TransparanNews, Surabaya – Presiden Prabowo Subianto menanggapi isu adanya pihak-pihak yang berusaha memisahkannya dari Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo (Jokowi). Dalam sambutannya di Pembukaan Kongres Ke-XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) yang berlangsung di Jatim International Expo Surabaya, Prabowo menyebut upaya tersebut sebagai sesuatu yang “lucu” dan layak dijadikan bahan tertawaan.
Gambar Istimewa: detik.net.id
“Ada yang sekarang mau misah-misahkan saya sama Pak Jokowi, lucu juga, untuk bahan ketawa boleh,” ujar Prabowo, Senin (10/2/2025).
Pernyataan ini sontak menarik perhatian publik, mengingat hubungan antara Prabowo dan Jokowi selama ini dikenal cukup erat, terutama setelah Prabowo diangkat menjadi Menteri Pertahanan dalam kabinet Jokowi pada periode 2019-2024.
Upaya Memecah Belah Dinilai sebagai Ancaman bagi Persatuan
Prabowo menyoroti bahwa upaya untuk memisahkan dirinya dari Jokowi bukanlah sekadar isu politik biasa, melainkan bagian dari strategi pihak-pihak yang tidak menginginkan persatuan di Indonesia.
“Jangan, kita jangan ikut pecah belah. Pecah belah itu adalah kegiatan mereka-mereka yang tidak suka dengan Indonesia,” tegasnya.
Pernyataan ini memperlihatkan posisi Prabowo yang tetap berkomitmen menjaga stabilitas politik dan persatuan nasional. Ia menekankan bahwa perpecahan hanya akan menguntungkan pihak-pihak yang ingin melihat Indonesia lemah dan terpecah belah.
Prabowo Akui Belajar Politik dari Jokowi
Selain membahas isu perpecahan, Prabowo juga mengungkapkan bagaimana dirinya banyak belajar dari Jokowi dalam perjalanan karir politiknya. Ia mengakui bahwa ada banyak pelajaran berharga yang ia petik selama bekerja sama dengan Jokowi, terutama dalam hal kepemimpinan dan strategi politik.
“Jadi memang kalau politik ya, saya belajar dari Pak Jokowi. Enggak usah malu-malu lah. Kadang-kadang orang sudah enggak berkuasa, mau dijelek-jelekkin, jangan, kita hormati semua, hormati semua,” ujar Prabowo.
Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa Prabowo ingin menegaskan pentingnya sikap saling menghormati dalam politik, termasuk menghargai pemimpin yang telah selesai menjabat.
Dinamika Politik Pasca-Pemilu 2024
Pasca kemenangan Prabowo dalam Pemilihan Presiden 2024, dinamika politik di Indonesia masih terus berkembang. Dukungan Jokowi terhadap Prabowo pada masa kampanye sempat menjadi sorotan, terutama karena Jokowi sebelumnya menjabat sebagai presiden selama dua periode.
Hubungan antara keduanya pun menjadi bahan spekulasi di berbagai kalangan. Ada yang menduga bahwa dukungan Jokowi terhadap Prabowo memiliki agenda politik tertentu, sementara pihak lain melihatnya sebagai bentuk kesinambungan kepemimpinan untuk menjaga stabilitas nasional.
Namun, dengan pernyataan terbaru ini, Prabowo tampaknya ingin menegaskan bahwa hubungan baik antara dirinya dan Jokowi tetap terjaga, meskipun ada upaya dari pihak tertentu untuk memecah belah.
Pernyataan Prabowo di Kongres Muslimat NU menegaskan bahwa ia tidak terpengaruh oleh upaya pihak-pihak yang ingin merenggangkan hubungannya dengan Jokowi. Ia justru menganggap isu tersebut sebagai sesuatu yang lucu dan tidak berdasar. Lebih dari itu, Prabowo juga menekankan pentingnya menjaga persatuan dan menghindari perpecahan yang dapat merugikan bangsa.
Dengan sikapnya yang tetap menghormati Jokowi dan mengakui peran pentingnya dalam perjalanan politiknya, Prabowo menunjukkan bahwa stabilitas dan keharmonisan politik menjadi prioritas utama dalam pemerintahannya. Pernyataan ini sekaligus menjadi sinyal bahwa ia ingin melanjutkan kepemimpinan dengan pendekatan yang inklusif dan menghargai semua pihak.