TransparanNews, Jepang tengah menghadapi tantangan besar dalam dunia ketenagakerjaan. Dengan populasi yang terus menurun dan angka kelahiran yang rendah, negara ini mengalami kekurangan tenaga kerja yang signifikan. Untuk mengatasi masalah ini, sebanyak 65% perusahaan di Jepang mulai merekrut pekerja asing sebagai langkah strategis.
Berdasarkan survei terbaru yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Sosial Jepang, sekitar 56,8% perusahaan mempekerjakan tenaga kerja asing dengan harapan kinerja mereka setara atau bahkan lebih baik dibandingkan pekerja lokal. Sementara itu, 18,5% perusahaan melihat langkah ini sebagai upaya untuk meningkatkan keberagaman di lingkungan kerja mereka.
Survei Menyeluruh untuk Kebijakan Lebih Baik
Survei ini dilakukan pada Oktober dan November 2023, melibatkan 3.534 perusahaan dan 11.629 pekerja asing. Hasilnya mengungkapkan bahwa lebih dari separuh pekerja asing, tepatnya 51,5%, mendapatkan pekerjaan mereka melalui agensi atau perantara di negara asal mereka. Sebaliknya, 13,5% pekerja menemukan pekerjaan melalui agensi atau individu di Jepang.
Gambar Istimewa : harianjogja.com
“Kami akan terus melakukan survei dan menggunakannya sebagai dokumen dasar untuk pembuatan kebijakan,” ungkap seorang pejabat dari kementerian tersebut. Survei ini adalah yang pertama kali dilakukan oleh kementerian dengan fokus pada ketenagakerjaan dan perekrutan tenaga kerja asing.
Peningkatan Signifikan Pekerja Asing
Dalam 15 tahun terakhir, jumlah pekerja asing di Jepang meningkat drastis hingga lebih dari empat kali lipat. Hingga Oktober tahun lalu, tercatat ada 2,05 juta pekerja asing, yang setara dengan sekitar 3% dari total tenaga kerja di negara tersebut. Angka ini mencerminkan peningkatan kebutuhan tenaga kerja asing seiring dengan menurunnya populasi usia produktif.
Tantangan dan Harapan di Masa Depan
Meski pekerja asing menjadi solusi sementara untuk mengisi kekosongan tenaga kerja, tantangan tetap ada. Perbedaan budaya, bahasa, dan adaptasi dalam lingkungan kerja menjadi isu yang harus diatasi baik oleh perusahaan maupun para pekerja asing. Namun, langkah ini juga membuka peluang besar bagi Jepang untuk mempromosikan keberagaman dan memperkuat daya saing global.
Dalam jangka panjang, Jepang perlu terus menyempurnakan kebijakan imigrasi dan ketenagakerjaan untuk memastikan keberlanjutan sistem ini. Selain itu, memberikan pelatihan kepada pekerja asing dan membangun lingkungan kerja yang inklusif menjadi kunci keberhasilan strategi ini.
Krisis tenaga kerja yang dialami Jepang menjadi cerminan dari tantangan demografi yang semakin mendesak. Pekerja asing telah menjadi elemen penting dalam mendukung perekonomian negara. Dengan langkah-langkah strategis dan kebijakan yang tepat, Jepang diharapkan dapat mengatasi krisis ini dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif serta produktif di masa depan.