TransparanNews, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali menunjukkan komitmennya dalam menangani krisis iklim dan polusi udara. Dalam acara bertajuk Climate and Air Quality Fair 2024 yang digelar di Auditorium BMKG, Jakarta Pusat, BMKG mengundang berbagai pihak untuk berkolaborasi dalam upaya mitigasi perubahan iklim dan penurunan kualitas udara. Acara ini berlangsung selama tiga hari, dari 15 hingga 17 Oktober 2024, dan menjadi platform penting untuk memperkuat sinergi lintas sektor dalam menghadapi masalah iklim yang semakin serius.
Acara ini bukan sekadar pameran biasa, tetapi juga wadah kerja sama lintas sektor yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. BMKG secara aktif mengajak lembaga negara, organisasi non-pemerintah, perusahaan swasta, serta elemen masyarakat untuk turut serta dalam langkah-langkah konkret guna mengatasi dampak perubahan iklim dan memburuknya kualitas udara. Inisiatif ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi dalam menjaga keberlanjutan lingkungan hidup dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Urgensi Perubahan Iklim dan Kualitas Udara
Dalam pembukaan acara, Sekretaris Utama BMKG, Dwi Budi Sutrisno, menyampaikan bahwa perubahan iklim bukanlah isu baru, melainkan masalah global yang sudah lama terjadi. “Perubahan suhu rata-rata global telah terjadi sejak tahun 1850 hingga 2023, dan dalam beberapa dekade terakhir, pemanasan global terus meningkat secara signifikan,” jelasnya. Kondisi ini mempertegas pentingnya upaya mitigasi dan adaptasi yang lebih intensif untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan.
Gambar Istimewa : radarpena.disway.id
Perubahan iklim tidak hanya meningkatkan suhu global, tetapi juga memperburuk kualitas udara, yang pada gilirannya berdampak luas pada berbagai aspek kehidupan. Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menyoroti bahwa penurunan kualitas udara akibat perubahan iklim mempengaruhi banyak sektor seperti kesehatan, ekonomi, lingkungan, dan bahkan kualitas hidup secara keseluruhan.
“Kualitas udara yang buruk menimbulkan efek domino yang berpengaruh besar, mulai dari meningkatnya angka penyakit pernapasan, kerugian ekonomi akibat menurunnya produktivitas, hingga kerusakan lingkungan yang semakin sulit dipulihkan,” kata Ardhasena. Oleh karena itu, pengelolaan kualitas udara yang terpadu dan konsisten sangat diperlukan, terutama dengan memperkuat aksi iklim.
Kolaborasi Menjadi Kunci Penanganan Krisis Iklim
Salah satu fokus utama dari Climate and Air Quality Fair 2024 adalah memperkuat kerja sama antar berbagai pihak dalam menghadapi tantangan iklim dan polusi udara. BMKG menekankan pentingnya pendekatan kolaboratif, baik dengan lembaga pemerintah maupun non-pemerintah, untuk menciptakan solusi yang efektif dalam menekan laju perubahan iklim dan memperbaiki kualitas udara.
BMKG sendiri telah berkolaborasi dengan berbagai Kementerian/Lembaga Negara, seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Kementerian Kesehatan, dalam mengembangkan strategi penanganan perubahan iklim. Selain itu, BMKG juga melibatkan komunitas masyarakat dan sektor swasta dalam inisiatif mitigasi dan adaptasi.
Kolaborasi ini mencakup berbagai langkah, mulai dari kampanye publik untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kualitas udara hingga pengembangan teknologi ramah lingkungan. Misalnya, BMKG bekerja sama dengan perusahaan teknologi untuk memantau dan memprediksi kualitas udara secara real-time, sehingga tindakan pencegahan dapat dilakukan lebih cepat dan tepat.
Peran Masyarakat dalam Mitigasi dan Adaptasi
BMKG juga mengajak masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam upaya mitigasi perubahan iklim. “Perubahan besar dimulai dari tindakan kecil,” ungkap Dwi Budi Sutrisno. Masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi dalam menjaga lingkungan, seperti mengurangi penggunaan energi fosil, menghemat air, dan mengurangi produksi sampah plastik yang berdampak pada kualitas udara.
BMKG juga menggarisbawahi pentingnya adaptasi terhadap dampak perubahan iklim yang tidak bisa dihindari. “Adaptasi bukan hanya tentang bertahan, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa hidup lebih baik di tengah perubahan ini,” tambah Dwi Budi. Beberapa langkah adaptasi yang bisa diambil masyarakat adalah beralih ke energi terbarukan, memperbanyak ruang hijau di sekitar tempat tinggal, dan memperbaiki sistem drainase untuk mencegah banjir akibat perubahan cuaca ekstrem.
Pameran dan Diskusi Interaktif di Climate Fair 2024
Selain menggelar pameran yang menampilkan teknologi dan solusi inovatif dalam penanganan perubahan iklim, Climate and Air Quality Fair 2024 juga diisi dengan diskusi interaktif. Para peserta dari berbagai latar belakang, seperti ilmuwan, aktivis lingkungan, pengusaha, hingga mahasiswa, dapat berbagi ide dan pengalaman terkait isu-isu krusial ini. Acara ini juga memberikan ruang bagi inovator muda untuk mempresentasikan proyek-proyek lingkungan yang mereka kembangkan.
Dengan adanya acara ini, BMKG berharap dapat membangun kesadaran kolektif yang lebih kuat tentang pentingnya peran setiap individu dalam menghadapi krisis iklim. “Kita semua memiliki tanggung jawab yang sama dalam menjaga bumi ini untuk generasi mendatang,” ujar Ardhasena menutup sesi diskusi hari pertama.