TransparanNews, Popularitas aplikasi kecerdasan buatan (AI) asal China, DeepSeek, melesat tajam hingga memengaruhi dinamika pasar saham global. Aplikasi ini kini menjadi perbincangan hangat, menyusul keberhasilannya menyalip para pesaing besar seperti ChatGPT dan meraih posisi teratas sebagai aplikasi gratis di App Store Apple. Fenomena ini membawa dampak besar, terutama terhadap saham-saham raksasa teknologi.
Gambar Istimewa: i-scmp.com
Dilaporkan oleh BBC News pada Senin (27/1/2025), popularitas DeepSeek telah mengguncang saham perusahaan teknologi besar, seperti Nvidia, Microsoft, dan Meta, yang mencatat pelemahan signifikan saat pembukaan pasar. Tak hanya itu, indeks saham di Eropa juga mengalami penurunan, mencerminkan dampak luas aplikasi ini terhadap sektor teknologi global.
Keunggulan Model DeepSeek-V3
DeepSeek didukung oleh teknologi mutakhir bernama DeepSeek-V3, yang dikembangkan dengan anggaran hanya USD 6 juta. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan biaya miliaran dolar yang diinvestasikan oleh para pesaingnya, seperti OpenAI. Efisiensi biaya ini menjadi salah satu alasan utama mengapa DeepSeek berhasil menarik perhatian global.
Sejak peluncuran perdananya, aplikasi ini menunjukkan performa yang mengesankan. DeepSeek mampu menangani berbagai tugas, seperti pemecahan masalah matematika, pengodean, hingga penalaran bahasa alami. Teknologi ini menawarkan solusi yang lebih hemat daya komputasi, sehingga mengurangi kebutuhan infrastruktur mahal yang selama ini menjadi ciri khas pengembangan AI.
Respon Pasar dan Dampak Ekonomi
Kehadiran DeepSeek tidak hanya mengubah dinamika persaingan teknologi, tetapi juga mengejutkan banyak pihak, termasuk di Amerika Serikat (AS). Pembatasan AS terhadap ekspor chip canggih ke China justru memacu inovasi baru dari para pengembang AI di negara tersebut. Mereka menciptakan model yang lebih efisien, baik dari segi biaya maupun daya komputasi.
“Versi China yang berbiaya rendah ini belum tentu menjadi yang terdepan, tetapi jelas mengejutkan pasar,” ujar Fiona Cincotta, analis pasar senior di City Index. Menurutnya, model seperti DeepSeek dapat mengancam keuntungan perusahaan-perusahaan besar yang telah menghabiskan dana besar untuk infrastruktur AI mereka.
Saham beberapa perusahaan terkait teknologi juga ikut terdampak. Produsen peralatan chip asal Belanda, ASML, mengalami penurunan harga saham lebih dari 10%. Sementara itu, saham Siemens Energy, yang memproduksi perangkat keras AI, merosot hingga 21%.
Masa Depan AI dan Persaingan Global
Keberhasilan DeepSeek memicu diskusi tentang masa depan teknologi AI dan persaingan global. Dengan investasi yang jauh lebih kecil, China berhasil menciptakan produk yang menantang dominasi teknologi AS. Vey-Sern Ling, penasihat ekuitas teknologi di Singapura, menilai bahwa DeepSeek memiliki potensi untuk menggagalkan model investasi yang ada dalam rantai pasokan AI saat ini.
Sementara itu, AS merespon melalui langkah besar. Pekan lalu, konsorsium perusahaan teknologi AS dan investor asing mengumumkan proyek ambisius bernama The Stargate Project. Proyek ini akan menginvestasikan USD 500 miliar ke dalam infrastruktur AI di Texas, menunjukkan tekad AS untuk mempertahankan dominasinya di sektor ini.
Mengenal DeepSeek Lebih Dekat
DeepSeek adalah platform chatbot berbasis AI yang dirancang untuk membantu pengguna menemukan informasi secara efisien. Aplikasi ini sangat cocok untuk pencarian mendalam dalam konteks spesifik, seperti keperluan bisnis atau pengetahuan teknis. Dengan pendekatan yang lebih hemat biaya dan inovatif, DeepSeek membuka babak baru dalam pengembangan teknologi AI.
Fenomena DeepSeek mencerminkan dinamika baru dalam industri teknologi global. Keberhasilannya menunjukkan bahwa inovasi tidak selalu membutuhkan biaya besar, melainkan strategi dan efisiensi. Dengan terus meningkatnya popularitas aplikasi ini, pasar saham global tampaknya harus bersiap menghadapi lebih banyak kejutan di masa depan.