TransparanNews, Jakarta Oktober 2024 – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengumumkan bahwa belanja BUMN terhadap produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mencapai Rp 47 triliun hingga September 2024. Pencapaian ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun lalu, di mana angka belanja BUMN terhadap produk UMKM tercatat sekitar Rp 44 triliun.
Menurut Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN, Loto Srinaita Ginting, peningkatan ini tidak hanya menunjukkan lonjakan dari segi nominal, tetapi juga menjadi indikasi adanya komitmen BUMN dalam mendukung pengembangan UMKM di Indonesia. “Kami harap bukan hanya nominal yang meningkat, tetapi juga persentase belanja BUMN terhadap produk UMKM terus meningkat seiring waktu,” ujar Loto.
Belanja Produk Dalam Negeri Dominan, UMKM Butuh Dukungan Lebih Besar
Pada periode Januari hingga September 2024, BUMN mencatatkan total belanja Produk Dalam Negeri (PDN) sebesar Rp 726,4 triliun, atau sekitar 82,4 persen dari target belanja yang telah direncanakan sebesar Rp 880,9 triliun. Namun, meskipun angka ini terlihat besar, kontribusi UMKM dalam belanja produk dalam negeri oleh BUMN masih berada di sekitar 6 persen.
Gambar Istimewa : antaranews.com
“Masih terdapat ruang yang cukup besar untuk meningkatkan kontribusi UMKM dalam belanja produk BUMN. Oleh karena itu, kami mendorong BUMN untuk semakin memperkuat kemitraan dengan UMKM,” jelas Loto. Ia menambahkan, BUMN diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi UMKM untuk ikut berpartisipasi dalam pengadaan produk yang dibutuhkan, sehingga UMKM bisa naik kelas dan semakin berdaya saing.
Upaya Peningkatan Kolaborasi BUMN dan UMKM
Kementerian BUMN mendorong kolaborasi yang lebih erat antara BUMN dan UMKM agar sektor usaha kecil menengah ini dapat tumbuh pesat dan mencapai skala bisnis yang lebih tinggi. Kolaborasi yang intensif dianggap penting untuk mendukung UMKM dalam hal pemasaran, produksi, dan distribusi produk. BUMN juga didorong untuk melibatkan lebih banyak UMKM dalam rantai pasokan, sehingga mereka tidak hanya menjadi konsumen produk tetapi juga membantu mengembangkan ekosistem ekonomi dalam negeri.
Dalam upaya memperkuat kolaborasi, Kementerian BUMN akan terus melakukan sosialisasi serta memberikan pendampingan kepada UMKM untuk memenuhi standar kualitas yang dibutuhkan. Hal ini penting agar produk UMKM dapat bersaing dan diterima dengan baik di lingkungan BUMN. Loto menambahkan bahwa peningkatan kualitas dan kapasitas UMKM menjadi salah satu prioritas utama dalam menciptakan sinergi yang lebih produktif antara BUMN dan UMKM.
Tantangan yang Dihadapi UMKM dalam Memasuki Pasar BUMN
Meski ada kemajuan, UMKM masih menghadapi beberapa tantangan dalam memasuki pasar BUMN. Persyaratan yang ketat dan proses seleksi yang panjang sering menjadi kendala bagi UMKM, terutama mereka yang belum memiliki standar produksi yang sesuai dengan kebutuhan BUMN. Oleh karena itu, pemerintah berharap BUMN dapat memberikan kemudahan dan peluang bagi UMKM untuk belajar dan beradaptasi, sehingga mereka dapat memenuhi kriteria yang diperlukan.
Beberapa upaya telah dilakukan untuk memfasilitasi UMKM, seperti melalui platform digital yang dapat menghubungkan UMKM dengan BUMN secara lebih efisien. Hal ini dinilai dapat mempercepat proses pengadaan dan memberikan akses yang lebih mudah bagi UMKM. Di sisi lain, UMKM diharapkan dapat terus berinovasi dan meningkatkan kapasitas mereka, sehingga bisa menjadi mitra strategis BUMN dalam jangka panjang.
Dorongan untuk Mencapai Target 10 Persen Belanja UMKM
Kementerian BUMN menargetkan peningkatan persentase belanja produk UMKM menjadi 10 persen dari total belanja BUMN. Untuk mencapai target ini, Loto menegaskan perlunya dukungan yang berkesinambungan dari semua pihak, baik itu dari kalangan BUMN sendiri maupun dari pemerintah pusat. “Target ini tidak hanya menjadi simbol peningkatan ekonomi, tetapi juga menjadi bentuk komitmen nyata dari BUMN dalam mendukung UMKM sebagai bagian penting dari ekonomi nasional,” tambahnya.
Dengan adanya komitmen ini, UMKM diharapkan mampu menjadi roda penggerak ekonomi lokal yang lebih kuat dan mandiri. Belanja produk UMKM oleh BUMN juga diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan memberikan dampak positif bagi perekonomian di berbagai daerah di Indonesia.
Harapan bagi Masa Depan UMKM di Indonesia
Peningkatan belanja BUMN terhadap produk UMKM menjadi harapan bagi banyak pelaku usaha kecil di Indonesia. Melalui kebijakan yang mendukung kolaborasi dengan UMKM, diharapkan sektor ini dapat berkembang pesat dan mencapai tingkat kompetensi yang lebih tinggi. Dengan demikian, UMKM tidak hanya akan menjadi pemain di pasar lokal tetapi juga mampu bersaing di kancah internasional. Kolaborasi ini menjadi kunci penting bagi kemajuan UMKM di Indonesia, terutama dalam mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai negara dengan ekonomi yang kuat dan mandiri.
Dengan langkah-langkah konkret yang telah diambil, Kementerian BUMN berharap belanja terhadap produk UMKM terus meningkat, memberikan manfaat langsung bagi perekonomian lokal serta memperkuat daya saing UMKM di Indonesia.