1. Tinggi Lemak Jenuh dan Kolesterol
Diet karnivora, yang sepenuhnya mengandalkan makanan hewani, mengandung kadar lemak jenuh dan kolesterol yang sangat tinggi. Konsumsi lemak jenuh berlebih dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, yang berujung pada risiko penyakit jantung dan stroke.
Fakta penting: Rekomendasi asupan lemak jenuh adalah maksimal 6% dari total kalori harian. Jika kamu mengonsumsi 2.000 kalori per hari, hanya sekitar 13 gram lemak jenuh yang disarankan. Namun, diet karnivora dengan mudah melampaui batas ini, meningkatkan risiko penambahan berat badan dan masalah kardiovaskular.
2. Masalah Kesehatan Pencernaan
Kekurangan serat menjadi salah satu kelemahan utama diet ini. Serat sangat penting untuk kesehatan pencernaan, termasuk mencegah sembelit dan mendukung keseimbangan mikrobiota usus.
Apa akibatnya? Dalam jangka panjang, kurangnya serat dapat menyebabkan gangguan seperti konstipasi dan meningkatkan risiko kanker usus besar. Padahal, kebutuhan serat harian adalah minimal 25 gram untuk perempuan dan 38 gram untuk laki-laki, yang sulit dicapai jika hanya mengonsumsi daging.
3. Kekurangan Nutrisi Esensial
Diet karnivora cenderung mengabaikan sumber makanan nabati yang kaya vitamin dan mineral. Hal ini dapat menyebabkan kekurangan vitamin A, C, dan kelompok B, yang berperan penting dalam menjaga daya tahan tubuh dan kesehatan organ.
Efek jangka panjang: Pola makan yang minim nutrisi nabati telah dikaitkan dengan meningkatnya risiko penyakit kronis seperti Alzheimer, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.
4. Beban Berlebih pada Hati dan Ginjal
Protein yang tinggi dalam diet karnivora memaksa tubuh untuk memproses nitrogen lebih intensif, yang kemudian diubah menjadi amonia oleh hati dan dibuang melalui ginjal sebagai urea.
Potensi risiko: Pada beberapa orang dengan mutasi genetik tertentu, proses ini dapat terganggu, menyebabkan penumpukan amonia yang berisiko merusak hati dan ginjal. Bahkan pada individu tanpa gangguan genetik, diet tinggi protein jangka panjang dapat memberikan tekanan ekstra pada organ-organ ini.
5. Meningkatkan Risiko Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Konsumsi daging dalam jumlah besar dapat menciptakan lingkungan asam dalam tubuh dan urine, yang mendukung pertumbuhan bakteri seperti Escherichia coli.
Dampaknya: Pada perempuan, lingkungan urine yang asam meningkatkan risiko ISK. Pada laki-laki, kondisi ini juga dapat berdampak pada kesehatan prostat, seperti meningkatkan kemungkinan prostatitis.
Bijak Sebelum Memulai Diet Karnivora
Diet karnivora mungkin terdengar menarik bagi penggemar daging, tetapi risiko kesehatan yang menyertainya tidak boleh diabaikan. Sebelum memutuskan untuk mengikuti diet ini, sebaiknya konsultasikan dengan ahli gizi atau profesional kesehatan untuk memastikan pola makan yang aman dan sesuai dengan kebutuhan tubuhmu.
Ingat: Pola makan yang seimbang tetap menjadi kunci utama untuk menjaga kesehatan jangka panjang. Jangan hanya tergoda tren tanpa mempertimbangkan efeknya pada tubuhmu.