TransparanNews, Jakarta – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kembali mempertimbangkan pelaksanaan operasi modifikasi cuaca (OMC) sebagai langkah antisipasi menghadapi potensi cuaca ekstrem. Langkah ini akan dilakukan apabila Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi adanya peningkatan intensitas cuaca menuju ekstrem.
Gambar Istimewa: tstatic.net
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi menyatakan bahwa rencana operasi ini akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat apabila situasi mengharuskannya. “Kami rencanakan dalam 2-3 hari ini untuk melakukan modifikasi cuaca. Jika memang nanti kami melihat curah hujan lebat dan mengarah ekstrem, kami akan langsung bergerak,” ujarnya di Jakarta, Rabu (29/1/2025).
Koordinasi Intensif Antarinstansi
Teguh juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi dengan berbagai instansi terkait guna memastikan kesiapan pelaksanaan OMC. Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta, Marullah Matali, telah berkoordinasi dengan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKD), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta Asisten Pemerintahan untuk membahas teknis pelaksanaan modifikasi cuaca.
“Kami tadi sudah berdiskusi dengan Sekda, Kepala BPKD, dan Kepala BPBD. Semua ini akan dikoordinir oleh Asisten Pemerintahan. Kami memastikan bahwa semua pihak siap menghadapi ancaman cuaca ekstrem,” tambah Teguh.
Selain itu, Teguh menjelaskan bahwa pelaksanaan OMC juga memerlukan dukungan dari infrastruktur yang mumpuni. Menurutnya, kesiapan fasilitas menjadi salah satu faktor penting dalam keberhasilan modifikasi cuaca.
Belajar dari Pengalaman Sebelumnya
Teguh mengakui bahwa banjir yang melanda sejumlah titik di Jakarta sejak Selasa (28/1/2025) tidak sempat diantisipasi dengan OMC. Hal tersebut terjadi karena prakiraan cuaca dari BMKG sebelumnya hanya menunjukkan curah hujan sedang hingga lebat, tanpa indikasi ekstrem.
“Karena prakiraan BMKG sebelumnya tidak menunjukkan cuaca se-ekstrem itu, kami belum melakukan modifikasi cuaca. Namun, dari pengalaman ini, kami belajar bahwa semua pihak, termasuk perangkat wilayah, harus tetap siaga, baik saat kami melakukan OMC maupun tidak,” jelas Teguh.
Ia juga menekankan bahwa modifikasi cuaca bukanlah satu-satunya solusi. Teguh mengingatkan seluruh jajaran Pemprov DKI agar tidak sepenuhnya bergantung pada teknologi ini. Antisipasi dan kesiapsiagaan dari semua pihak tetap menjadi prioritas utama dalam menghadapi bencana alam.
Catatan Pelaksanaan OMC Sebelumnya
Sebagai informasi, Pemprov DKI Jakarta telah melakukan tiga tahap operasi modifikasi cuaca pada Desember 2024. Tahap pertama berlangsung pada 7-9 Desember 2024, tahap kedua pada 13-16 Desember 2024, dan tahap ketiga pada 25-31 Desember 2024. Operasi ini disebut cukup efektif dalam mengurangi potensi genangan dan banjir di wilayah Jakarta pada saat itu.
Namun, dengan meningkatnya intensitas hujan belakangan ini, pemerintah menyadari bahwa kesiapan menghadapi cuaca ekstrem harus menjadi agenda prioritas. Tidak hanya dalam bentuk teknologi, tetapi juga melalui sinergi antarinstansi dan edukasi kepada masyarakat.
Pelaksanaan operasi modifikasi cuaca kembali menjadi solusi yang dipertimbangkan oleh Pemprov DKI Jakarta dalam menghadapi ancaman cuaca ekstrem. Meski demikian, langkah ini tidak boleh menjadi satu-satunya andalan. Kesiapsiagaan dari seluruh elemen masyarakat dan pemerintah tetap menjadi kunci untuk meminimalkan dampak bencana. Dengan belajar dari pengalaman sebelumnya, Pemprov DKI berkomitmen untuk terus meningkatkan koordinasi dan kesiapan menghadapi tantangan cuaca di masa mendatang.