Sorotan utama dalam perayaan ini adalah Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, yang hadir bersama kedua anaknya, Puan Maharani di sisi kiri dan Prananda Prabowo (Nanan) di sisi kanan. Kehadiran mereka memberikan nuansa hangat keluarga yang kompak di tengah suasana politik.
Megawati Tiba dengan Didampingi Tokoh Penting
Megawati tiba sekitar pukul 13.00 WIB, didampingi Nanan dan Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto. Beberapa elite partai seperti Ganjar Pranowo, Olly Dondokambey, dan Said Abdullah juga turut hadir, memperlihatkan kesolidan jajaran pengurus partai. Sebelum pidato utama, peserta acara disuguhkan berbagai penampilan seni, termasuk musik dari Krisdayanti dan Harvey Malaihollo, tarian tradisional, serta pembacaan puisi oleh seniman kawakan Butet Kertaradjasa.
Puan Maharani tiba sekitar pukul 14.00 WIB dan langsung bergabung dengan ibunya. Momen ini menjadi sorotan kamera, menunjukkan kehangatan dan kekompakan keluarga Megawati di tengah perayaan partai yang monumental.
Pidato Megawati: Kesederhanaan dan Pesan untuk Kader
Dalam pidatonya, Megawati menegaskan alasan di balik kesederhanaan acara tahun ini. Ia mengungkapkan keprihatinannya terhadap situasi terkini, sekaligus menyampaikan kabar gembira terkait pencabutan TAP MPRS Nomor 33 Tahun 1967, yang selama ini menjadi momok sejarah bagi keluarga Bung Karno. Dengan suara yang bergetar, Megawati mengucapkan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto atas dukungannya dalam meluruskan sejarah dan memulihkan nama baik Bung Karno.
“Saya sangat terharu atas pencabutan TAP MPRS ini. Ini bukan hanya kemenangan bagi keluarga Bung Karno, tetapi juga bagi seluruh rakyat Indonesia yang menghormati sejarah bangsa,” ujar Megawati.
Ajakan Megawati untuk Kader PDIP
Menanggapi permintaan para kader yang menginginkannya tetap memimpin PDIP, Megawati berkelakar bahwa ia hanya akan melanjutkan kepemimpinannya jika kader-kader partai menunjukkan solidaritas dan semangat juang yang tinggi. Ia juga mengingatkan agar kader yang tidak setia segera mengundurkan diri dari partai.
“Jangan ada kader yang terlena oleh kesejahteraan. Kita ini partai wong cilik, dekat dengan rakyat, bukan hanya mengejar kekuasaan,” tegasnya.
Pesan Akhir dan Harapan untuk Masa Depan
Acara HUT ke-52 PDIP ini ditutup dengan pesan dari Megawati kepada seluruh kader partai untuk terus memperjuangkan kepentingan rakyat. Ia menekankan bahwa PDIP harus selalu menjadi partai yang peduli pada kesejahteraan rakyat, bukan hanya saat pemilu tetapi setiap saat.
Perayaan sederhana ini menjadi momentum refleksi bagi seluruh kader PDIP untuk tetap berjuang demi bangsa dan negara, seiring dengan upaya menjaga warisan perjuangan Bung Karno. “Api perjuangan tidak boleh padam,” tutup Megawati dengan penuh semangat.
Acara ini menandai perjalanan panjang PDIP sebagai salah satu partai besar di Indonesia, sekaligus menggarisbawahi komitmen mereka untuk terus memperjuangkan aspirasi rakyat. HUT ke-52 ini bukan hanya perayaan ulang tahun, tetapi juga momen refleksi yang menginspirasi perjuangan ke depan.