TransparanNews, Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2024 semakin dekat, dan hasil survei terbaru dari Poltracking Indonesia menunjukkan dominasi pasangan petahana, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak. Berdasarkan data yang dirilis pada Jumat (22/11/2024), pasangan ini memimpin dengan elektabilitas mencapai 68,4%, jauh meninggalkan pesaing-pesaingnya.
Khofifah-Emil Unggul Telak di Simulasi Surat Suara
Hasil survei Poltracking Indonesia menunjukkan bahwa Khofifah-Emil memiliki keunggulan signifikan atas pasangan lainnya dalam simulasi surat suara. Dengan angka 68,4%, pasangan ini nyaris tidak tergoyahkan di hati para pemilih Jawa Timur.
Gambar Istimewa : antaranews.com
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda, menyatakan bahwa angka tersebut mencerminkan kepercayaan kuat masyarakat terhadap kepemimpinan Khofifah dan Emil selama masa jabatan sebelumnya. “Pada simulasi surat suara, pasangan Khofifah Indar Parawansa – Emil Elestianto Dardak memperoleh elektabilitas 68,4%,” ujarnya.
Risma-Gus Hans di Posisi Kedua, PKB Masih Tertinggal
Sementara itu, pasangan calon dari PDIP, yakni Tri Rismaharini dan Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans), menempati posisi kedua dengan perolehan elektabilitas sebesar 24,2%. Meskipun terpaut cukup jauh, pasangan ini tetap menjadi pesaing utama Khofifah-Emil dalam Pilgub mendatang.
Di posisi ketiga, pasangan yang diusung oleh PKB, Luluk Nur Hamidah dan Lukmanul Khakim, hanya meraih 3,8% elektabilitas. Dukungan yang rendah ini menunjukkan tantangan besar bagi pasangan tersebut untuk bersaing di kontestasi Pilgub Jawa Timur 2024.
Survei juga mencatat sebanyak 3,6% responden memilih untuk tidak menjawab atau menyatakan belum menentukan pilihan mereka.
Metodologi Survei: Kredibilitas Data yang Tinggi
Survei Poltracking Indonesia dilakukan melalui metode tatap muka di seluruh wilayah Jawa Timur pada periode 13-19 November 2024. Dengan melibatkan 2000 responden yang dipilih menggunakan teknik multistage random sampling, survei ini memiliki margin of error sebesar 2,2% dan tingkat kepercayaan mencapai 95%.
Hanta Yuda menambahkan, hasil survei ini mencerminkan opini masyarakat yang cukup solid menjelang pencoblosan pada 27 November 2024. “Survei ini menjadi gambaran nyata preferensi politik masyarakat Jawa Timur, khususnya menjelang hari H,” ungkapnya.
Faktor Pendukung Kemenangan Khofifah-Emil
Keunggulan pasangan Khofifah-Emil tidak lepas dari rekam jejak keduanya selama memimpin Jawa Timur. Kebijakan yang pro-rakyat, keberhasilan dalam pembangunan infrastruktur, serta stabilitas politik di wilayah ini menjadi faktor utama yang mendorong tingginya elektabilitas mereka.
Selain itu, popularitas Khofifah sebagai tokoh perempuan yang sudah lama berkiprah di dunia politik nasional, ditambah dengan pengalaman Emil sebagai Wakil Gubernur, memperkuat posisi mereka di mata pemilih.
Peluang dan Tantangan bagi Pesaing
Bagi Tri Rismaharini dan Gus Hans, tantangan terbesar adalah meyakinkan sisa waktu kampanye untuk memperkecil selisih dengan pasangan petahana. Risma, yang dikenal dengan prestasinya sebagai mantan Wali Kota Surabaya, memiliki peluang untuk menarik perhatian pemilih perkotaan.
Sementara itu, pasangan Luluk Nur Hamidah dan Lukmanul Khakim menghadapi tugas berat untuk meningkatkan elektabilitas mereka, terutama di kalangan pemilih pedesaan yang menjadi basis kuat PKB.
Khofifah-Emil di Jalur Kemenangan
Dengan angka elektabilitas yang mendominasi, pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak berada di jalur kemenangan untuk melanjutkan kepemimpinan mereka di Jawa Timur. Namun, perjalanan Pilgub masih panjang, dan upaya pasangan pesaing untuk memperkuat kampanye mereka tidak bisa diabaikan.
Masyarakat Jawa Timur kini menanti hari pencoblosan pada 27 November 2024, yang akan menjadi penentu siapa yang akan memimpin provinsi ini untuk lima tahun ke depan. Pilgub Jawa Timur 2024 dipastikan menjadi salah satu pesta demokrasi paling menarik perhatian di Indonesia tahun ini.
