Mantan Gubernur Tak Perlu Jadi Penasihat: Pramono Anung Ungkap Alasan Pendekatan Komunikasi Terbuka

TransparanNews, Pramono Anung, Gubernur terpilih DKI Jakarta, mengungkapkan keputusannya untuk tidak menunjuk para mantan gubernur sebagai penasihat resmi setelah dirinya resmi dilantik. Dalam pernyataannya di

Redaksi

TransparanNews, Pramono Anung, Gubernur terpilih DKI Jakarta, mengungkapkan keputusannya untuk tidak menunjuk para mantan gubernur sebagai penasihat resmi setelah dirinya resmi dilantik. Dalam pernyataannya di Balai Kota Jakarta pada Selasa (4/2/2025), ia menegaskan bahwa pendekatan komunikasi yang terbuka dan tanpa batasan menjadi prioritas utama dalam menjalin hubungan dengan para pendahulunya.

Gambar Istimewa: rri.co.id

Pramono menyebutkan bahwa ia hampir selalu berkomunikasi dengan para mantan gubernur DKI Jakarta, termasuk Joko Widodo (Jokowi), Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Sutiyoso (Bang Yos), dan Fauzi Bowo (Foke). Bahkan, beberapa hari lalu, ia sempat bertemu dengan Jokowi di sebuah acara pernikahan.

“Saya hampir setiap waktu berkomunikasi dengan semua gubernur. Saya berkomunikasi dengan Bang Yos, beberapa hari lalu di kawinan saya ketemu Pak Jokowi, ya saya bisa berkomunikasi dengan siapa saja, termasuk Pak Anies, Pak Ahok, Bang Foke,” ungkap Pramono kepada wartawan.

Tidak Ada Batasan dalam Berkomunikasi

Pramono menegaskan bahwa ia tidak ingin menciptakan batasan atau penghalang dalam berinteraksi dengan para mantan gubernur. Menurutnya, komunikasi yang cair dan terbuka justru akan lebih menguntungkan bagi dirinya dalam menjalankan tugas sebagai gubernur.

Ia percaya bahwa para mantan gubernur memiliki pengalaman dan wawasan yang sangat berharga dalam mengelola Ibu Kota. Oleh karena itu, meskipun tidak secara formal dijadikan penasihat, Pramono memastikan akan tetap meminta masukan dan saran dari mereka saat diperlukan.

“Jadi, untuk urusan itu, saya tidak mau ada barrier, ada batasan. Saya lebih berkeinginan beliau-beliau ini pasti akan kami minta bantuan, minta tolong, minta saran, minta pendapat. Bagi saya, hal itu biasa dan penting,” tambahnya.

Pendekatan ini dinilai sebagai langkah strategis untuk menjaga hubungan baik dengan para pendahulu dan sekaligus memastikan bahwa pengalaman mereka dapat tetap dimanfaatkan demi kemajuan Jakarta.

Komunikasi Tanpa Formalitas

Pramono menilai bahwa hubungan yang tidak didasarkan pada hierarki formal justru akan lebih efektif. Dengan menjalin komunikasi secara langsung dan fleksibel, ia merasa dapat memperoleh masukan yang lebih jujur dan konstruktif dari para mantan gubernur, tanpa harus terikat oleh protokol atau formalitas tertentu.

Hal ini juga mencerminkan gaya kepemimpinan Pramono yang ingin membangun kolaborasi dan dialog dengan berbagai pihak, baik dari kalangan mantan pejabat maupun masyarakat luas.

Pramono juga menegaskan bahwa dirinya tetap menghormati peran dan kontribusi para pendahulunya dalam membangun Jakarta. Namun, ia merasa bahwa komunikasi informal yang dilakukan secara langsung akan lebih sesuai dengan gaya kepemimpinannya.

Keputusan Pramono Anung untuk tidak menunjuk para mantan gubernur sebagai penasihat resmi mencerminkan pendekatan kepemimpinan yang fleksibel dan terbuka. Dengan mengutamakan komunikasi tanpa batasan, Pramono ingin memastikan bahwa ia dapat terus belajar dari pengalaman para pendahulunya tanpa harus terikat oleh formalitas.

Langkah ini tidak hanya menunjukkan penghormatan kepada para mantan gubernur, tetapi juga menjadi strategi untuk membangun kerja sama yang lebih efektif dan efisien demi memajukan Jakarta ke arah yang lebih baik. Dengan pendekatan ini, Pramono berharap dapat menjalankan tugasnya sebagai gubernur dengan dukungan penuh dari berbagai pihak.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Ikuti kami :

Tags

Related Post