Olahraga Terbukti Dapat Menurunkan Risiko Demensia hingga 40%

TransparanNews, Demensia merupakan salah satu penyakit neurodegeneratif yang paling ditakuti, terutama di kalangan lansia. Namun, sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa olahraga dapat menurunkan risiko demensia

Redaksi

TransparanNews, Demensia merupakan salah satu penyakit neurodegeneratif yang paling ditakuti, terutama di kalangan lansia. Namun, sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa olahraga dapat menurunkan risiko demensia hingga 40%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebugaran kardiovaskular memiliki peran penting dalam memperlambat penurunan fungsi kognitif seiring bertambahnya usia.

Gambar Istimewa: cloudfront.net

Hubungan Olahraga dan Kebugaran Kardiovaskular

Kebugaran kardiovaskular adalah kemampuan tubuh dalam mengalirkan oksigen ke otot selama berolahraga, yang pada akhirnya membantu memperlancar peredaran darah. Para peneliti menemukan bahwa peningkatan kebugaran kardiorespirasi berkaitan erat dengan fungsi kognitif yang lebih baik dan risiko demensia yang lebih rendah, bahkan pada individu yang memiliki kecenderungan genetik terhadap penyakit ini.

Seiring bertambahnya usia, kebugaran kardiovaskular mengalami penurunan. Mulai dari usia 20-an dan 30-an, tingkat kebugaran dapat menurun sebesar 3% hingga 6% setiap dekade. Penurunan ini semakin signifikan setelah usia 70 tahun, dengan tingkat penurunan yang bisa mencapai lebih dari 20%. Kondisi ini tidak hanya meningkatkan risiko demensia, tetapi juga memperbesar kemungkinan terjadinya penyakit kardiovaskular seperti stroke dan serangan jantung.

Studi Terbaru: Partisipan dan Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 61.214 peserta berusia antara 39 dan 70 tahun yang terdaftar dalam studi UK Biobank pada periode 2009 hingga 2010. Saat awal penelitian, para peserta dalam kondisi sehat dan tidak memiliki riwayat demensia. Mereka kemudian dipantau hingga 12 tahun untuk melihat perkembangan kondisi kesehatan mereka.

Untuk menilai kebugaran kardiorespirasi peserta, para peneliti menggunakan tes bersepeda selama enam menit dengan intensitas submaksimal. Selain itu, fungsi kognitif peserta juga dievaluasi melalui tes neuropsikologis. Faktor genetik yang berkontribusi terhadap risiko demensia dihitung menggunakan skor risiko poligenik.

Hasil studi ini mencatat bahwa selama masa tindak lanjut, sebanyak 553 orang didiagnosis menderita demensia. Para peserta kemudian dikelompokkan berdasarkan skor kebugaran kardiorespirasi mereka menjadi tiga kelompok yang distandarisasi menurut usia dan jenis kelamin.

Hasil Penelitian: Kebugaran yang Lebih Baik, Risiko Demensia yang Lebih Rendah

Dari hasil analisis, ditemukan bahwa peserta dengan kebugaran kardiorespirasi yang lebih tinggi memiliki risiko 40% lebih kecil terkena demensia dibandingkan mereka dengan skor kebugaran yang lebih rendah. Selain itu, mereka yang memiliki kebugaran yang baik juga mengalami penundaan onset demensia hingga 1,5 tahun dibandingkan mereka dengan kondisi kebugaran yang kurang optimal.

Lebih lanjut, bagi individu yang memiliki risiko genetik sedang hingga tinggi terhadap demensia, tingkat kebugaran kardiovaskular yang baik mampu mengurangi risiko terkena penyakit ini hingga 35%. Temuan ini menegaskan bahwa faktor gaya hidup, khususnya kebugaran fisik, dapat menjadi penentu utama dalam pencegahan demensia.

Penelitian ini memperkuat bukti bahwa olahraga memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan otak dan menurunkan risiko demensia. Dengan menjaga kebugaran kardiovaskular melalui aktivitas fisik yang rutin, seseorang dapat memperlambat penurunan fungsi kognitif dan meningkatkan kualitas hidup di usia lanjut. Oleh karena itu, penting untuk menjadikan olahraga sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari guna mengoptimalkan kesehatan otak dan mengurangi kemungkinan terkena demensia di kemudian hari.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Ikuti kami :

Tags

Related Post