TransparanNews, Harga beras di Indonesia terus mengalami peningkatan yang signifikan, menciptakan kekhawatiran di tengah masyarakat. Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada pekan ketiga Februari 2024, terjadi lonjakan harga beras sebesar 2,92 persen dibandingkan bulan Januari. Kenaikan ini bahkan terjadi di 179 kabupaten/kota, di mana sekitar 20 persen wilayah Indonesia melaporkan harga beras yang berada di atas rata-rata nasional. Kondisi ini semakin memperkuat kekhawatiran akan krisis pangan global yang semakin mendekat.
Fenomena El Nino yang berlangsung sejak tahun lalu diperkirakan akan terus berlanjut hingga April 2024, memperburuk keadaan. Akibat dari kondisi cuaca ekstrem ini, 40 negara di seluruh dunia diperkirakan akan mengalami krisis pangan. Situasi ini memaksa Indonesia untuk segera mencari solusi yang dapat memastikan ketahanan pangan nasional di tengah ancaman global yang nyata.
Gambar Istimewa : img.harianjogja.com
CEO Supply Chain Indonesia (SCI), Setijadi, menyoroti pentingnya sistem logistik yang tangguh sebagai kunci utama dalam menjaga ketersediaan dan ketahanan pangan. Menurutnya, dengan sistem logistik yang kuat, distribusi pangan dapat berjalan lancar, sehingga harga pangan, termasuk beras, dapat lebih terkendali di pasar.
“Sistem logistik yang kuat sangat penting untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas pangan di tengah ancaman krisis global,” ungkap Setijadi. Ia menegaskan bahwa dalam situasi yang menantang ini, pemerintah harus mampu menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Hal ini terutama terkait dengan stabilisasi pasokan dan harga pangan pokok, pengelolaan cadangan pangan, serta distribusi pangan yang merata di seluruh wilayah Indonesia.
Infrastruktur Logistik yang Memadai
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan adalah keterbatasan infrastruktur logistik yang belum memadai. Setijadi menekankan pentingnya penguatan infrastruktur, seperti pembangunan gudang, peningkatan akses di pelabuhan, dan perbaikan jalan. Menurutnya, keberadaan infrastruktur yang memadai akan membantu memperlancar distribusi pangan dari sentra produksi ke berbagai wilayah di Indonesia.
Dalam rekomendasinya, SCI memberikan beberapa langkah konkret untuk memastikan ketersediaan pangan tetap terjaga:
- Penguatan stok di BUMN pangan dan pelaku usaha swasta dengan pendataan yang terintegrasi, akurat, dan real-time.
- Peningkatan produksi komoditas pangan lokal dengan pemetaan yang tepat serta penguatan rantai pasok.
- Pengembangan infrastruktur logistik berbasis komoditas pangan untuk mempercepat distribusi.
- Pengembangan sistem rantai dingin atau cold-chain system yang dapat menjaga kualitas pangan dari hulu ke hilir.
- Sistem informasi terintegrasi untuk memantau ketersediaan dan distribusi pangan secara real-time.
Menurut Setijadi, kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, pelaku usaha, penyedia jasa transportasi dan pergudangan, serta operator infrastruktur logistik menjadi kunci utama dalam keberhasilan upaya memperkuat ketahanan pangan ini. Tanpa sinergi yang baik, ancaman krisis pangan akan semakin sulit diatasi.
Kolaborasi untuk Ketahanan Pangan
Pemerintah perlu meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak untuk memastikan setiap langkah yang diambil dapat memberikan hasil yang optimal. Mulai dari BUMN, swasta, hingga masyarakat, semua pihak harus memiliki peran penting dalam mewujudkan ketahanan pangan yang kokoh. Dengan melibatkan semua pihak, distribusi beras dan komoditas pangan lainnya akan lebih merata dan stabil, sehingga masyarakat dapat mengakses kebutuhan pokok dengan harga yang lebih terjangkau.
Selain itu, pemerintah daerah juga harus aktif dalam mendukung kebijakan nasional terkait pangan. Dengan memperkuat rantai distribusi di setiap daerah, terutama di wilayah yang mengalami kenaikan harga beras di atas rata-rata, kestabilan harga pangan dapat dicapai. Pemerintah harus terus mengupayakan pemetaan yang lebih baik dan memaksimalkan sumber daya lokal untuk meningkatkan produksi pangan.
Masa Depan Pangan Indonesia
Ancaman krisis pangan bukan hanya tantangan yang dihadapi Indonesia, tetapi juga seluruh dunia. Oleh karena itu, langkah-langkah preventif yang diambil saat ini akan menentukan bagaimana Indonesia menghadapi kondisi sulit di masa depan. Penguatan sistem logistik, pengembangan infrastruktur, serta peningkatan produksi pangan lokal menjadi bagian dari solusi yang perlu segera diwujudkan.
Dengan langkah yang tepat, Indonesia dapat mempertahankan stabilitas pangan dan mengatasi tantangan kenaikan harga beras yang tengah melanda. Ini bukan hanya tentang menjaga harga tetap stabil, tetapi juga memastikan bahwa setiap warga negara memiliki akses yang cukup terhadap kebutuhan pangan pokok, terutama beras, yang menjadi makanan utama bagi mayoritas masyarakat