TransparanNews, Jakarta – Google, raksasa teknologi asal Amerika Serikat, terus memperkuat kehadirannya di Asia Tenggara dengan mengumumkan investasi terbaru senilai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 32,4 triliun di Malaysia. Investasi besar ini akan digunakan untuk membangun pusat data dan cloud hub pertama di negara tersebut, yang diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara. Langkah strategis ini juga menarik perhatian pemerintah Indonesia, yang melihat potensi serupa untuk mendukung transformasi digital dalam negeri.
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengungkapkan bahwa pihaknya sedang berdiskusi dengan Google terkait kemungkinan investasi serupa di Indonesia. “Kami berharap, ke depannya, data yang digunakan oleh warga Indonesia dapat diolah melalui pusat data yang berada di dalam negeri,” kata Budi Arie dalam konferensi pers di Jakarta.
Mengapa Investasi Pusat Data Penting bagi Ekonomi Digital?
Pusat data adalah infrastruktur vital yang mendukung berbagai layanan digital, mulai dari komputasi awan hingga kecerdasan buatan (AI). Kehadiran pusat data di suatu negara tidak hanya meningkatkan kecepatan akses dan keamanan data, tetapi juga menciptakan ekosistem digital yang lebih kuat. Di Malaysia, investasi Google ini diproyeksikan akan berkontribusi lebih dari US$ 3,2 miliar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut pada tahun 2030, sekaligus menciptakan 26.500 lapangan kerja baru.
YB Senator Tengku Datuk Seri Utama Zafrul Aziz, Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia, menyambut baik investasi ini sebagai bagian dari Rencana Induk Industri Baru 2030 yang bertujuan untuk memajukan sektor digital Malaysia. “Investasi ini akan memungkinkan industri manufaktur dan jasa memanfaatkan teknologi canggih, termasuk AI, untuk meningkatkan posisi mereka dalam rantai pasokan global,” jelas Zafrul.
Apakah Indonesia Akan Mengikuti Jejak Malaysia?
Langkah Google di Malaysia memunculkan pertanyaan tentang peluang investasi serupa di Indonesia. Sebelumnya, pada 2020, Google telah meluncurkan Google Cloud Platform (GCP) Region Jakarta, yang merupakan pusat data nonpemerintahan pertama di Indonesia. GCP Region Jakarta dilengkapi dengan arsitektur keamanan berlapis yang memungkinkan pengguna di Indonesia mengakses layanan cloud dengan lebih cepat dan aman.
Gambar Istimewa : blue.kumparan.com
Namun, dibandingkan dengan Malaysia, Indonesia masih memiliki beberapa tantangan yang harus diatasi sebelum bisa menarik investasi pusat data dalam skala besar. Beberapa faktor yang menjadi perhatian adalah infrastruktur teknologi, regulasi data, dan kemudahan berbisnis. Meski demikian, pemerintah Indonesia terus membuka peluang bagi perusahaan teknologi global untuk berinvestasi di Tanah Air.
“Kami memberikan berbagai insentif dan kemudahan berinvestasi bagi perusahaan asing yang ingin membangun infrastruktur digital di Indonesia,” tambah Budi Arie. Dengan pasar digital yang terus tumbuh, Indonesia berpotensi menjadi salah satu pusat digital terbesar di Asia Tenggara.
Mengapa Asia Tenggara Menjadi Magnet Bagi Google?
Tidak dapat dipungkiri bahwa Asia Tenggara kini menjadi salah satu wilayah yang paling menarik bagi investor teknologi global. Dengan populasi yang besar, peningkatan akses internet, serta adopsi teknologi yang pesat, kawasan ini menjadi lahan subur bagi pertumbuhan ekonomi digital. Permintaan terhadap layanan berbasis AI dan komputasi awan terus meningkat, mendorong perusahaan seperti Google untuk memperluas investasinya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Thailand dan Malaysia telah menjadi tujuan utama investasi infrastruktur digital. Di Thailand, Google menanamkan US$ 1 miliar atau sekitar Rp 15,2 triliun untuk membangun infrastruktur digital. Langkah ini diikuti dengan investasi besar di Malaysia, yang kini menjadi pusat pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara.
Dengan melihat tren ini, tidak mengherankan jika Indonesia, sebagai negara dengan populasi terbesar di kawasan ini, akan menjadi target berikutnya bagi Google dan perusahaan teknologi lainnya. Transformasi digital di Indonesia terus berkembang, didorong oleh adopsi teknologi di berbagai sektor seperti fintech, e-commerce, dan pendidikan.
Potensi Ekonomi Digital Indonesia
Seiring dengan perkembangan teknologi dan meningkatnya kebutuhan akan data, pusat data menjadi semakin penting untuk menunjang pertumbuhan ekonomi digital. Menurut laporan dari Google, Temasek, dan Bain & Company, ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai US$ 146 miliar pada 2025, terbesar di Asia Tenggara. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai pasar yang sangat potensial bagi investor teknologi global.
Pemerintah Indonesia juga telah meluncurkan berbagai program untuk mendukung digitalisasi, seperti Indonesia 4.0 dan Gerakan 100 Smart Cities. Program-program ini bertujuan untuk mendorong adopsi teknologi di seluruh negeri, menciptakan lapangan kerja baru, serta meningkatkan daya saing di pasar global.
Meski begitu, Indonesia masih harus bekerja keras dalam meningkatkan infrastruktur digital dan kebijakan perlindungan data. Regulasi terkait keamanan data menjadi salah satu hal yang sedang diperbaiki untuk menarik lebih banyak investasi di sektor teknologi.