Monumen Reog Ponorogo: Lebih Tinggi dari GWK, Simbol Kebanggaan Budaya Lokal

TransparanNews, Ponorogo kini menjadi sorotan dengan hadirnya Monumen Reog Ponorogo yang memiliki tinggi lebih dari Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali. Monumen ini dirancang setinggi

Redaksi

TransparanNews, Ponorogo kini menjadi sorotan dengan hadirnya Monumen Reog Ponorogo yang memiliki tinggi lebih dari Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali. Monumen ini dirancang setinggi 126 meter, dua meter lebih tinggi dari GWK, dan menjadi simbol kebanggaan budaya lokal sekaligus daya tarik wisata baru. Sugiri Sancoko, Bupati Ponorogo, mengungkapkan alasan di balik desain yang monumental ini.

Gambar Istimewa : merdeka.com

“Wisata itu kalau ibarat perempuan harus wangi, harus cantik. Maka wisata harus memikat. Memikat itu kalau tidak tinggi, harus indah. Kami memilih tinggi dan indah,” ujar Sugiri Sancoko dalam acara Syukuran Warisan Budaya Tak Benda (ICH UNESCO) Reog Ponorogo di Jakarta.

Melalui ketinggian dan keindahan yang dimilikinya, monumen ini diharapkan menjadi magnet bagi wisatawan domestik dan internasional. Pengunjung tidak hanya akan menikmati pemandangan megah dari monumen, tetapi juga mendapatkan pengalaman edukatif yang unik. Hal ini diwujudkan dengan keberadaan museum yang menyajikan berbagai informasi terkait budaya Reog dan artefak-artefak sejarah Ponorogo.

Museum Sebagai Pusat Edukasi Budaya

Monumen Reog tidak hanya menjadi landmark megah, tetapi juga pusat edukasi. Di dalamnya, terdapat museum yang menyimpan beragam koleksi, mulai dari pengetahuan tentang seni Reog hingga benda-benda bersejarah yang berkaitan erat dengan Kabupaten Ponorogo. Sugiri menegaskan pentingnya aspek pendidikan dalam pengembangan wisata ini.

“Di situ ada museum dan ada monumen, jadi lokasinya sangat mendidik dan meningkatkan pengetahuan serta budaya. Sehingga, wisata yang ramah dan edukatif menjadi fokus utama kami,” tambah Sugiri, sebagaimana dikutip dari Antara.

Monumen dan museum ini dirancang untuk memberikan pengalaman wisata yang mendalam tanpa mengabaikan dampak lingkungan. Pendekatan ini bertujuan menciptakan destinasi yang tidak hanya menarik, tetapi juga berkelanjutan.

Target Rampung pada Februari 2025

Saat ini, pembangunan Monumen Reog Ponorogo telah mencapai 95 persen. Dengan progres yang signifikan, bangunan utama dijadwalkan rampung pada awal Februari 2025. Proyek ini berdiri di atas lahan milik daerah di Gunung Gamping, Desa Sampu, Kabupaten Ponorogo, dengan anggaran sebesar Rp 76,6 miliar.

Sugiri optimistis, dengan selesainya pembangunan ini, target pertumbuhan ekonomi sebesar delapan persen dapat tercapai. Industri pariwisata diharapkan menjadi salah satu penggerak utama ekonomi lokal.

“Tahun ini, main building sudah 95 persen. Mungkin di awal Februari sudah selesai untuk bangunan utama,” ujarnya.

Daya Tarik Wisata Baru

Monumen Reog Ponorogo dirancang setinggi 126 meter dengan 26 lantai. Dengan desain yang megah, monumen ini tidak hanya melampaui GWK di Bali dari segi ketinggian, tetapi juga menjadi simbol kebesaran budaya Ponorogo. Lokasinya yang strategis dan fasilitas pendukung yang lengkap diyakini mampu menarik wisatawan dari berbagai penjuru.

Kehadiran monumen ini menjadi bukti nyata komitmen Kabupaten Ponorogo dalam melestarikan budaya lokal sekaligus mengembangkan potensi wisata. Sugiri berharap monumen ini dapat menjadi kebanggaan bersama sekaligus memperkenalkan seni Reog ke kancah dunia.

Dengan perpaduan keindahan, edukasi, dan inovasi, Monumen Reog Ponorogo siap mencatatkan namanya sebagai destinasi wisata unggulan di Indonesia. Apakah Anda siap menyaksikan kemegahan budaya ini? Jangan lupa memasukkan Ponorogo ke dalam daftar perjalanan Anda!

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Ikuti kami :

Tags

Related Post