Donald Trump Cabut Akses Intelijen Joe Biden, Balas Dendam atau Langkah Strategis?

TransparanNews, Washington, D.C. – Presiden ke-45 Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menjadi pusat perhatian setelah mengumumkan pencabutan akses keamanan dan pengarahan intelijen harian bagi Presiden

Redaksi

TransparanNews, Washington, D.C. – Presiden ke-45 Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menjadi pusat perhatian setelah mengumumkan pencabutan akses keamanan dan pengarahan intelijen harian bagi Presiden Joe Biden. Keputusan kontroversial ini memicu perdebatan panas di kalangan politik Amerika, dengan banyak pihak bertanya-tanya apakah langkah ini murni tindakan balas dendam atau strategi politik yang lebih mendalam.

Dalam sebuah unggahan di platform media sosial miliknya, Truth Social, Trump mengumumkan bahwa Biden tidak lagi memiliki akses ke informasi rahasia negara. “Joe Biden tidak perlu lagi menerima akses ke informasi rahasia,” tulis Trump, menambahkan slogan khasnya dari acara realitas The Apprentice, “You’re fired.” Pernyataan ini langsung menjadi viral di dunia maya, memancing berbagai reaksi dari pendukung maupun kritikus Trump.

Balasan atas Keputusan Empat Tahun Lalu

Langkah ini diduga kuat merupakan bentuk balasan atas kebijakan serupa yang dilakukan oleh Biden empat tahun lalu. Pada awal masa kepresidenannya, Biden mencabut akses keamanan Trump, menjadikannya presiden pertama dalam sejarah modern AS yang tidak diberi pengarahan intelijen setelah meninggalkan Gedung Putih. Saat itu, Biden menyatakan bahwa Trump “tidak dapat dipercaya” untuk menangani informasi sensitif.

Namun, Trump tampaknya tidak berhenti hanya pada Biden. Dalam pengumuman tersebut, ia juga mengungkapkan bahwa izin keamanan lebih dari 40 mantan pejabat intelijen telah dicabut. Trump menuduh mereka ikut campur dalam pemilihan presiden 2020, yang menurutnya dirancang untuk menguntungkan Biden.

“Ini adalah langkah yang seharusnya diambil sejak lama. Orang-orang ini telah menyalahgunakan posisi mereka untuk memengaruhi pemilu,” ungkap Trump dalam salah satu unggahannya. Tuduhan ini merujuk pada klaim Trump yang hingga kini belum terbukti, terkait dugaan kecurangan dalam pemilu 2020.

Tuduhan Terhadap Biden

Dalam unggahan lainnya pada Jumat malam (7/2/2025), Trump juga melayangkan kritik tajam terhadap kemampuan Biden dalam menangani informasi sensitif. Ia mengacu pada laporan terbaru dari Departemen Kehakiman yang menyebut bahwa Presiden Biden memiliki “ingatan buruk.” Laporan tersebut menyatakan bahwa Biden tidak dapat mengingat beberapa peristiwa penting dalam hidupnya, termasuk tahun meninggalnya putra sulungnya, Beau Biden.

Meski laporan itu tidak menghasilkan tuntutan pidana terhadap Biden, temuan tersebut tetap menjadi senjata politik bagi Trump. Ia menggunakan laporan itu untuk mendiskreditkan Biden di mata publik, menyebut bahwa presiden saat ini “tidak kompeten” dalam menjalankan tugasnya.

Biden sendiri telah membantah keras penggambaran tersebut, menyatakan bahwa dirinya sepenuhnya mampu menjalankan tugas presiden. Hingga kini, Gedung Putih belum memberikan tanggapan resmi atas langkah yang diambil oleh Trump.

Reaksi Publik dan Dampak Politik

Keputusan Trump ini memecah opini publik. Para pendukungnya memuji langkah ini sebagai tindakan tegas terhadap apa yang mereka anggap sebagai ketidakadilan politik. Sementara itu, para kritikus menyebut tindakan tersebut sebagai bentuk pelecehan kekuasaan dan serangan pribadi yang tidak pantas.

“Ini bukan hanya soal akses intelijen. Ini adalah simbol dari perpecahan politik yang semakin dalam di Amerika Serikat,” ujar seorang analis politik dari Washington Post. Ia menambahkan bahwa langkah Trump ini kemungkinan akan memperburuk hubungan antara kedua pihak dan memperpanjang krisis kepercayaan publik terhadap sistem politik negara itu.

Pencabutan akses intelijen Joe Biden oleh Donald Trump menandai babak baru dalam rivalitas politik antara kedua tokoh besar Amerika. Meski Trump mengklaim tindakannya didasari alasan keamanan nasional, banyak yang melihatnya sebagai upaya balas dendam politik. Keputusan ini tidak hanya memperburuk hubungan pribadi antara Trump dan Biden, tetapi juga memperdalam perpecahan di masyarakat Amerika.

Dengan situasi politik yang semakin memanas, publik kini menunggu tanggapan resmi dari Biden. Apakah keputusan ini akan memengaruhi dinamika politik Amerika ke depan? Waktu yang akan menjawabnya. Namun satu hal yang pasti, rivalitas antara dua presiden ini akan terus menjadi sorotan dunia internasional.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Ikuti kami :

Tags

Related Post