik dimulai sejak era 1990-an. Ia banyak belajar dari akademisi UGM, Cornelis Lay, serta bergaul dengan tokoh-tokoh senior PDIP. Pada tahun 1999, ia resmi masuk ke dalam struktur partai sebagai staf administrasi atau sering disebut “tukang ketik”.
Dari pengalaman ini, Hasto menyerap banyak pelajaran tentang idealisme partai dan mulai memahami dinamika politik dari dekat.
Karier di DPR RI dan PDIP
Pada Pemilu 2004, Hasto terpilih sebagai anggota DPR RI dari daerah pemilihan Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan, dan Trenggalek, Jawa Timur. Di DPR, ia aktif dalam sejumlah komisi, termasuk Komisi VI yang bermitra dengan Kementerian BUMN dan Kementerian Perdagangan.
Hasto juga menjadi pengusul berbagai inisiatif legislatif, seperti:
- Hak Angket Tolak Impor Beras (2006)
- Hak Angket Kenaikan Harga BBM (2007)
- RUU Penanaman Modal (UU No. 25 Tahun 2007)
- RUU ITE (UU No. 11 Tahun 2008)
Dalam struktur internal PDIP, Hasto mulai dari posisi bawah dan akhirnya menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal pada 2010. Ia kemudian ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Sekjen PDIP pada 2014 menggantikan Tjahjo Kumolo, sebelum resmi menjabat sebagai Sekjen PDIP pada Kongres IV tahun 2015.
Prestasi dan Tantangan di PDIP
Selama menjadi Sekjen, Hasto dikenal karena kontribusinya dalam melakukan restrukturisasi administrasi partai. Di bawah kepemimpinannya, PDIP memenangkan Pemilu Legislatif 2014 dan 2019, serta mengukir kemenangan di berbagai Pilkada.
Pada Kongres V PDIP tahun 2019, Hasto kembali diangkat sebagai Sekjen untuk periode kedua, mencatatkan sejarah sebagai Sekjen pertama yang menjabat dua periode berturut-turut.
Isu Terkini: Dugaan Tersangka oleh KPK
Namun, reputasi cemerlang Hasto kini dihadapkan pada isu dugaan penetapan dirinya sebagai tersangka oleh KPK. Kasus ini terkait dengan skandal Harun Masiku, buronan KPK yang hingga kini masih belum ditemukan.
Publik menunggu klarifikasi resmi dari KPK, sementara kasus ini diprediksi akan memengaruhi dinamika politik menjelang tahun politik 2024.
Hasto Kristiyanto adalah sosok penting dalam perjalanan PDIP, baik sebagai politisi maupun organisator. Meski demikian, tudingan terbaru dari KPK dapat menjadi tantangan besar bagi karier politiknya dan citra PDIP secara keseluruhan.