TransparanNews, Jakarta – Perjalanan kasus korupsi besar yang melibatkan bos Sriwijaya Air, Hendry Lie, terus bergulir. Tim Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung telah menyelesaikan tahap kedua dalam proses hukum ini dengan menyerahkan tersangka beserta barang bukti kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU) di Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan.
Gambar Istimewa : klimg.com
Hendry Lie ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan keterlibatannya dalam kasus pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah pada periode 2015 hingga 2022. Menurut Harli Siregar, Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, serah terima tanggung jawab ini menjadi langkah penting dalam mempercepat proses hukum.
Peran Hendry Lie dalam Skandal Korupsi Timah
Berdasarkan hasil penyelidikan, Hendry Lie diduga memerintahkan Rosalina dan Fandy Lingga untuk membuat dan menandatangani Surat Penawaran PT Tinindo Inter Nusa. Surat tersebut berisi penawaran kerja sama sewa alat pengolahan timah dengan PT Timah Tbk dan smelter swasta lainnya. Lebih lanjut, Hendry Lie diduga terlibat dalam pembelian serta pengumpulan bijih timah dari penambang ilegal di wilayah IUP PT Timah Tbk melalui perusahaan yang terafiliasi sebagai mitra jasa borongan.
“Hasil penambangan ilegal ini kemudian dijual kepada PT Timah Tbk sebagai tindak lanjut kerja sama sewa peralatan pengolahan,” jelas Harli. Sayangnya, proses tersebut tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga menimbulkan kerugian besar bagi negara akibat pembayaran yang terindikasi mark-up harga.
Kerugian Negara Capai Rp 300 Triliun
Dampak dari skandal korupsi ini sungguh luar biasa. Negara mengalami kerugian hingga Rp 300 triliun. Kerusakan lingkungan akibat aktivitas pertambangan ilegal turut menjadi perhatian utama. Hendry Lie, sebagai salah satu pelaku utama, berperan besar dalam mengatur alur kegiatan ilegal ini, mulai dari penambangan hingga penjualan hasil tambang.
Hendry juga diketahui merupakan beneficiary owner dari PT Tinindo Inter Nusa yang aktif bekerja sama dengan 23 tersangka lainnya. Kerjasama ini melibatkan penyewaan alat peleburan timah yang digunakan untuk mengelola timah ilegal, sehingga memperbesar skala kejahatan tersebut.
Persiapan Dakwaan dan Proses Pengadilan
Setelah tahap kedua selesai, Tim JPU akan segera menyusun Surat Dakwaan untuk melimpahkan berkas perkara ke Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Proses ini diharapkan dapat berlangsung dengan cepat dan transparan untuk memastikan keadilan.
“Kami terus bekerja keras untuk memastikan proses hukum berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku,” tambah Harli.
Kendala dalam Penahanan Tersangka
Hendry Lie sempat menjadi sorotan karena beberapa kali mangkir dari panggilan pemeriksaan dengan alasan menjalani perawatan medis di Singapura. Namun, penyidik akhirnya berhasil menahan Hendry pada hari ini. Langkah ini diharapkan dapat memperlancar proses hukum yang sempat terhambat.
Harapan Publik pada Penegakan Hukum
Kasus ini menjadi ujian besar bagi aparat penegak hukum dalam memberantas korupsi di sektor pertambangan. Selain memulihkan kerugian negara, publik juga menuntut adanya upaya serius untuk memulihkan ekosistem yang rusak akibat aktivitas ilegal ini. Dengan 23 tersangka lainnya yang turut terlibat, kasus ini menjadi salah satu skandal korupsi terbesar di Indonesia.
Masyarakat kini menantikan langkah tegas dari aparat penegak hukum. Dengan penyelesaian kasus ini, diharapkan dapat memberikan efek jera bagi pelaku lainnya serta menjadi momentum untuk memperbaiki tata kelola pertambangan di Indonesia. Proses persidangan Hendry Lie diharapkan akan mengungkap lebih banyak fakta yang dapat membantu menutup celah-celah hukum yang dimanfaatkan oleh para koruptor.
Dengan kerugian negara yang mencapai angka fantastis dan dampak lingkungan yang sangat besar, kasus korupsi ini harus ditangani dengan sangat serius. Penegakan hukum yang transparan dan adil adalah kunci untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap sistem hukum di Indonesia. Semua mata kini tertuju pada proses persidangan Hendry Lie dan tersangka lainnya, yang diharapkan menjadi babak akhir dari skandal besar ini.