TransparanNews, Perdana Menteri Kanada yang segera lengser, Justin Trudeau, dengan tegas menolak usulan Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, yang menyarankan agar Kanada menjadi bagian dari Amerika Serikat. Usulan kontroversial ini muncul beberapa jam setelah Trudeau mengumumkan pengunduran dirinya sebagai pemimpin Partai Liberal dan Perdana Menteri Kanada.
“Tidak ada peluang sekecil apa pun bagi Kanada untuk menjadi bagian dari Amerika Serikat,” tulis Trudeau di platform media sosial X. Ia menegaskan bahwa kerja sama antara kedua negara selama ini telah memberikan manfaat besar, baik dalam perdagangan maupun keamanan.
Tanggapan dari Pemerintah Kanada
Menanggapi pernyataan Trump, Menteri Luar Negeri Kanada, Melanie Joly, juga memberikan komentar keras. Melalui unggahannya di X, Joly menyatakan bahwa usulan tersebut menunjukkan kurangnya pemahaman Trump terhadap kekuatan dan identitas Kanada.
Gambar Istimewa : seafoodsource.com
“Komentar Presiden terpilih Trump menunjukkan kurangnya pemahaman tentang apa yang membuat Kanada menjadi negara yang kuat,” tulis Joly. Ia juga meyakinkan masyarakat Kanada bahwa negara mereka tetap tangguh meskipun menghadapi ancaman atau tekanan dari luar.
“Ekonomi kita kuat. Rakyat kita kuat. Kita tidak akan pernah menyerah dalam menghadapi ancaman,” tegas Joly, seperti dilansir dari Antara.
Kontroversi Usulan Trump
Sejak memenangkan pemilu pada November 2024, Donald Trump berulang kali mengeluarkan pernyataan kontroversial mengenai Kanada. Ia bahkan menyebut negara tetangganya itu sebagai “negara bagian ke-51” Amerika Serikat.
Trump juga mengancam akan mengenakan tarif sebesar 25 persen pada barang impor dari Kanada, kecuali negara tersebut mengambil langkah-langkah drastis untuk mengurangi penyelundupan narkoba dan imigran ilegal yang masuk ke AS. Ancaman serupa juga ia sampaikan kepada Meksiko, menambah ketegangan hubungan antara ketiga negara di kawasan Amerika Utara.
Kanada Teguh pada Kedaulatan
Pernyataan Trump memicu gelombang kritik dari berbagai pihak di Kanada, termasuk kalangan politik dan masyarakat umum. Para pengamat politik menilai bahwa usulan tersebut tidak hanya tidak realistis tetapi juga mengabaikan sejarah panjang Kanada sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
Kanada, dengan identitas nasionalnya yang kuat, telah lama menjadi mitra penting AS dalam berbagai aspek, mulai dari perdagangan hingga keamanan. Namun, usulan untuk menyatukan kedua negara dianggap tidak sejalan dengan prinsip dasar hubungan bilateral yang saling menghormati.
Trudeau dan Masa Depannya
Sementara itu, Justin Trudeau yang telah memimpin Kanada sejak 2015, mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Perdana Menteri dan pemimpin Partai Liberal pada awal tahun ini. Keputusan tersebut memicu spekulasi mengenai langkah politiknya di masa depan, meskipun banyak pihak mengapresiasi kepemimpinannya yang berhasil memperkuat posisi Kanada di kancah internasional.
Melalui pernyataan terakhirnya, Trudeau menunjukkan bahwa ia tetap konsisten membela kepentingan dan kedaulatan Kanada, bahkan di tengah transisi kepemimpinan. Penolakannya terhadap usulan Trump mempertegas komitmennya pada nilai-nilai yang telah ia pegang selama menjabat.
Pernyataan Donald Trump tentang penggabungan Kanada dengan Amerika Serikat tidak hanya memicu kontroversi, tetapi juga memperlihatkan keteguhan sikap Kanada dalam mempertahankan identitas dan kedaulatannya. Dengan ekonomi yang kuat dan masyarakat yang tangguh, Kanada menunjukkan bahwa mereka tetap berdiri kokoh di tengah tekanan internasional.
Sebagai mitra dagang dan keamanan terbesar Amerika Serikat, hubungan Kanada dan AS akan terus menjadi perhatian global, meskipun pernyataan Trump ini berpotensi menguji dinamika kerja sama kedua negara.
