TransparanNews, Pekerjaan pembangunan gedung bertingkat di Jakarta terus berlangsung intensif sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen pada tahun 2029 bukan sesuatu yang mustahil untuk dicapai. Hal ini didukung oleh sejarah ketika Indonesia pernah mencatatkan angka pertumbuhan ekonomi sebesar 8,2 persen pada 1995.
Airlangga menegaskan bahwa meski tantangan ekonomi global semakin kompleks, Indonesia memiliki potensi untuk meraih kembali pertumbuhan tinggi tersebut. Beberapa faktor kunci yang mendukung optimisme ini mencakup peningkatan investasi, penguatan konsumsi domestik, dan akselerasi proyek infrastruktur.
Dukungan dari Sejarah Ekonomi Indonesia
Pada tahun 1995, Indonesia berhasil mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 8,2 persen. Angka tersebut menunjukkan bahwa ekonomi nasional memiliki kapasitas besar untuk tumbuh cepat ketika didukung oleh kebijakan yang tepat. Airlangga Hartarto menekankan pentingnya stabilitas politik, kebijakan ekonomi yang pro-investasi, serta peningkatan daya saing industri sebagai faktor penentu keberhasilan mencapai target ini.
Gambar Istimewa : fajar.co.id
“Bukan sesuatu yang tidak mungkin. Indonesia pernah mencatatkan angka tersebut di masa lalu, dan sekarang kita perlu memaksimalkan potensi yang kita miliki untuk mencapainya kembali,” ujar Airlangga.
Strategi Pemerintah Menuju Pertumbuhan 8 Persen
Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen pada 2029, pemerintah telah menyiapkan sejumlah langkah strategis, antara lain:
- Peningkatan Investasi Asing dan Domestik
Pemerintah akan memperbaiki iklim investasi dengan mempermudah perizinan melalui digitalisasi layanan serta memberikan insentif bagi investor strategis. Proyek-proyek besar seperti pembangunan IKN (Ibu Kota Nusantara) juga diharapkan menarik investasi signifikan. - Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Proyek infrastruktur, baik yang bersifat fisik seperti jalan tol dan bandara, maupun infrastruktur digital seperti jaringan 5G, akan terus digenjot untuk mendukung konektivitas dan efisiensi ekonomi. - Penguatan Industri dan Ekspor
Pemerintah akan mendorong hilirisasi sumber daya alam, seperti nikel dan bauksit, guna meningkatkan nilai tambah ekspor. Selain itu, produk-produk lokal akan diperkuat agar bisa bersaing di pasar global. - Penguatan Konsumsi Domestik
Dengan meningkatkan daya beli masyarakat, konsumsi rumah tangga yang menjadi salah satu pilar utama pertumbuhan ekonomi akan terus didorong. Program-program bantuan sosial serta stimulus ekonomi diharapkan dapat mendukung pencapaian ini.
Optimisme di Tengah Tantangan Global
Meski ekonomi global tengah menghadapi tekanan seperti inflasi, perlambatan pertumbuhan, dan ketidakpastian geopolitik, Airlangga Hartarto menilai bahwa fundamental ekonomi Indonesia cukup kuat untuk menghadapi tantangan tersebut. Dengan kebijakan yang tepat dan sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, target pertumbuhan 8 persen akan lebih mudah diwujudkan.
Pembangunan infrastruktur, peningkatan produktivitas tenaga kerja, dan optimalisasi teknologi menjadi fondasi utama dalam meraih pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Pemerintah juga menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mendukung visi ini.