TransparanNews, Jakarta – Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan yang telah menjabat selama dua dekade, kembali menjadi sorotan publik. Kritik tajam terhadap kebijakan fiskalnya mengemuka, dipicu oleh pernyataan mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu, melalui akun X pribadinya (@msaid_didu) pada 21 November 2024. Dalam cuitannya, Said Didu menyebut bahwa semua permasalahan keuangan negara saat ini adalah tanggung jawab Sri Mulyani.
Kontroversi ini semakin memanas dengan desakan dari beberapa pihak agar Sri Mulyani segera diganti dari jabatannya. Dukungan untuk perubahan ini terutama datang dari kubu pendukung Prabowo Subianto, yang menilai kebijakan fiskal Sri Mulyani sebagai salah satu penyebab kesulitan ekonomi yang dirasakan masyarakat.
Kritik Tajam Terhadap Kebijakan Fiskal
Salah satu kritik keras datang dari Azwar Siregar, tokoh pendukung Prabowo Subianto, yang menganggap kebijakan Sri Mulyani terlalu membebani rakyat. Ia menyoroti langkah Menkeu yang dianggap lebih fokus meningkatkan pajak tanpa mengatasi kebocoran anggaran secara serius.
Gambar Istimewa : promediateknologi.id
Azwar bahkan tak segan menyebut Sri Mulyani dengan istilah yang provokatif. “Dia itu kapitalis murni. Lintah. Kompeni kalau zaman dahulu. Cara berpikirnya sangat sederhana: untuk menjaga stabilitas keuangan negara, rakyat terus dipalak lewat pajak,” ujarnya.
Kritik ini mengemuka di tengah kondisi perekonomian yang menghadapi tantangan besar, mulai dari utang negara yang terus meningkat hingga defisit anggaran yang dianggap sulit dikendalikan. Bagi sebagian pihak, kebijakan Sri Mulyani dianggap lebih memihak stabilitas fiskal jangka pendek ketimbang memperhatikan dampaknya pada masyarakat bawah.
Dua Dekade Kepemimpinan: Pencapaian atau Kegagalan?
Masa jabatan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan menjadi salah satu yang terlama dalam sejarah Indonesia. Selama dua dekade, ia dikenal sebagai figur yang berhasil membawa Indonesia melewati berbagai tantangan ekonomi global, termasuk krisis finansial dunia pada 2008 dan pandemi COVID-19.
Namun, di balik pencapaiannya, kritik terhadap kinerjanya semakin keras. Utang negara yang terus membengkak menjadi salah satu isu utama. Banyak pihak menilai bahwa strategi pembiayaan melalui utang pemerintah telah menciptakan beban berat bagi generasi mendatang.
Di sisi lain, Sri Mulyani juga dikenal sebagai tokoh yang berhasil menjaga kepercayaan investor asing terhadap perekonomian Indonesia. Langkahnya dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan memperkenalkan reformasi pajak kerap mendapatkan apresiasi internasional.
Apakah Sri Mulyani Menjadi Kambing Hitam?
Kritik terhadap Sri Mulyani tak lepas dari pertanyaan mendasar: apakah semua permasalahan ekonomi benar-benar sepenuhnya tanggung jawabnya? Sebagai Menteri Keuangan, ia memang menjadi wajah dari kebijakan fiskal negara. Namun, banyak pihak berpendapat bahwa permasalahan ekonomi Indonesia bersumber dari sistem yang lebih besar, termasuk kebijakan politik dan pengelolaan anggaran di berbagai level pemerintahan.
Di tengah serangan kritik, Sri Mulyani tetap memiliki pendukung yang menganggap kebijakannya sebagai langkah berani untuk menyelamatkan perekonomian. Mereka menilai bahwa tanpa upaya seperti reformasi pajak dan peningkatan efisiensi anggaran, kondisi ekonomi Indonesia bisa lebih buruk.
Apa Selanjutnya untuk Sri Mulyani?
Desakan untuk mengganti Sri Mulyani tentu menjadi tantangan besar bagi pemerintahan saat ini. Namun, mengganti Menteri Keuangan bukanlah solusi instan untuk mengatasi masalah ekonomi. Banyak pihak menilai bahwa perubahan kebijakan dan perbaikan sistem pengelolaan anggaran justru menjadi langkah yang lebih penting.
Dalam beberapa bulan ke depan, polemik ini dipastikan akan terus menjadi perbincangan hangat, terutama menjelang tahun politik. Sri Mulyani, dengan segala kontroversi dan pencapaiannya, tetap menjadi salah satu figur paling berpengaruh dalam perekonomian Indonesia.
Apakah ia akan dikenang sebagai ratu pajak yang membebani rakyat, ataukah penyelamat ekonomi yang berani mengambil risiko besar? Hanya waktu yang dapat menjawab pertanyaan ini.