Prediksi Penjualan Barang Mewah Global Menurun pada 2024, Dampak Terbesar di China

TransparanNews, Penjualan barang mewah global diperkirakan akan mengalami penurunan signifikan pada tahun 2024, dengan China menjadi salah satu wilayah yang terdampak paling berat. Menurut laporan

Redaksi

Flat lay with woman fashion accessories in pastel colors. Fashion blog, summer urban style, shopping and trends concept

TransparanNews, Penjualan barang mewah global diperkirakan akan mengalami penurunan signifikan pada tahun 2024, dengan China menjadi salah satu wilayah yang terdampak paling berat. Menurut laporan dari Bain & Company, sebuah perusahaan konsultan terkemuka, penurunan ini dapat mencapai angka sebesar dua persen secara global dan bahkan hingga 20-22 persen di China. Proyeksi ini mencerminkan masa yang cukup sulit bagi industri barang mewah, yang selama ini dikenal tahan terhadap fluktuasi ekonomi.

Penurunan Penjualan di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global

Pasar barang mewah global, yang mencakup produk-produk seperti pakaian, aksesori, dan produk kecantikan, telah mengalami peningkatan penjualan yang stabil selama bertahun-tahun, terutama sebelum pandemi. Lonjakan ini sebagian besar didorong oleh meningkatnya jumlah konsumen kelas menengah dan orang-orang kaya baru, terutama di wilayah Asia. Namun, setelah periode pertumbuhan yang pesat, sektor ini sekarang menghadapi tantangan besar yang mengakibatkan penurunan penjualan.

Gambar Istimewa : blj.co.id

Mitra Bain, Federica Levato, menyebutkan bahwa ini adalah pertama kalinya industri barang mewah pribadi mengalami penurunan besar sejak krisis ekonomi global pada 2008-2009, di luar dampak pandemi. “Perkiraan ini sudah memperhitungkan dampak dari pergerakan nilai tukar mata uang,” ungkap Levato. Laporan ini mengindikasikan bahwa industri mewah berada dalam masa sulit, terutama dengan melemahnya daya beli konsumen akibat ketidakstabilan ekonomi di beberapa negara, termasuk Republik Rakyat China (RRT).

Ketidakpastian di China Menjadi Faktor Utama

China, yang sebelumnya menjadi pasar utama bagi barang-barang mewah global, kini mengalami penurunan konsumsi yang cukup tajam. Bain & Company memprediksi bahwa penjualan barang mewah di negara tersebut tidak akan pulih hingga paruh kedua tahun 2025. Laporan ini menjadi sinyal bagi investor dan pelaku industri bahwa penurunan di sektor barang mewah mungkin akan lebih lama dan lebih dalam dari yang diperkirakan. Saham perusahaan-perusahaan besar seperti LVMH dan Kering juga telah terpengaruh akibat kekhawatiran ini.

Menurut Levato, kinerja pasar barang mewah di China pada musim liburan ini diperkirakan tetap negatif, berlawanan dengan pertumbuhan pasar di Eropa dan Amerika. Konsumen di China tampaknya lebih berhati-hati dalam pengeluaran, terutama di tengah berbagai tantangan ekonomi domestik dan ketidakpastian global. Kondisi ini diperburuk dengan adanya perang, melemahnya kepercayaan konsumen, serta pengaruh dari pemilihan umum di berbagai negara yang turut memengaruhi ekonomi global.

Pergeseran Strategi dan Preferensi Konsumen

Perubahan preferensi konsumen, terutama kalangan muda, juga memberikan dampak besar bagi penjualan barang mewah. Banyak merek kini berfokus pada penempatan produk di kisaran harga yang lebih tinggi, yang menyebabkan sebagian konsumen mengurangi minat untuk membeli. Menurut Levato, basis konsumen mewah telah berkurang sebanyak 50 juta orang selama dua tahun terakhir dari total sekitar 400 juta konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan pola konsumsi bukan hanya disebabkan oleh kondisi ekonomi, tetapi juga akibat dari strategi harga yang diterapkan oleh banyak merek mewah.

Seiring dengan perubahan preferensi konsumen, pertumbuhan industri barang mewah kini bergantung pada strategi yang akan diterapkan oleh merek-merek besar. Beberapa perusahaan memilih untuk terus menawarkan produk dengan harga premium, namun langkah ini bisa saja mengurangi minat konsumen yang lebih muda dan lebih sensitif terhadap harga. Faktor-faktor ini turut memperlambat pertumbuhan industri barang mewah di berbagai wilayah.

Pengeluaran Mewah untuk Pengalaman Tetap Meningkat

Di sisi lain, sektor pengeluaran mewah untuk pengalaman seperti perhotelan dan wisata kuliner justru diperkirakan akan mengalami peningkatan pada tahun ini. Berbeda dengan barang-barang mewah yang bersifat fisik, pengeluaran untuk pengalaman cenderung tetap diminati oleh konsumen, khususnya generasi muda yang lebih memilih pengalaman ketimbang memiliki barang mahal. Kecenderungan ini menunjukkan adanya pergeseran dalam prioritas pengeluaran masyarakat global, di mana pengalaman hidup kini lebih diutamakan dibandingkan dengan kepemilikan barang-barang mewah.

Industri barang mewah global menghadapi tantangan besar dengan proyeksi penurunan penjualan pada tahun 2024. China menjadi pasar utama yang mengalami penurunan terbesar, sedangkan Eropa dan Amerika diprediksi akan tetap menjadi penopang pertumbuhan. Preferensi konsumen yang berubah, melemahnya ekonomi, serta strategi harga tinggi yang diterapkan oleh merek-merek mewah juga menjadi faktor yang memperlambat laju pertumbuhan industri ini. Di tengah tekanan ini, sektor pengeluaran untuk pengalaman seperti perhotelan dan wisata kuliner tetap bertahan dan bahkan diprediksi akan meningkat, mencerminkan perubahan tren konsumsi global.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Ikuti kami :

Tags

Related Post