TransparanNews, Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyoroti aktivitas vulkanik tiga gunung berapi di Indonesia yang tengah meningkat, yaitu Gunung Ibu di Maluku Utara, Gunung Lewotobi Laki-Laki di Nusa Tenggara Timur, dan Gunung Merapi di Jawa Tengah serta Yogyakarta. Ketiga gunung tersebut kini berada pada status Siaga (Level III), yang membutuhkan kewaspadaan tinggi dari masyarakat sekitar dan pihak berwenang.
Gunung Ibu: Kolom Abu Mencapai 4.000 Meter
Gunung Ibu di Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, mengalami erupsi signifikan pada Sabtu (11/1/2025) pukul 19.35 WIT. Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, kolom abu teramati setinggi 4.000 meter di atas puncak, dengan warna kelabu pekat dan condong ke arah barat.
Gambar Istimewa : arina.id
“Erupsi ini juga disertai lontaran lava pijar sejauh 2 kilometer dari kawah. Lava yang terlihat merah menyala ini menghasilkan suara gemuruh,” jelas Abdul. Meskipun demikian, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan, karena masyarakat telah mendapatkan arahan mitigasi dari pemerintah daerah.
Sebagai langkah antisipasi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memperluas radius aman hingga 5,5 kilometer ke arah bukaan kawah utara. Masyarakat diimbau untuk mematuhi rekomendasi ini guna menghindari dampak lebih lanjut dari aktivitas vulkanik.
Gunung Lewotobi Laki-Laki: Aktivitas Vulkanik Meningkat
Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, juga menunjukkan peningkatan aktivitas sejak awal Januari 2025. Dalam periode 1–7 Januari, gunung setinggi 1.584 meter ini telah mengalami enam kali erupsi, disertai dengan berbagai jenis gempa vulkanik, termasuk 135 gempa hembusan dan 99 gempa harmonik.
“Pengamatan visual mengindikasikan adanya kenaikan tinggi kolom erupsi dari rata-rata 600 hingga 1.200 meter. Lava yang muncul di puncak terlihat jelas pada malam hari, menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan,” ujar Abdul.
PVMBG merekomendasikan agar tidak ada aktivitas apapun dalam radius 5 kilometer dari pusat erupsi dan radius sektoral sejauh 6 kilometer ke arah barat daya hingga timur laut. Material vulkanik yang berpotensi menjadi lahar juga telah terdeteksi di sekitar kawah.
Gunung Merapi: Ancaman Awan Panas dan Lahar Hujan
Gunung Merapi, yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta, tetap berada dalam status Siaga sejak November 2020. Aktivitas vulkanik yang tinggi, ditambah dengan curah hujan yang sering terjadi, meningkatkan risiko terjadinya awan panas dan banjir lahar hujan di sektor selatan-barat daya.
Menurut laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), potensi bahaya mencakup guguran lava panas serta lontaran material vulkanik yang dapat mencapai radius 3 kilometer dari puncak. Selain itu, aliran lahar hujan diperkirakan akan memengaruhi Sungai Boyong, Bedog, Krasak, dan Bebeng hingga sejauh 7 kilometer.
BPPTKG dan pemerintah daerah terus memantau aktivitas Gunung Merapi secara intensif, sembari mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius rawan bencana.
Imbauan untuk Masyarakat
Abdul Muhari menegaskan pentingnya kepatuhan terhadap rekomendasi PVMBG dan pemerintah daerah dalam menghadapi ancaman bencana vulkanik. “Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama. Kami terus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan mitigasi berjalan lancar,” ungkapnya.
Dengan aktivitas vulkanik yang masih tinggi di ketiga gunung ini, BNPB meminta masyarakat tetap tenang, namun waspada. Informasi terkini dapat diakses melalui kanal resmi BNPB dan PVMBG.
Aktivitas vulkanik di Gunung Ibu, Lewotobi Laki-Laki, dan Merapi menunjukkan perlunya siaga darurat yang terus-menerus. Masyarakat sekitar diharapkan untuk selalu memperbarui informasi dan mematuhi arahan pihak berwenang demi keselamatan bersama. Tetap waspada, tetap aman.