TransparanNews, Jakarta – Platform Lazada, yang dimiliki oleh Alibaba, kini tengah fokus mengincar pasar barang mewah di Asia Tenggara. Langkah ini merupakan strategi ambisius untuk menghadapi dominasi Shopee dan TikTokShop, dua platform yang kian mendominasi wilayah ini, terutama di sektor fashion dan lifestyle.
Dalam upaya memperkuat posisinya di pasar, Lazada telah menggandeng sejumlah merek fesyen mewah Italia seperti Armani, Dolce & Gabbana, Ferragamo, dan Tod’s untuk menjual produk mereka melalui platform LazMall Luxury. Inisiatif ini menandai fase baru pengembangan Lazada dalam dunia e-commerce yang kini semakin kompetitif.
Strategi Jangka Panjang Lazada: Target US$ 100 Miliar di 2030
Ambisi Lazada untuk mendominasi pasar barang mewah terlihat dari target mereka yang cukup besar, yaitu mencapai pendapatan US$ 100 miliar pada tahun 2030. Angka ini memang menantang, terutama mengingat prediksi bahwa Shopee dan TikTokShop diperkirakan akan mencapai US$ 186 miliar pada tahun 2025. Kedua platform ini memang sudah berhasil menarik perhatian konsumen di negara-negara seperti Indonesia dan Singapura, yang merupakan pusat pasar e-commerce terbesar di kawasan ini.
Gambar Istimewa : beritateknologi.co.id
Menurut Jason Chen, Chief Business Officer Lazada, platform ini telah memasuki tahap baru pengembangan dengan fokus pada keuntungan jangka panjang. “Kami melihat bahwa segmen luxury atau barang mewah merupakan salah satu langkah penting dalam memperkuat brand kami dan mengukuhkan posisi Lazada di pasar e-commerce,” jelas Chen dalam sebuah wawancara baru-baru ini.
Keunggulan Lazada dalam Bersaing di Pasar Barang Mewah
Salah satu keunggulan yang ditawarkan Lazada kepada merek-merek mewah adalah kontrol lebih besar atas harga dan strategi pemasaran. Hal ini sangat penting bagi brand-brand mewah yang ingin mempertahankan citra eksklusif mereka saat masuk ke pasar digital. Menurut Chen, Lazada memberikan kebebasan kepada merek-merek fesyen tersebut untuk mengelola operasi daring mereka sendiri, termasuk penetapan harga dan manajemen logistik.
Ini adalah strategi yang sudah diterapkan Alibaba melalui platform Tmall Luxury Pavilion di Tiongkok, yang diluncurkan pada 2017. Pavilion ini menjadi rumah bagi lebih dari 200 merek mewah yang mengandalkan platform tersebut untuk memperluas jangkauan pasar mereka tanpa mengorbankan kendali penuh atas brand mereka. “Brand mode ingin tetap mengendalikan semua aspek penjualan, dan Lazada memberikan mereka fleksibilitas yang dibutuhkan,” tambah Chen.
Alibaba dan Ekspansi Pasar di Asia Tenggara
Sebagai tulang punggung bisnis Alibaba di luar Tiongkok, Lazada dan AliExpress telah mengalami pertumbuhan signifikan meskipun kondisi ekonomi di Tiongkok tengah mengalami pelemahan. Di bawah manajemen baru, Alibaba berhasil mengatasi berbagai tantangan bisnis, termasuk tekanan dari Beijing, dan kini fokus memperluas pasar internasional, khususnya di Asia.
Asia Tenggara dianggap sebagai salah satu pasar barang mewah dengan pertumbuhan tertinggi di dunia, hanya di bawah India dan Timur Tengah. Hal ini membuat wilayah ini sangat strategis bagi perusahaan-perusahaan besar seperti Alibaba yang ingin memperluas jangkauan mereka. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan populasi terbesar di Asia Tenggara, juga menjadi target utama Lazada dalam strategi ekspansi ini.
Chen menambahkan bahwa kehadiran LazMall Luxury akan memberikan pengalaman belanja yang lebih premium bagi konsumen di Asia Tenggara. Platform ini akan menawarkan produk-produk dari berbagai merek mewah yang sulit dijangkau di pasar lain, terutama bagi konsumen yang menginginkan akses langsung ke barang-barang eksklusif tanpa harus pergi ke luar negeri.
Tantangan di Pasar E-commerce Barang Mewah
Meski begitu, Lazada tetap harus menghadapi tantangan besar dalam memenangkan hati konsumen di pasar barang mewah. Shopee dan TikTokShop sudah memiliki basis pengguna yang sangat besar, terutama di kalangan milenial dan Gen Z yang lebih terbiasa berbelanja secara online. Selain itu, kebijakan promosi besar-besaran dan flash sale yang diterapkan oleh Shopee dan TikTokShop juga menjadi faktor yang sulit dikalahkan.
Namun, Chen optimis bahwa dengan pendekatan yang lebih eksklusif dan kustomisasi pengalaman belanja bagi pengguna, Lazada bisa memimpin di pasar barang mewah. “Kami percaya bahwa dengan memberikan pengalaman belanja yang lebih personal dan premium, kami akan menarik segmen pasar yang lebih elit dan setia,” ujarnya.