TransparanNews, Gunung Semeru, yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Pada Senin, gunung tertinggi di Pulau Jawa ini tercatat beberapa kali mengalami erupsi dengan ketinggian letusan mencapai antara 500 meter hingga 1 kilometer di atas puncak.
Gambar Istimewa : pantura7.com
Rangkaian Erupsi Gunung Semeru
Menurut laporan dari Ghufron Alwi, petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, letusan pertama terjadi pada pukul 01.31 WIB. Saat itu, tinggi kolom letusan mencapai 600 meter di atas puncak, dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 129 detik yang tercatat di seismograf. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal.
Erupsi kedua berlangsung pada pukul 02.47 WIB, dengan tinggi kolom mencapai 700 meter di atas puncak. Abu vulkanik kembali teramati dengan warna putih hingga kelabu, menyebar ke arah barat dan barat laut.
“Kolom abu teramati dengan intensitas tebal,” jelas Ghufron Alwi.
Sekitar pukul 03.19 WIB, Gunung Semeru kembali erupsi, kali ini dengan tinggi letusan mencapai 800 meter di atas puncak atau sekitar 4.476 meter di atas permukaan laut. Letusan tersebut juga disertai kolom abu berwarna putih hingga kelabu yang mengarah ke barat dan barat laut. Data seismograf menunjukkan amplitudo maksimum 22 mm dengan durasi 129 detik.
Puncak aktivitas pagi hari terjadi pada pukul 04.58 WIB, ketika kolom letusan mencapai 1.000 meter atau 1 kilometer di atas puncak. Abu vulkanik terpantau bergerak ke arah utara dan timur laut dengan intensitas tebal. Pada erupsi ini, durasi yang tercatat di seismograf adalah 115 detik.
Tidak berhenti di situ, Gunung Semeru kembali erupsi pada pukul 07.58 WIB. Letusan kali ini memiliki ketinggian 500 meter di atas puncak, dengan abu vulkanik berwarna putih hingga kelabu mengarah ke utara dan barat laut. Data menunjukkan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 124 detik.
Status Waspada dan Rekomendasi PVMBG
Gunung Semeru saat ini berada dalam status waspada. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan beberapa rekomendasi penting untuk menjaga keselamatan masyarakat:
- Tidak ada aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan hingga jarak 8 kilometer dari puncak (pusat erupsi).
- Menghindari aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai Besuk Kobokan, karena berpotensi terdampak aliran awan panas dan lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
- Dilarang mendekati radius 3 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru, karena adanya potensi lontaran batu pijar yang berbahaya.
PVMBG juga mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi bencana susulan. “Masyarakat diminta untuk mematuhi rekomendasi demi keselamatan bersama,” ujar Ghufron.
Dampak Aktivitas Vulkanik
Aktivitas Gunung Semeru ini menjadi pengingat akan potensi bahaya dari gunung berapi aktif. Abu vulkanik yang terdistribusi ke beberapa arah dapat memengaruhi kualitas udara dan aktivitas masyarakat di sekitar wilayah terdampak. Oleh karena itu, koordinasi antara pihak berwenang dan warga sekitar sangat penting untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut.
Dengan kejadian ini, masyarakat di sekitar Gunung Semeru diharapkan untuk tetap tenang, namun waspada. Informasi resmi dari PVMBG dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menjadi sumber yang harus diandalkan untuk mengetahui perkembangan terbaru mengenai aktivitas vulkanik Gunung Semeru.