TransparanNews, Korea Selatan kini tengah menghadapi tantangan besar dalam menyelidiki kecelakaan pesawat Jeju Air yang terjadi pada 29 Desember lalu. Kotak hitam pesawat, yang seharusnya menjadi sumber utama informasi, ditemukan kehilangan data penting selama empat menit terakhir sebelum ledakan fatal. Hal ini diumumkan oleh otoritas investigasi setempat, yang bekerja sama dengan Badan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (NTSB).
Gambar Istimewa : detik.net.id
Data Berhenti Sebelum Kecelakaan
Berdasarkan analisis awal, perekam data penerbangan (FDR) dan perekam suara kokpit (CVR) pada pesawat B737-800 berhenti merekam data pada pukul 08.59 waktu setempat, hanya empat menit sebelum pesawat menghantam struktur pemancar sinyal pemandu di ujung Bandara Internasional Muan. Ledakan besar terjadi pada pukul 09.03, mengakibatkan kerusakan parah setelah pesawat tergelincir tanpa roda pendaratan terbuka dan menabrak gundukan beton yang berisi peralatan pemancar.
Tantangan dalam Investigasi
Otoritas menyatakan bahwa hilangnya data dari kotak hitam menjadi hambatan besar dalam menganalisis kronologi kecelakaan. Kendati demikian, mereka menegaskan bahwa kotak hitam bukan satu-satunya sumber bukti dalam penyelidikan ini. “Kami juga akan menganalisis catatan kontrol lalu lintas udara, rekaman video kecelakaan, serta puing-puing dari lokasi kejadian,” ujar pihak otoritas, seperti dikutip dari Antara.
Untuk memastikan keandalan data yang tersisa, komponen kotak hitam telah dikirim ke kantor pusat NTSB di Washington pekan lalu. Penyelidik dari Korea Selatan yang turut terlibat dalam verifikasi tersebut dijadwalkan segera kembali ke tanah air untuk melaporkan temuan tambahan.
Langkah Selanjutnya
Meskipun penyelidikan masih berlangsung, hilangnya data dari FDR dan CVR memunculkan pertanyaan baru terkait kemungkinan gangguan teknis pada perangkat perekam tersebut. Situasi ini menjadi peringatan penting bagi industri penerbangan untuk meningkatkan keandalan teknologi perekam data penerbangan.
Para ahli menyatakan bahwa hasil investigasi ini akan menjadi kunci untuk memahami penyebab kecelakaan dan mencegah insiden serupa di masa mendatang. Selain itu, laporan lengkap dari NTSB diharapkan dapat memberikan kejelasan lebih lanjut terkait kondisi pesawat sebelum kecelakaan terjadi.
Keselamatan Penerbangan Jadi Prioritas
Insiden ini kembali menegaskan pentingnya pengawasan dan pemeliharaan rutin terhadap sistem keselamatan penerbangan. Kementerian Transportasi Korea Selatan berkomitmen untuk terus memantau proses investigasi dan segera mengambil langkah preventif berdasarkan temuan yang diperoleh.
Dalam kasus seperti ini, kolaborasi internasional antara Korea Selatan dan NTSB menunjukkan bahwa keselamatan penerbangan adalah isu global yang membutuhkan perhatian serius dari semua pihak. Semua pihak berharap agar hasil investigasi segera terungkap demi meningkatkan keamanan di masa depan.
meski hilangnya data dari kotak hitam menjadi tantangan besar, upaya penyelidikan yang melibatkan berbagai sumber informasi diharapkan dapat memberikan gambaran menyeluruh terkait penyebab kecelakaan tragis ini. Dunia penerbangan kini menunggu dengan harap-harap cemas hasil investigasi resmi yang akan memberikan jawaban atas tragedi ini.