TransparanNews, Dalam upaya meningkatkan keterlibatan generasi muda di sektor pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) meluncurkan program Brigade Pangan. Program ini bertujuan untuk mendorong para milenial berpartisipasi aktif di bidang pertanian melalui pemanfaatan teknologi modern yang menawarkan peluang ekonomi menjanjikan.
Pemanfaatan Teknologi dan Keuntungan Tinggi
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menekankan bahwa teknologi adalah kunci utama untuk menarik minat generasi muda. Dalam kunjungan kerjanya di Kalimantan Selatan, ia mengungkapkan bahwa lebih dari 1.000 milenial telah bergabung dalam program ini dan terlibat langsung dalam kegiatan seperti cetak sawah dan optimalisasi lahan.
Gambar Istimewa : fajar.co.id
“Keuntungan dan pemanfaatan teknologi menjadi dua faktor utama. Dalam kunjungan kerja ini, kami membagikan mesin-mesin modern untuk digunakan oleh para milenial. Alhamdulillah, responsnya sangat positif,” ujar Andi Amran.
Program ini telah membentuk 155 brigade dengan lebih dari 2.000 anggota di Kalimantan Selatan. Para anggota ini diharapkan menjadi motor penggerak yang mampu meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus mendapatkan penghasilan yang layak.
Fokus pada Mekanisasi dan Efisiensi
Dalam kunjungannya, Andi Amran memaparkan dua kunci penting untuk menarik minat milenial ke sektor pertanian:
- Keuntungan finansial: Program ini menjanjikan potensi pendapatan minimal Rp 10 juta per bulan, yang dianggap menarik bagi generasi muda.
- Penggunaan teknologi canggih: Mekanisasi pertanian seperti alat panen modern dianggap mampu meningkatkan efisiensi kerja dengan menghemat waktu dan tenaga.
“Mekanisasi adalah solusi untuk meningkatkan produktivitas sekaligus memberikan hasil yang lebih maksimal. Pengelolaan air yang baik juga menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan program ini,” jelas Andi.
Dukungan dan Kesaksian dari Petani Muda
Program Brigade Pangan mendapat tanggapan positif dari para penggeraknya di lapangan. Salah satunya adalah Rahmad Efendi, Manajer Brigade Pangan Mitra Tani, yang mengelola lahan seluas 200 hektare sesuai arahan Kementan.
“Dari segi teknologi, kami sangat terbantu. Latar belakang kami yang berasal dari Unit Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian (UPJA) membuat adaptasi terhadap teknologi modern menjadi lebih mudah,” tutur Rahmad.
Ia juga menyoroti potensi keuntungan signifikan yang ditawarkan program ini. Berdasarkan analisis usaha, standar hasil panen lima ton per hektare mampu memberikan keuntungan bersih antara Rp 10 juta hingga Rp 17 juta per bulan, bahkan dengan skenario minimal.
Harapan Baru untuk Pertanian Indonesia
Program ini tak hanya memberikan peluang ekonomi, tetapi juga memperkenalkan pendekatan baru dalam mengelola sektor pertanian. Melalui teknologi modern dan insentif finansial, Kementan optimistis generasi muda dapat menjadi penggerak utama pertanian masa depan.
Andi Amran menegaskan bahwa inovasi dan mekanisasi adalah solusi untuk menjawab tantangan pertanian di era modern. Dengan melibatkan generasi muda yang memiliki semangat tinggi dan adaptasi cepat terhadap teknologi, pertanian Indonesia diharapkan mampu bersaing di tingkat global.
“Langkah ini adalah investasi untuk masa depan. Dengan kontribusi generasi milenial, kami percaya sektor pertanian akan terus maju dan berkembang,” pungkasnya.
Inisiatif Brigade Pangan menunjukkan komitmen Kementan untuk merevitalisasi sektor pertanian melalui pendekatan yang inovatif. Dengan memadukan teknologi canggih dan peluang keuntungan yang menjanjikan, program ini berhasil menarik minat generasi muda untuk terlibat aktif.
Sebagai tulang punggung masa depan, generasi muda yang tergabung dalam Brigade Pangan diharapkan mampu menghadirkan perubahan signifikan dalam produktivitas dan efisiensi sektor pertanian. Dengan langkah ini, Kementan optimis bahwa sektor pertanian Indonesia akan semakin kuat dan berkelanjutan.